Waspada! Merokok Bisa Tingkatkan Risiko Alzheimer
A
A
A
JAKARTA - Peneliti kembali menemukan risiko yang disebabkan kebiasaan merokok. Hasil penelitian terbaru dari Amerika Serikat mengungkap merokok bisa meningkatkan risiko alzheimer.
Dilansir WebMD, peneliti dari New York University ini melibatkan 208 responden dewasa dengan rentang usia 55 hingga 90 tahun. Hasil penelitian menunjukkan merokok karena sleep apnea memicu penumpukan amyloid atau racun pada otak yang dikaitkan dengan munculnya alzheimer.
Sebanyak 36% responden diketahui mengalami sleep apnea ringan dan sisanya 16,8% responden sudah menunjukkan gejala sleep apnea berat. Berdasarkan hasil pemindaian otak menunjukkan, semakin berat merokok dan penyakit sleep apnea yang diderita, semakin banyak kandungan amyloid pada otak.
Salah satu peneliti, dr Ricardo Osorio mengatakan amyloid muncul karena kualitas tidur yang buruk. Merokok pada pasien sleep apnea membuat suplai oksigen ke otak terhambatan dan mengurangi kualitas tidur. Namun, risiko alzheimer bisa ditekan dengan menggunakan alat CPAP (continuous positive airway pressure). Produksi dan suplai oksigen yang baik ke otak terbukti mampu mengurangi jumlah kandungan amyloid.
"Karena itu saat ini kami menganjurkan agar para lansia yang mengalami sleep apnea untuk direkomendasikan melakukan skrining alzheimer sebelum terlambat. Terapi CPAP bagi pasien sleep apnea tidak hanya mencegah risiko komplikasi fatal seperti penyakit jantung, namun juga penurunan otak seperti alzheimer," kata Osorio.
Seperti dietahui, alzheimer merupakan kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku pada penderita akibat gangguan di dalam otak yang sifatnya progresif atau perlahan-lahan.
Dilansir WebMD, peneliti dari New York University ini melibatkan 208 responden dewasa dengan rentang usia 55 hingga 90 tahun. Hasil penelitian menunjukkan merokok karena sleep apnea memicu penumpukan amyloid atau racun pada otak yang dikaitkan dengan munculnya alzheimer.
Sebanyak 36% responden diketahui mengalami sleep apnea ringan dan sisanya 16,8% responden sudah menunjukkan gejala sleep apnea berat. Berdasarkan hasil pemindaian otak menunjukkan, semakin berat merokok dan penyakit sleep apnea yang diderita, semakin banyak kandungan amyloid pada otak.
Salah satu peneliti, dr Ricardo Osorio mengatakan amyloid muncul karena kualitas tidur yang buruk. Merokok pada pasien sleep apnea membuat suplai oksigen ke otak terhambatan dan mengurangi kualitas tidur. Namun, risiko alzheimer bisa ditekan dengan menggunakan alat CPAP (continuous positive airway pressure). Produksi dan suplai oksigen yang baik ke otak terbukti mampu mengurangi jumlah kandungan amyloid.
"Karena itu saat ini kami menganjurkan agar para lansia yang mengalami sleep apnea untuk direkomendasikan melakukan skrining alzheimer sebelum terlambat. Terapi CPAP bagi pasien sleep apnea tidak hanya mencegah risiko komplikasi fatal seperti penyakit jantung, namun juga penurunan otak seperti alzheimer," kata Osorio.
Seperti dietahui, alzheimer merupakan kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku pada penderita akibat gangguan di dalam otak yang sifatnya progresif atau perlahan-lahan.
(tdy)