Joko Anwar Berencana Bikin Sekuel Film Horor Pengabdi Setan
A
A
A
SINGAPURA - Pengabdi Setan yang sukses menjadi film horor di Indonesia ini mencuatkan beberapa rumor yang mengatakan bahwa akan ada sekuelnya. Sutradara Pengabdi Setan, Joko Anwar, mengakui dirinya memang berniat membuat terusan film terlaris 2017 itu.
Namun, Joko belum mau memastikan apakah film itu adalah lanjutan atau justru prekuel. Joko ingin merahasiakannya agar menjadi kejutan bagi para pecinta film horor Indonesia.
"Nanti aja tunggu tanggal mainnya dan saya memang ingin ada rencana," ujar Joko saat ditemui di sela perayaan ulang tahun ke-24 HBO Asia di Singapura, Kamis (30/12/2017).
Joko pun sangat senang bahwa Pengabdi Setan disukai tidak hanya di Indoensia, tapi juga di negara lain. Film yang merupakan remake film dengan judul yang sama pada 1980an itu memang diputar di sejumlah negara di Asia Tenggara.
"Terima kasih yang telah menonton film ini karena saya ingin memperlihatkan peran seorang ibu dan keluarganya dalam menghadapai sosok iblis yang memang itu sangat sulit," katanya.
Pengabdi setan mengisahkan tentang sosok Ibu (Ayu Laksmi), seorang penyanyi zaman dulu yang menderita sakit cukup parah. Bahkan, akibat penyakit yang dideritanya sejak tiga tahun terakhir, sang ibu hanya bisa mengisi hari-harinya di atas tempat tidur.
Tinggal di sebuah rumah kuno yang cukup besar dengan kondisi tubuh yang semakin lemah, memaksa sang ibu hanya bisa menggunakan lonceng untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya. Namun, siapa sangka, selain untuk memanggil anak-anaknya, suara lonceng juga ternyata mengundang mahluk dari alam lain.
Fenomena tersebut diketahui setelah Ibu meninggal. Berbekal surat yang ditulis oleh neneknya (Elly Luthan), Rini (Tara Basro), anak sulung ibu, menemui seorang teman nenek. Lewat teman nenek itu lah, Rini sedikit banyak mengetahui tentang ibunya saat awal menikah dengan ayahnya.
Nenek ternyata tidak merestui pernikahan ayah (Bront Paranae) Rini dengan almarhum ibu. Guna mendapat restu serta mendapat pengakuan dari pihak keluarga ayah, si ibu pun disinyalir bersekutu dengen sekte setan, menjadi pengabdi setan.
Nah, sebagai konsekuensinya, anak-anak mereka harus menanggung segala risiko dari keputusan ibu itu. Bahkan, anak bungsu mereka, Ian (M Adhiyat) harus menyusul ibu dengan cara mengenaskan. Ya, Ian yang tuna wicara itu dijemput oleh mayat hidup (zombie) sebagai sarat dari bergabungnya ibu dengan sekte setan.
Teror yang dialami Rini bersama tiga orang adik serta ayahnya baru mereda ketika mereka memutuskan untuk pindah ke apartemen di sebuah kota. Kepindahan mereka itu, dilakukan setelah Ian menghilang, dijemput zombie.
Suasana horor dalam film ini begitu terasa. Perpaduan pencahayaan dan musik, membuat suasana seram semakin sempurna. Apalagi, rumah yang ditempati ibu, berada tidak jauh dari pemakaman. Hadirnya gerombolan zombie yang bertugas menjemput Ian, membuat film ini berbeda dengan film horor Indonesia lainnya. Film ini menjadi film Indonesia terlaris sepanjang 2017 dengan ditonton lebih dari 4,2 juta orang.
Namun, Joko belum mau memastikan apakah film itu adalah lanjutan atau justru prekuel. Joko ingin merahasiakannya agar menjadi kejutan bagi para pecinta film horor Indonesia.
"Nanti aja tunggu tanggal mainnya dan saya memang ingin ada rencana," ujar Joko saat ditemui di sela perayaan ulang tahun ke-24 HBO Asia di Singapura, Kamis (30/12/2017).
Joko pun sangat senang bahwa Pengabdi Setan disukai tidak hanya di Indoensia, tapi juga di negara lain. Film yang merupakan remake film dengan judul yang sama pada 1980an itu memang diputar di sejumlah negara di Asia Tenggara.
"Terima kasih yang telah menonton film ini karena saya ingin memperlihatkan peran seorang ibu dan keluarganya dalam menghadapai sosok iblis yang memang itu sangat sulit," katanya.
Pengabdi setan mengisahkan tentang sosok Ibu (Ayu Laksmi), seorang penyanyi zaman dulu yang menderita sakit cukup parah. Bahkan, akibat penyakit yang dideritanya sejak tiga tahun terakhir, sang ibu hanya bisa mengisi hari-harinya di atas tempat tidur.
Tinggal di sebuah rumah kuno yang cukup besar dengan kondisi tubuh yang semakin lemah, memaksa sang ibu hanya bisa menggunakan lonceng untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya. Namun, siapa sangka, selain untuk memanggil anak-anaknya, suara lonceng juga ternyata mengundang mahluk dari alam lain.
Fenomena tersebut diketahui setelah Ibu meninggal. Berbekal surat yang ditulis oleh neneknya (Elly Luthan), Rini (Tara Basro), anak sulung ibu, menemui seorang teman nenek. Lewat teman nenek itu lah, Rini sedikit banyak mengetahui tentang ibunya saat awal menikah dengan ayahnya.
Nenek ternyata tidak merestui pernikahan ayah (Bront Paranae) Rini dengan almarhum ibu. Guna mendapat restu serta mendapat pengakuan dari pihak keluarga ayah, si ibu pun disinyalir bersekutu dengen sekte setan, menjadi pengabdi setan.
Nah, sebagai konsekuensinya, anak-anak mereka harus menanggung segala risiko dari keputusan ibu itu. Bahkan, anak bungsu mereka, Ian (M Adhiyat) harus menyusul ibu dengan cara mengenaskan. Ya, Ian yang tuna wicara itu dijemput oleh mayat hidup (zombie) sebagai sarat dari bergabungnya ibu dengan sekte setan.
Teror yang dialami Rini bersama tiga orang adik serta ayahnya baru mereda ketika mereka memutuskan untuk pindah ke apartemen di sebuah kota. Kepindahan mereka itu, dilakukan setelah Ian menghilang, dijemput zombie.
Suasana horor dalam film ini begitu terasa. Perpaduan pencahayaan dan musik, membuat suasana seram semakin sempurna. Apalagi, rumah yang ditempati ibu, berada tidak jauh dari pemakaman. Hadirnya gerombolan zombie yang bertugas menjemput Ian, membuat film ini berbeda dengan film horor Indonesia lainnya. Film ini menjadi film Indonesia terlaris sepanjang 2017 dengan ditonton lebih dari 4,2 juta orang.
(alv)