Studi: Tak Bersosialisasi Berisiko Diabetes

Senin, 25 Desember 2017 - 15:32 WIB
Studi: Tak Bersosialisasi Berisiko Diabetes
Studi: Tak Bersosialisasi Berisiko Diabetes
A A A
JAKARTA - Pria dan wanita yang menutup diri atau tidak aktif secara sosial dan terisolasi ternyata berisiko terkena diabetes. Kurangnya partisipasi sosial membuat risiko diabetes mencapai 60%. Hal itu berdasarkan penelitan di Maastricht University Medical Centre, Belanda.

Dilansir Zeenews, pria yang tidak partisipasi sosial di kelompok masyarakat berisiko mengalami diabetes tipe 2 sebesar 42%, dan pria yang tinggal sendiri atau menyendiri mengalami diabetes tipe 2 lebih tinggi, yakni 94%.

"Studi ini adalah yang pertama untuk menentukan hubungan dari berbagai karakteristik jaringan sosial, seperti dukungan sosial, ukuran jaringan atau jenis hubungan dengan berbagai tahap diabetes tipe 2," kata penulis utama Stephanie Brinkhues dari Maastricht University Medical Centre di Belanda.

"Sebagai orang yang tinggal sendiri tampaknya memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan diabetes tipe 2, mereka harus diakui sebagai kelompok berisiko tinggi dalam perawatan kesehatan. Ukurang jaringan sosial dan partisipasi dalam aktivitas sosial pada akhirnya dapat digunakan sebagai indikator risiko diabetes," tambahnya.

Penelitian ini melibatkan 2.861 responden pria dan wanita berusia 40-75 tahun. Hasilnya ditemukan, perubahan awal metabolisme glukosa dapat menyebabkan keluhan seperti rasa lelah dan perasaan tidak sehat yang menjadi alasan mengapa individu membatasi partisipasi sosial mereka.

"Temuan kami mendukung gagasan bahwa menyelesaikan isolasi sosial dapat membantu mencegah perkembangan diabetes tipe 2," pungkasnya.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6062 seconds (0.1#10.140)