9 Juta Anak Indonesia Mengalami Stunting
A
A
A
JAKARTA - Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan dari janin hingga anak usia 2 tahun. Di Indonesia, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat 9 juta anak mengalami stunting.
"Secara absolut, 9 juta anak yang tersebar di pedesaan dan perkotaan yang mengalami stunting. Ini angka sangat besar, hampir jumlahnya sama dengan satu penduduk satu negara," tutur Deputi Menteri Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Kennedy Simanjuntak saat acara Stunting Summit di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Dijelaskan Kennedy, stunting tidak hanya terjadi pada masyarakat miskin namun juga pada kelompok tidak miskin. Stunting menyebabkan perkembangan otak dan fisik menjadi terhambat, anak sulit berprestasi, rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa mudah menderita kegemukan sehingga berisiko mengidap penyakit tidak menular.
Sementara di usia produktif, anak dengan stunting memiliki penghasilan 20% lebih rendah dibandingkan anak yang tumbuh optimal. Stunting juga mempengaruhi tingkat inteligensi anak. Di mana anak dengan stunting memiliki IQ rendah daripada anak yang tumbuh optimal.
"Stunting memberikan dampak pada kesehatan, kemiskinan juga perekonomian Indonesia," kata dia.
"Secara absolut, 9 juta anak yang tersebar di pedesaan dan perkotaan yang mengalami stunting. Ini angka sangat besar, hampir jumlahnya sama dengan satu penduduk satu negara," tutur Deputi Menteri Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Kennedy Simanjuntak saat acara Stunting Summit di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Dijelaskan Kennedy, stunting tidak hanya terjadi pada masyarakat miskin namun juga pada kelompok tidak miskin. Stunting menyebabkan perkembangan otak dan fisik menjadi terhambat, anak sulit berprestasi, rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa mudah menderita kegemukan sehingga berisiko mengidap penyakit tidak menular.
Sementara di usia produktif, anak dengan stunting memiliki penghasilan 20% lebih rendah dibandingkan anak yang tumbuh optimal. Stunting juga mempengaruhi tingkat inteligensi anak. Di mana anak dengan stunting memiliki IQ rendah daripada anak yang tumbuh optimal.
"Stunting memberikan dampak pada kesehatan, kemiskinan juga perekonomian Indonesia," kata dia.
(alv)