Serendipity, Novel Romantis yang Naik ke Layar Lebar
A
A
A
JAKARTA - Memfilmkan novel kategori best-seller memang tidak mudah, tetapi itu yang kembali dilakukan sutradara Indra Gunawan, setelah sebelumnya sukses memfilmkan novel karya Erisca Febriani berjudul Dear Nathan. Kali ini dia menggarap Serendipity.
Serendipity kurang lebih artinya berkah baik atau mendapatkan sesuatu yang bernilai. Tentunya dalam film, berkah itu bisa kekasih atau pacar yang tidak pernah disangka kehadirannya. Novel Serendipity juga bercerita tentang kebetulan dan berkah baik ini. Namun sisi dramatis relasi cinta menjadi bagian menarik dan sangat menyentuh.
“Serendipity tidak hanya cerita cinta remaja, tapi cerita masa lalu keluarga menjadi drama yang sangat menyentuh. Drama dan romantisme cinta tokoh-tokoh di Serendipity lebih lengkap,” kata Indra.
Virgo Putra Films mengungkap sampai cetakan ke-3, novel Serendipity sudah terjual 40 ribu eksemplar. Pihak penerbit juga sepakat akan memproduksi ulang cetakan ke-4 untuk menyambut rilis film Serendipity.
Penggemar novel Serendipity, menurut Indra juga tak kalah militan. Itu sebabnya, dia optimistis film garapannya kali ini akan direspons positif masyarakat. Di media sosial, rencana rilis film maupun cetakan ulang novel juga ditunggu penggemar. Mereka bahkan tidak sabar. Seperti yang ditulis @hikmatul_razila
“Alhamdulillah... Jadi ga sabaran lihat keras dan arogannya Arkan.”
Serendipity dibintangi tiga remaja yang memiliki basis penggemar cukup besar, mereka adalah Maxime Boutier, Mawar Eva de Jongh, Kenny Austin. Di film ini ketiganya memerankan karakter-karakter unik untuk peran anak sekolah. Film Serendipity juga dibintangi Nadira Octova, Naomi Paulinda, Gunawan, Dian Nitami, Marissa Nasution.
Bagi Indra Gunawan, Serendipity kembali menjadi tantangan tersendiri dalam karier penyutradaraannya. Banyak dari pembaca novel berharap karya filmnya lebih dramatis dan romantis.
Film Serendipity menandai kembalinya rumah produksi Virgo Putra Films. Terakhir, Virgo memperoduksi film di 2008, Realita, Cinta dan Rock’n Roll.
Serendipity menjadi film ke-72 dari Virgo Films setelah lama vakum berproduksi. “Serendipity ini jadi tantangan buat Virgo untuk kembali dan memproduksi film-film untuk penonton anak muda dan keluarga. Dan Indra (Gunawan) sangat paham film untuk penonton anak muda ini,” jelas Ferry Angriawan.
Ceritanya berawal dari hidup Rani yang berubah setelah ayahnya meninggal. Namun, almarhum masih menyisakan hutang. Rani pun membuat keputusan paling berat dalam hidupnya dengan menjadi lady escort. Arkan – sang kekasih – memutuskan hubungan setelah tahu pekerjaan Rani.
Gibran, si murid baru menjadi sahabat yang selalu membantu Rani. Rani tidak bisa menerima kehadiran Gibran karena hatinya masih untuk Arkan. Namun ada satu masalah yang membuat cinta keduanya begitu rumit. Ketulusan menjadi nilai yang sangat berharga bagi perjalanan hidup Rani.
Serendipity kurang lebih artinya berkah baik atau mendapatkan sesuatu yang bernilai. Tentunya dalam film, berkah itu bisa kekasih atau pacar yang tidak pernah disangka kehadirannya. Novel Serendipity juga bercerita tentang kebetulan dan berkah baik ini. Namun sisi dramatis relasi cinta menjadi bagian menarik dan sangat menyentuh.
“Serendipity tidak hanya cerita cinta remaja, tapi cerita masa lalu keluarga menjadi drama yang sangat menyentuh. Drama dan romantisme cinta tokoh-tokoh di Serendipity lebih lengkap,” kata Indra.
Virgo Putra Films mengungkap sampai cetakan ke-3, novel Serendipity sudah terjual 40 ribu eksemplar. Pihak penerbit juga sepakat akan memproduksi ulang cetakan ke-4 untuk menyambut rilis film Serendipity.
Penggemar novel Serendipity, menurut Indra juga tak kalah militan. Itu sebabnya, dia optimistis film garapannya kali ini akan direspons positif masyarakat. Di media sosial, rencana rilis film maupun cetakan ulang novel juga ditunggu penggemar. Mereka bahkan tidak sabar. Seperti yang ditulis @hikmatul_razila
“Alhamdulillah... Jadi ga sabaran lihat keras dan arogannya Arkan.”
Serendipity dibintangi tiga remaja yang memiliki basis penggemar cukup besar, mereka adalah Maxime Boutier, Mawar Eva de Jongh, Kenny Austin. Di film ini ketiganya memerankan karakter-karakter unik untuk peran anak sekolah. Film Serendipity juga dibintangi Nadira Octova, Naomi Paulinda, Gunawan, Dian Nitami, Marissa Nasution.
Bagi Indra Gunawan, Serendipity kembali menjadi tantangan tersendiri dalam karier penyutradaraannya. Banyak dari pembaca novel berharap karya filmnya lebih dramatis dan romantis.
Film Serendipity menandai kembalinya rumah produksi Virgo Putra Films. Terakhir, Virgo memperoduksi film di 2008, Realita, Cinta dan Rock’n Roll.
Serendipity menjadi film ke-72 dari Virgo Films setelah lama vakum berproduksi. “Serendipity ini jadi tantangan buat Virgo untuk kembali dan memproduksi film-film untuk penonton anak muda dan keluarga. Dan Indra (Gunawan) sangat paham film untuk penonton anak muda ini,” jelas Ferry Angriawan.
Ceritanya berawal dari hidup Rani yang berubah setelah ayahnya meninggal. Namun, almarhum masih menyisakan hutang. Rani pun membuat keputusan paling berat dalam hidupnya dengan menjadi lady escort. Arkan – sang kekasih – memutuskan hubungan setelah tahu pekerjaan Rani.
Gibran, si murid baru menjadi sahabat yang selalu membantu Rani. Rani tidak bisa menerima kehadiran Gibran karena hatinya masih untuk Arkan. Namun ada satu masalah yang membuat cinta keduanya begitu rumit. Ketulusan menjadi nilai yang sangat berharga bagi perjalanan hidup Rani.
(tdy)