Rokok Elektrik atau Vape Diklaim Minimalisasi Risiko Kesehatan

Rabu, 20 Desember 2017 - 16:55 WIB
Rokok Elektrik atau...
Rokok Elektrik atau Vape Diklaim Minimalisasi Risiko Kesehatan
A A A
JAKARTA - Studi yang menerangkan mengenai manfaat Produk Tembakau Alternatif, seperti rokok elektrik atau juga dikenal dengan vape, terhadap kesehatan masyarakat terus bergulir. Baru-baru ini, giliran Universitas Catania di Italia yang menyebutkan bahwa konsumsi vape tidak menimbulkan risiko kesehatan serius dibandingkan dengan rokok biasa yang dikonsumsi dengan cara dibakar.

Riset tesebut menyebutkan bahwa konsumsi vape tidak menyebabkan masalah pada paru-paru, bahkan pada konsumen yang menggunakan rokok elektrik secara reguler, hal ini dilihat dari sisi fisiologis, klinis, ataupun inflamasi. Lebih lanjut, tidak ada perubahan yang berarti pada tekanan darah atau denyut jantung para penggunanya.

"Kami tidak menemukan bukti adanya masalah kesehatan, terkait penggunaan rokok elektrik dalam jangka panjang berdasarkan riset kami," kata Direktur Universitas Catania, Riccardo Polosa yang dipublikasikan di Jurnal Scientific Reports.

Laporan dari riset tersebut merupakan hasil studi selama 3,5 tahun dengan menyasar pengguna vape pada usia 23—35 tahun, serta menyasar sekelompok orang non-perokok lainnya dengan rentang usia yang sama. Para peneliti melakukan studi dari beberapa faktor kesehatan seperti tekanan darah, denyut jantung, berat badan, fungsi paru-paru, gejala pernafasan, nafas oksida nitrat, penghembusan karbon monoksida, dan tomografi resolusi tinggi pada paru-paru.

"Tidak ada temuan patologis yang dapat diidentifikasi pada tomografi resolusi tinggi pada paru-paru dan tidak ada gejala pernafasan yang dilaporkan secara konsisten pada pengguna rokok elektrik," tambah Polosa.

Sementara itu studi dengan topik serupa juga sudah dilaksanakan di Indonesia oleh Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) dan membuktikan bahwa vape sebagai produk tembakau alternaif yang dapat menekan risiko kesehatan. YPKP masih terus mensosialisasikan hasil riset ini ke masyarakat yang masih mengosumsi rokok yang dikonsumsi dengan cara dibakar.

“Hasilnya, produk tembakau alternatif ini memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih rendah dibanding rokok yang dikonsumsi dengan dibakar. Hal ini terjadi karena produk yang tidak dibakar dapat mengeliminasi TAR, racun berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran tembakau dan sebagian bersifat karsinogenik,” ujar pendiri YPKP Prof Dr. Achmad Syawqie Yazid.

Dia juga menyebutkan inovasi dari produk tembakau alternatif dapat menjadi solusi efisien untuk mengatasi masalah adiksi rokok. Konsep pengurangan risiko atau pengurangan bahaya (harm reduction) merupakan strategi ilmu kesehatan masyarakat yang bertujuan mengurangi konsekuensi negatif kesehatan dari sebuah produk atau perilaku.

"Saat ini, masih banyak penafsiran yang salah terkait produk tembakau alternatif seperti nikotin tempel, snus, vape, dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, padahal, produk-produk tersebut telah terbukti secara klinis dapat menjadi alternatif untuk menekan dampak buruk dari rokok yang dikonsumsi dengan cara dibakar,” papar Syawqie.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0913 seconds (0.1#10.140)