Nikmati Gudeg dengan Rasa yang Meresap
A
A
A
YOGYAKARTA - Gudeg adalah makanan dengan cita rasa manis yang terbuat dari buah nangka. Meskipun beberapa orang masih kurang menyukainya, tak jarang banyak yang gemar menyantapnya.
Apalagi dipadukan dengan ayam suwir, tahu, dan telur. Membayangkannya saja membuat menelan ludah, bukan? Gudeg sendiri berasal dari kata hangudeg atau mengaduk. Menurut Arif Budiman, pemilik akun Instagram @kulineryogya, makanan yang terbuat dari nangka tersebut merupakan sajian yang komponen rasanya saling melengkapi, baik nasi, krecek, maupun lauknya.
Ketiganya enak dimakan bersama-sama. “Bukan gudeg namanya kalau makan nasi cuma sama kreceknya saja atau nasi dengan nangka mudanya saja. Rasanya aneh jika makan terpisah, jadi harus sama-sama dimakannya,” ujar Arif. Gudeg terdiri dari dua macam, yaitu gudeg basah dan gudeg kering.
Keduanya bisa dimakan bersama nasi atau bubur. Perbedaannya adalah terletak pada areh. Pada gudeg kering, areh yang digunakan adalah areh kental, sedangkan pada gudeg basah, areh yang digunakan adalah areh encer bercampur dengan kuah krecek.
Ada lagi satu jenis gudeg, yaitu gudeg manggar. Gudeg ini terbuat dari bunga kelapa yang masih muda. Namun, gudeg ini jarang ditemui karena bahan baku berupa manggar sulit ditemui, bergantung pada persediaan yang ada di pasar.
Selain itu, gudeg tersebut biasa disajikan ketika ada acara khusus. Cita rasa manis dari gudeg berasal dari gula aren, dan hal tersebut berpengaruh pada warna masakan sehingga berubah menjadi kecokelatan. “Cita rasa manis untuk saya biasa saja, tidak terlalu dipermasalahkan.
Tapi, jika ada nangka muda yang tidak terlalu manis dan kreceknya agak pedas, saya pasti lebih memilih itu,” papar Arif. Berbeda halnya dengan Arif yang tidak begitu menyukai cita rasa manis, Ayu Purbasari, pemilik Rumah Dongeng Mentari, menyukai cita rasa gudeg yang manis.
“Aku suka sekali dengan gudeg kering karena lebih manis dan merasuk rasa,” ucap Ayu. Beberapa rekomendasi gudeg kering yang patut dikunjungi penikmat kuliner antara lain Gudeg Hj Ahmad di Jalan Kaliurang, Gudeg Yu Djum di kawasan Barek dekat Magister Manajemen (MM) Universitas Gadjah Mada, dan Gudeg Mbak Warih yang terletak di sebelah barat Batalyon 403.
Ketiga gudeg tersebut cocok dijadikan oleh-oleh karena tahan lama dan dapat dibawa ke luar kota. Adapun gudeg basah yang direkomendasikan adalah Gudeg Bu Tekluk yang terletak di Jalan Gejayan dan Gudeg Sagan di Jalan Sagan.
Selain itu, ada Gudeg Pawon, Gudeg Mbah Lindu, Gudeg Song Djie, Gudeg Batas Kota (Mbak Pirang) dan masih banyak lagi. Semua tempat itu menyajikan gudeg basah dengan rasa gurih yang terasa pedas dan tidak begitu manis.
Bagi penikmat cita rasa pedas yang fantastis, maka patut mengunjungi Gudeg Mercon Bu Tinah yang terletak di Kranggan. Penyajiannya sederhana, yaitu di pinggir jalan seperti gudeg-gudeg sederhana lainnya. Namun, uniknya gudeg ini mempunyai sambal tempe yang superpedas dan sangat lezat.
Tak hanya itu, ada lagi lho gudeg yang unik, yaitu gudeg geprek. Gudeg ini disajikan dengan lauk ayam geprek. Gudeg yang bisa ditemui di Jalan Parangtritis Km 5 atau depan sekolah menengah atas (SMA) Negeri 1 Sewon ini buka mulai pukul 14.00 siang hingga 23.00 malam.
Nur Ukhti M KH
GEN SINDO-Institut Pertanian Bogor
Apalagi dipadukan dengan ayam suwir, tahu, dan telur. Membayangkannya saja membuat menelan ludah, bukan? Gudeg sendiri berasal dari kata hangudeg atau mengaduk. Menurut Arif Budiman, pemilik akun Instagram @kulineryogya, makanan yang terbuat dari nangka tersebut merupakan sajian yang komponen rasanya saling melengkapi, baik nasi, krecek, maupun lauknya.
Ketiganya enak dimakan bersama-sama. “Bukan gudeg namanya kalau makan nasi cuma sama kreceknya saja atau nasi dengan nangka mudanya saja. Rasanya aneh jika makan terpisah, jadi harus sama-sama dimakannya,” ujar Arif. Gudeg terdiri dari dua macam, yaitu gudeg basah dan gudeg kering.
Keduanya bisa dimakan bersama nasi atau bubur. Perbedaannya adalah terletak pada areh. Pada gudeg kering, areh yang digunakan adalah areh kental, sedangkan pada gudeg basah, areh yang digunakan adalah areh encer bercampur dengan kuah krecek.
Ada lagi satu jenis gudeg, yaitu gudeg manggar. Gudeg ini terbuat dari bunga kelapa yang masih muda. Namun, gudeg ini jarang ditemui karena bahan baku berupa manggar sulit ditemui, bergantung pada persediaan yang ada di pasar.
Selain itu, gudeg tersebut biasa disajikan ketika ada acara khusus. Cita rasa manis dari gudeg berasal dari gula aren, dan hal tersebut berpengaruh pada warna masakan sehingga berubah menjadi kecokelatan. “Cita rasa manis untuk saya biasa saja, tidak terlalu dipermasalahkan.
Tapi, jika ada nangka muda yang tidak terlalu manis dan kreceknya agak pedas, saya pasti lebih memilih itu,” papar Arif. Berbeda halnya dengan Arif yang tidak begitu menyukai cita rasa manis, Ayu Purbasari, pemilik Rumah Dongeng Mentari, menyukai cita rasa gudeg yang manis.
“Aku suka sekali dengan gudeg kering karena lebih manis dan merasuk rasa,” ucap Ayu. Beberapa rekomendasi gudeg kering yang patut dikunjungi penikmat kuliner antara lain Gudeg Hj Ahmad di Jalan Kaliurang, Gudeg Yu Djum di kawasan Barek dekat Magister Manajemen (MM) Universitas Gadjah Mada, dan Gudeg Mbak Warih yang terletak di sebelah barat Batalyon 403.
Ketiga gudeg tersebut cocok dijadikan oleh-oleh karena tahan lama dan dapat dibawa ke luar kota. Adapun gudeg basah yang direkomendasikan adalah Gudeg Bu Tekluk yang terletak di Jalan Gejayan dan Gudeg Sagan di Jalan Sagan.
Selain itu, ada Gudeg Pawon, Gudeg Mbah Lindu, Gudeg Song Djie, Gudeg Batas Kota (Mbak Pirang) dan masih banyak lagi. Semua tempat itu menyajikan gudeg basah dengan rasa gurih yang terasa pedas dan tidak begitu manis.
Bagi penikmat cita rasa pedas yang fantastis, maka patut mengunjungi Gudeg Mercon Bu Tinah yang terletak di Kranggan. Penyajiannya sederhana, yaitu di pinggir jalan seperti gudeg-gudeg sederhana lainnya. Namun, uniknya gudeg ini mempunyai sambal tempe yang superpedas dan sangat lezat.
Tak hanya itu, ada lagi lho gudeg yang unik, yaitu gudeg geprek. Gudeg ini disajikan dengan lauk ayam geprek. Gudeg yang bisa ditemui di Jalan Parangtritis Km 5 atau depan sekolah menengah atas (SMA) Negeri 1 Sewon ini buka mulai pukul 14.00 siang hingga 23.00 malam.
Nur Ukhti M KH
GEN SINDO-Institut Pertanian Bogor
(nfl)