Dilan Tembus 5,4 Juta Penonton, Publik Makin Baper
A
A
A
JAKARTA - Dalam tiga minggu terakhir, virus Dilan menyebar luas menjangkiti negeri ini. Kata-kata gombal Dilan dalam film Dilan 1990, membuat penontonnya, terutama remaja putri baper. Jumlah penonton pun terus meroket menyentuh angka 5,4 juta.
Berbagai gimmick dan ucapan Dilan membuat film yang diangkat dari novel karya Pidi Baiq tersebut amat digandrungi. Bukan hanya kalangan remaja, dewasa serta selebriti berbondong-bondong ke bioskop demi menonton film dengan background anak-anak SMA itu.
Kalimat Dilan seperti, “Sekarang kamu tidur. Jangan begadang. Dan, jangan rindu. Berat. Kau gak akan kuat. Biar aku saja”, menjadi ‘gombalan’ baru ABG di Jakarta serta kota-kota lainnya.
Fenomenalnya kalimat-kalimat menghanyutkan Dilan untuk Milea, membuat sosial media juga terjangkit demam film ini. Selain quote asli dari dialog Dilan, ada juga yang diplesetkan dalam bentuk meme, sehingga menjadi hiburan bagi penikmat media sosial seperti Instagram atau Facebook. Seperti, “Andai Dilan jadi dosen. Dia bakal bilang: Jangan ngerjain skripsi, skiripsi itu berat. Biar aku saja.”
Tak heran bilan penonton Dilan 1990 melonjak setiap harinya. Alhasil film yang diproduseri Ody Mulya ini sudah mengantongi untung Rp60 miliar. “Terima kasih untuk seluruh penonton Indonesia yang sudah antusias membanjiri bioskop untuk menonton Dilan,” kata Ody.
Dia menjelaskan, pihaknya merogoh kocek sebesar Rp15 miliar untuk memproduksi Dilan 1990. Dengan porsi promosi lebih banyak dari biaya produksi.
Apabila produsen mendapat jatah Rp15.000 per penonton, dengan jumlah penonton yang mencapai lima juta, berarti Max Picture sudah meraup Rp75 miliar. Artinya, Max Pictures sudah untung Rp 60 miliar. “Dari semua film Max Pictures (Dilan) ini film paling laris, (paling laris sebelumnya) cuma satu juta penonton yaitu film Bulan Terbelah di Langit Amerika,” imbuhnya.
Seolah tak ingin kehilangan momen, sang produser langsung bergerak cepat untuk menggarap lanjutan berjudul Dilan 1991. “Film (Dilan 1991) berikutnya akan (tayang) tahun depan, estimasi di Februari," papar Ody.
Proses penggarapan Dilan 1991 dijadwalkan ketika sang pemeran utama yang didapuk sebagi Dilan, Iqbaal Ramadhan pulang ke Indonesia. Saat ini, Iqbaal tengah menempuh studi kuliah di Amerika Serikat.
Film ini juga menjadi karya istimewa bagi sang sutradara Fajar Bustomi. “5 juta penonton yang pasti senenglah. Seneng banget dikasih kemudahan seperti ini. Terima kasih buat yang sudah nonton,” kata Fajar Bustomi.
Kisah Dilan 1990 berawal blog karya Pidi Baiq yang dilanjutkan menjadi novel pada 2014 bertajuk Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1990. Sosok Dilan menarik hati masyarakat Indonesia dengan gombalan dan cerita cinta remajanya dengan Milea ini benar-benar bikin heboh kaum muda. Terlebih ketika diangkat menjadi film. Selain terpesona dengan kegantengan pemerannya, yang paling menjadi sorotan adalah rayuan maut dari si tokoh, Dilan.
Dilan yang merupakan panglima geng motor ini kerap menyajikan kalimat-kalimat romantis yang diucapkan Dilan untuk Milea sang kekasih. Bagi yang belum pernah membaca Novel Dilan, tentunya akan dikejutkan dengan beberapa kata-kata dari tokoh utama yang menyentuh hati penonton, terutama remaja putri. Dilan memiliki cara tersendiri dalam mengungkapkan isihatinya dan menerjemahkan rindunya seringkali melalui kata-kata.
Alhasil, bukan cuma Milea yang jatuh cinta pada Dilan, melainkan para pembaca dan penonton jadi ikut baper.
Raynaldi Wahyu, penonton film Dilan 1990, mencerirakan kisahnya menyaksikan film ini. “Filmnya itu buat baper, bikin senyum-senyum sendiri, dan buat nangis juga," katanya.
Menurutnya, suasana romantislah yang membuat penonton terhanyut. Cara Dilan menyatakan isi hatinya kepada Milea dengan begitu puitis. “Gadis mana yang tidak lulus hatinya saat diberikan kata-kata romantis oleh pujaan hatinya,” ungkapnya.
Selain kisah Dilan dan Milea, setting film dengan suasana Bandung tempo dulu, membuat suasana terasa makin syahdu. “Dilan itu romantis ke Milea, karena dia enggak rela jika Milea dibuat menangis sama cowok lain. Dilan pernah bilang sama Milea: ‘Jangan pernah bilang ada yang menyakitimu atau orang itu akan hilang', itulah yang makin bikin baper," katanya sambil tersenyum.
Demam Dilan 1990 juga dirasakan kalangan selebritas Tanah Air. Salah satunya diva musik tanah air Rossa. Pelantun ‘Ayat Ayat Cinta’ ini mengaku sudah menjadi korban Dilan. Bahkan dia mengatakan sudah tiga kali menonton film tersebut. Dia juga tak lupa mengapresiasi untuk sang penulis novel Pidi Baiq, karena sudah mencipatakan karya sehingga ia bisa bernostalgia ke era 1990. “Kenangan 90-an aku menyeruak dalam benak dan membuat aku mencari kembali teman-teman di masa 90-an yang sekarang sudah memiliki kehidupan masing-masing,” ujar Rossa.
Ya, karena film ini pada akhirnya Rossa mencari kembali teman-temannya dan berencana untuk bersilahtuhrahmi kembali.
"Nonton Dilan 1990 gak cukup 3 kali, gak keberatan untuk mengulang lagi, dan membuat aku merasa beruntung pernah mengalami keindahan masa 90-an," ungkapnya di akun media sosial dengan tidak lupa menambahkan hastag #korban Dilan.
Awalnya Gugup
Pemeran utama film ini Vanesha Prescilla (Milea) dan Iqbaal Ramadhan (Dilan) berbagi cerita bagaimana perjuangan mereka untuk menghayati peran. Dua pemeran ini merupakan bintang film baru, apalagi Iqbaal yang kita ketahui merupakan salah satu personel grup CJR. Namun totalitas dan kerja keras dalam memerankan karakter masing-masing membuahkan hasil yang memuaskan.
“Saya awal syuting gugup setengah mati. Syuting hari pertama langsung mengendarai sepeda motor. Gugup karena sepeda motor di lokasi syuting berbeda dengan yang selama ini saya gunakan untuk latihan. Saya butuh adaptasi, apalagi langsung memboncengkan Milea,” kata Iqbaal.
Hal serupa juga dirasakan Vanesha, “Ini kali pertama saya syuting. Sepanjang hari itu saya bertanya kepada diri sendiri, ‘Gue bisa enggak, nih syuting film? Gue bisa enggak, menyelesaikan proyek ini?’ Bersyukur sekali saya bisa melakukannya.”
Gugup dan ragu, bagi pasangan ini hanyalah satu dari sekian banyak masalah yang muncul di awal syuting. Keduanya teringat, sejak proyek Dilan 1990 diumumkan, banyak yang mencibir, apalagi saat pemeran Iqbaal-Milea dibocorkan.
Awalnya, warganet menyebut Iqbaal tidak pantas menjadi anggota geng motor. Sementara Vanesha yang tidak diketahui rekam jejaknya di industri film dinilai terlalu cantik. Hujan cibiran membuat mereka berupaya keras menjadi pasangan yang klop.
“Mau makan, mandi, atau membaca, pun saya melakukannya selayaknya Dilan. Di mana pun, kapan pun, saya merasakan diri saya adalah Dilan,” Iqbaal bercerita.
Vanesha menambahkan, “Saya juga seperti Iqbaal khususnya ketika reading. Ayah Pidi Baiq mengingatkan saya, 'Kalau kamu menjadi Milea, berusahalah menjadi apa adanya karena kamu sendiri sudah sangat Milea.' Saya membaca novel dan naskahnya berulang-ulang sampai saya merasa 50% diri saya adalah Milea.”
Dia mengakui, proses syuting tidak berjalan mulus. Bagian tersulit adalah adegan Milea mendatangi kantin sekolah lalu terlibat cekcok dengan Anhar (Giulio Parengkuan). Puncaknya, Anhar menampar Milea. Saat itu, emosi Milea terkuras.
“Saya ditampar Anhar dan tamparannya betulan. Saya ditampar 15 kali. Pipi rasanya panas sekali. Tapi seru, saya pikir memang harus begitu untuk mendapatkan rasa sakit dan kecewa yang sebenarnya di depan kamera. Saya bersyukur bisa memperlihatkannya kepada penonton,” kenang adik Sissy Prescillia itu dengan mata berbinar. (Thomasmanggalla)
Berbagai gimmick dan ucapan Dilan membuat film yang diangkat dari novel karya Pidi Baiq tersebut amat digandrungi. Bukan hanya kalangan remaja, dewasa serta selebriti berbondong-bondong ke bioskop demi menonton film dengan background anak-anak SMA itu.
Kalimat Dilan seperti, “Sekarang kamu tidur. Jangan begadang. Dan, jangan rindu. Berat. Kau gak akan kuat. Biar aku saja”, menjadi ‘gombalan’ baru ABG di Jakarta serta kota-kota lainnya.
Fenomenalnya kalimat-kalimat menghanyutkan Dilan untuk Milea, membuat sosial media juga terjangkit demam film ini. Selain quote asli dari dialog Dilan, ada juga yang diplesetkan dalam bentuk meme, sehingga menjadi hiburan bagi penikmat media sosial seperti Instagram atau Facebook. Seperti, “Andai Dilan jadi dosen. Dia bakal bilang: Jangan ngerjain skripsi, skiripsi itu berat. Biar aku saja.”
Tak heran bilan penonton Dilan 1990 melonjak setiap harinya. Alhasil film yang diproduseri Ody Mulya ini sudah mengantongi untung Rp60 miliar. “Terima kasih untuk seluruh penonton Indonesia yang sudah antusias membanjiri bioskop untuk menonton Dilan,” kata Ody.
Dia menjelaskan, pihaknya merogoh kocek sebesar Rp15 miliar untuk memproduksi Dilan 1990. Dengan porsi promosi lebih banyak dari biaya produksi.
Apabila produsen mendapat jatah Rp15.000 per penonton, dengan jumlah penonton yang mencapai lima juta, berarti Max Picture sudah meraup Rp75 miliar. Artinya, Max Pictures sudah untung Rp 60 miliar. “Dari semua film Max Pictures (Dilan) ini film paling laris, (paling laris sebelumnya) cuma satu juta penonton yaitu film Bulan Terbelah di Langit Amerika,” imbuhnya.
Seolah tak ingin kehilangan momen, sang produser langsung bergerak cepat untuk menggarap lanjutan berjudul Dilan 1991. “Film (Dilan 1991) berikutnya akan (tayang) tahun depan, estimasi di Februari," papar Ody.
Proses penggarapan Dilan 1991 dijadwalkan ketika sang pemeran utama yang didapuk sebagi Dilan, Iqbaal Ramadhan pulang ke Indonesia. Saat ini, Iqbaal tengah menempuh studi kuliah di Amerika Serikat.
Film ini juga menjadi karya istimewa bagi sang sutradara Fajar Bustomi. “5 juta penonton yang pasti senenglah. Seneng banget dikasih kemudahan seperti ini. Terima kasih buat yang sudah nonton,” kata Fajar Bustomi.
Kisah Dilan 1990 berawal blog karya Pidi Baiq yang dilanjutkan menjadi novel pada 2014 bertajuk Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1990. Sosok Dilan menarik hati masyarakat Indonesia dengan gombalan dan cerita cinta remajanya dengan Milea ini benar-benar bikin heboh kaum muda. Terlebih ketika diangkat menjadi film. Selain terpesona dengan kegantengan pemerannya, yang paling menjadi sorotan adalah rayuan maut dari si tokoh, Dilan.
Dilan yang merupakan panglima geng motor ini kerap menyajikan kalimat-kalimat romantis yang diucapkan Dilan untuk Milea sang kekasih. Bagi yang belum pernah membaca Novel Dilan, tentunya akan dikejutkan dengan beberapa kata-kata dari tokoh utama yang menyentuh hati penonton, terutama remaja putri. Dilan memiliki cara tersendiri dalam mengungkapkan isihatinya dan menerjemahkan rindunya seringkali melalui kata-kata.
Alhasil, bukan cuma Milea yang jatuh cinta pada Dilan, melainkan para pembaca dan penonton jadi ikut baper.
Raynaldi Wahyu, penonton film Dilan 1990, mencerirakan kisahnya menyaksikan film ini. “Filmnya itu buat baper, bikin senyum-senyum sendiri, dan buat nangis juga," katanya.
Menurutnya, suasana romantislah yang membuat penonton terhanyut. Cara Dilan menyatakan isi hatinya kepada Milea dengan begitu puitis. “Gadis mana yang tidak lulus hatinya saat diberikan kata-kata romantis oleh pujaan hatinya,” ungkapnya.
Selain kisah Dilan dan Milea, setting film dengan suasana Bandung tempo dulu, membuat suasana terasa makin syahdu. “Dilan itu romantis ke Milea, karena dia enggak rela jika Milea dibuat menangis sama cowok lain. Dilan pernah bilang sama Milea: ‘Jangan pernah bilang ada yang menyakitimu atau orang itu akan hilang', itulah yang makin bikin baper," katanya sambil tersenyum.
Demam Dilan 1990 juga dirasakan kalangan selebritas Tanah Air. Salah satunya diva musik tanah air Rossa. Pelantun ‘Ayat Ayat Cinta’ ini mengaku sudah menjadi korban Dilan. Bahkan dia mengatakan sudah tiga kali menonton film tersebut. Dia juga tak lupa mengapresiasi untuk sang penulis novel Pidi Baiq, karena sudah mencipatakan karya sehingga ia bisa bernostalgia ke era 1990. “Kenangan 90-an aku menyeruak dalam benak dan membuat aku mencari kembali teman-teman di masa 90-an yang sekarang sudah memiliki kehidupan masing-masing,” ujar Rossa.
Ya, karena film ini pada akhirnya Rossa mencari kembali teman-temannya dan berencana untuk bersilahtuhrahmi kembali.
"Nonton Dilan 1990 gak cukup 3 kali, gak keberatan untuk mengulang lagi, dan membuat aku merasa beruntung pernah mengalami keindahan masa 90-an," ungkapnya di akun media sosial dengan tidak lupa menambahkan hastag #korban Dilan.
Awalnya Gugup
Pemeran utama film ini Vanesha Prescilla (Milea) dan Iqbaal Ramadhan (Dilan) berbagi cerita bagaimana perjuangan mereka untuk menghayati peran. Dua pemeran ini merupakan bintang film baru, apalagi Iqbaal yang kita ketahui merupakan salah satu personel grup CJR. Namun totalitas dan kerja keras dalam memerankan karakter masing-masing membuahkan hasil yang memuaskan.
“Saya awal syuting gugup setengah mati. Syuting hari pertama langsung mengendarai sepeda motor. Gugup karena sepeda motor di lokasi syuting berbeda dengan yang selama ini saya gunakan untuk latihan. Saya butuh adaptasi, apalagi langsung memboncengkan Milea,” kata Iqbaal.
Hal serupa juga dirasakan Vanesha, “Ini kali pertama saya syuting. Sepanjang hari itu saya bertanya kepada diri sendiri, ‘Gue bisa enggak, nih syuting film? Gue bisa enggak, menyelesaikan proyek ini?’ Bersyukur sekali saya bisa melakukannya.”
Gugup dan ragu, bagi pasangan ini hanyalah satu dari sekian banyak masalah yang muncul di awal syuting. Keduanya teringat, sejak proyek Dilan 1990 diumumkan, banyak yang mencibir, apalagi saat pemeran Iqbaal-Milea dibocorkan.
Awalnya, warganet menyebut Iqbaal tidak pantas menjadi anggota geng motor. Sementara Vanesha yang tidak diketahui rekam jejaknya di industri film dinilai terlalu cantik. Hujan cibiran membuat mereka berupaya keras menjadi pasangan yang klop.
“Mau makan, mandi, atau membaca, pun saya melakukannya selayaknya Dilan. Di mana pun, kapan pun, saya merasakan diri saya adalah Dilan,” Iqbaal bercerita.
Vanesha menambahkan, “Saya juga seperti Iqbaal khususnya ketika reading. Ayah Pidi Baiq mengingatkan saya, 'Kalau kamu menjadi Milea, berusahalah menjadi apa adanya karena kamu sendiri sudah sangat Milea.' Saya membaca novel dan naskahnya berulang-ulang sampai saya merasa 50% diri saya adalah Milea.”
Dia mengakui, proses syuting tidak berjalan mulus. Bagian tersulit adalah adegan Milea mendatangi kantin sekolah lalu terlibat cekcok dengan Anhar (Giulio Parengkuan). Puncaknya, Anhar menampar Milea. Saat itu, emosi Milea terkuras.
“Saya ditampar Anhar dan tamparannya betulan. Saya ditampar 15 kali. Pipi rasanya panas sekali. Tapi seru, saya pikir memang harus begitu untuk mendapatkan rasa sakit dan kecewa yang sebenarnya di depan kamera. Saya bersyukur bisa memperlihatkannya kepada penonton,” kenang adik Sissy Prescillia itu dengan mata berbinar. (Thomasmanggalla)
(nfl)