Bunda, Begini Cara Mengembangkan Bakat Anak
A
A
A
JAKARTA - Setiap anak memiliki minat dan bakat yang berbeda. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, orang tua dan sekolah seharusnya mendukung dengan membantu mengeksplorasi sehingga anak memiliki keberanian untuk mencoba hal baru.
”Nomor satu yang orang tua harus tahu, setiap anak spesial dan punya kelebihan. Jadi biarkan anak bereksplorasi. Tidak usah khawatir anak berganti-ganti minat karena rasa penasaran anak memang tinggi," kata psikolog Tara de Thouars.
Berikan dukungan positif bukan sekedar mengkritik. Pasalnya, pada dasarnya setiap kegiatan memiliki kesulitan. Oleh karena itu para orang tua harus memberikan dukungan positif agar anak tidak minder, tidak menyerah dan tetap mau mencoba berbagai hal baru.
"Orang tua itu harus peka. Harus sering-sering nawarin mau coba ini apa enggak. Kalau anak enggak mau jangan ya sudah diam saja, tapi ditemanin dan dibantu, biar anak mau coba. Jadi tahu rasanya dan menemukan minatnya. Anak nggak mau itu karena mereka belum mencoba," jelasnya.
Selanjutnya, bangun rasa percaya diri, bukan minder. Tanpa disadari, orang tua kerap membandingkan buah hatinya dengan anak lain. Sayang, kebiasaan ini dinilai Tara bisa membuat anak menjadi minder dan pasrah sehingga tidak memiliki kepercayaan diri untuk mencoba hal baru.
"Ketika orang tua membandingkan anak dengan anak lain, anak jadi mikir kalau dia nggak sebaik dan sepinter dia. Jadi anak itu pasrah dan nggak mau ngapa-ngapain sehingga nggak mau eksplorasi," beber dia.
Tara menekankan orang tua harus menyamakan mimpi dan minat dengan anak. Menurutnya, banyak anak yang melakukan kegiatan dengan dasar paksaan orang tua bukan kesenangan pribadi sehingga anak mudah menyerah dan tidak merasa senang.
"Jangan sampai orang tua terlalu heboh nyemplungin anak ke satu kegiatan ternyata bukan kesukaan anak, tapi orang tuanya. Akibatnya, anak nggak happy, seharusnya anak untuk gemilang itu kuncinya happy kalau enggak, saat anak merasa kesulitan akan gampang menyerah," sarannya.
Selain hal tersebut, yang tak kalah penting adalah orang tua mencukupi asupan nutrisi anak. ”Jadi kalau anak mendapat nutrisi yang tepat, dia akan bisa melakukan kegiatan sewajarnya anak-anak dan bisa maksimal mengeluarkan potensinya," tutup dia.
”Nomor satu yang orang tua harus tahu, setiap anak spesial dan punya kelebihan. Jadi biarkan anak bereksplorasi. Tidak usah khawatir anak berganti-ganti minat karena rasa penasaran anak memang tinggi," kata psikolog Tara de Thouars.
Berikan dukungan positif bukan sekedar mengkritik. Pasalnya, pada dasarnya setiap kegiatan memiliki kesulitan. Oleh karena itu para orang tua harus memberikan dukungan positif agar anak tidak minder, tidak menyerah dan tetap mau mencoba berbagai hal baru.
"Orang tua itu harus peka. Harus sering-sering nawarin mau coba ini apa enggak. Kalau anak enggak mau jangan ya sudah diam saja, tapi ditemanin dan dibantu, biar anak mau coba. Jadi tahu rasanya dan menemukan minatnya. Anak nggak mau itu karena mereka belum mencoba," jelasnya.
Selanjutnya, bangun rasa percaya diri, bukan minder. Tanpa disadari, orang tua kerap membandingkan buah hatinya dengan anak lain. Sayang, kebiasaan ini dinilai Tara bisa membuat anak menjadi minder dan pasrah sehingga tidak memiliki kepercayaan diri untuk mencoba hal baru.
"Ketika orang tua membandingkan anak dengan anak lain, anak jadi mikir kalau dia nggak sebaik dan sepinter dia. Jadi anak itu pasrah dan nggak mau ngapa-ngapain sehingga nggak mau eksplorasi," beber dia.
Tara menekankan orang tua harus menyamakan mimpi dan minat dengan anak. Menurutnya, banyak anak yang melakukan kegiatan dengan dasar paksaan orang tua bukan kesenangan pribadi sehingga anak mudah menyerah dan tidak merasa senang.
"Jangan sampai orang tua terlalu heboh nyemplungin anak ke satu kegiatan ternyata bukan kesukaan anak, tapi orang tuanya. Akibatnya, anak nggak happy, seharusnya anak untuk gemilang itu kuncinya happy kalau enggak, saat anak merasa kesulitan akan gampang menyerah," sarannya.
Selain hal tersebut, yang tak kalah penting adalah orang tua mencukupi asupan nutrisi anak. ”Jadi kalau anak mendapat nutrisi yang tepat, dia akan bisa melakukan kegiatan sewajarnya anak-anak dan bisa maksimal mengeluarkan potensinya," tutup dia.
(tdy)