Koleksi Elegan yang Effortless
A
A
A
KOLEKSI elegan yang effortless ditawarkan Tory Burch untuk fall/winter 2018. Sosialita daninterior decorator, Lee Radziwill, dan koreografer tari Nelken, Pina Bausch, menjadi inspirasi dalam peragaan busana dengan hiasan bunga anyelir ini.
Memasuki ruang fashion show di Bridge Market, New York, Amerika Serikat, tamu undangan dimanjakan dengan taman bunga anyelir yang romantis. Dengan bantuan Miranda Brooks, landscape architect Tory Burch berhasil menghadirkan set panggung artistik yang menggunakan 14.000 bunga anyelir pink.
Dikelilingi interior bangunan putih, visual panggung peragaan busana ini terlihat elegan. Pemimpin redaksi majalah Vogue Amerika Serikat, Anna Wintour, tampak duduk di barisan depan dengan kacamata hitam dan mantel merah.
Sejumlah selebritas, seperti Zoey Deutch, Julianne Moore, dan Sienna Miller, juga tampak di barisan depan. Pada koleksinya kali ini, Tory Burch terinspirasi karakter dan gaya Lee Radziwill.
Adik ibu negara Amerika Serikat Ke-35 Jacqueline Kenndy Onassis ini dikenal sebagai sosialita Amerika. Dia juga sempat menjadi muse untuk berbagai desainer serta public relations rumah mode Giorgio Armani.
“Saya mengenalnya dengan baik. Saya suka karakter, kecerdasan, dan ketahanannya. Jelas saya menyukai gayanya, tapi saya tidak ingin referensi itu secara harfiah,” ujar Tory Burch dilansir Vogue.
Dengan tema Romanticism Defines, rumah mode ini menghadirkan pakaian berdesaineffortless dan elegan. Potongan feminin diseimbangkan dengan elemen tomboi untuk menciptakan perpaduan yang serasi. Outerwear bergaris rancang tailored sukses dipadukan dengan gaun panjang bermotif floral.
Nuansa boho ditampilkan brand ini melalui gaun sutra sifon yang cantik dan elegan. Rok yang dipadukan dengan blazer midi atau poncho membuat koleksi kali ini terlihat menawan. Tidak hanya motif floral, pada musim ini Tory Burch lebih berani dalam bermain patchwork menggunakan motif lain, seperti kotak-kotak yang klasik dan garis.
“Lapisan feminin bercampur jahitan modern. Saya mengambil motif chintz (floral), kontras tekstur dan cetak,” ujar Tory Burch dalam rilis yang diterima KORAN SINDO. Selain koleksi busana, Tory Burch menghadirkan koleksi aksesori. Jajaran tas dan sepatu yang dipertontonkan menghadirkan kesan stylish dan berkelas.
“Saya menghadirkan aksesori berupa tas berdesain klasik dan pointy-toe shoes atau sepatu berujung runcing,” ungkap Tory Burch. (Dwi Nur Ratnaningsih)
Memasuki ruang fashion show di Bridge Market, New York, Amerika Serikat, tamu undangan dimanjakan dengan taman bunga anyelir yang romantis. Dengan bantuan Miranda Brooks, landscape architect Tory Burch berhasil menghadirkan set panggung artistik yang menggunakan 14.000 bunga anyelir pink.
Dikelilingi interior bangunan putih, visual panggung peragaan busana ini terlihat elegan. Pemimpin redaksi majalah Vogue Amerika Serikat, Anna Wintour, tampak duduk di barisan depan dengan kacamata hitam dan mantel merah.
Sejumlah selebritas, seperti Zoey Deutch, Julianne Moore, dan Sienna Miller, juga tampak di barisan depan. Pada koleksinya kali ini, Tory Burch terinspirasi karakter dan gaya Lee Radziwill.
Adik ibu negara Amerika Serikat Ke-35 Jacqueline Kenndy Onassis ini dikenal sebagai sosialita Amerika. Dia juga sempat menjadi muse untuk berbagai desainer serta public relations rumah mode Giorgio Armani.
“Saya mengenalnya dengan baik. Saya suka karakter, kecerdasan, dan ketahanannya. Jelas saya menyukai gayanya, tapi saya tidak ingin referensi itu secara harfiah,” ujar Tory Burch dilansir Vogue.
Dengan tema Romanticism Defines, rumah mode ini menghadirkan pakaian berdesaineffortless dan elegan. Potongan feminin diseimbangkan dengan elemen tomboi untuk menciptakan perpaduan yang serasi. Outerwear bergaris rancang tailored sukses dipadukan dengan gaun panjang bermotif floral.
Nuansa boho ditampilkan brand ini melalui gaun sutra sifon yang cantik dan elegan. Rok yang dipadukan dengan blazer midi atau poncho membuat koleksi kali ini terlihat menawan. Tidak hanya motif floral, pada musim ini Tory Burch lebih berani dalam bermain patchwork menggunakan motif lain, seperti kotak-kotak yang klasik dan garis.
“Lapisan feminin bercampur jahitan modern. Saya mengambil motif chintz (floral), kontras tekstur dan cetak,” ujar Tory Burch dalam rilis yang diterima KORAN SINDO. Selain koleksi busana, Tory Burch menghadirkan koleksi aksesori. Jajaran tas dan sepatu yang dipertontonkan menghadirkan kesan stylish dan berkelas.
“Saya menghadirkan aksesori berupa tas berdesain klasik dan pointy-toe shoes atau sepatu berujung runcing,” ungkap Tory Burch. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)