Semarak Budaya Fesyen Danau Toba, Borobudur dan Labuan Bajo

Kamis, 29 Maret 2018 - 10:29 WIB
Semarak Budaya Fesyen...
Semarak Budaya Fesyen Danau Toba, Borobudur dan Labuan Bajo
A A A
JAKARTA - Indonesia Fashion Week (IFW) 2018 resmi digelar dari kemarin hingga Minggu 1 April mendatang. Pembukaan IFW di Jakarta Convention Center, Jakarta, diawali dengan tarian yang diperagakan sekitar 30 penari.

Tarian yakni gabungan dari beberapa daerah dengan diiringi beberapa lagu daerah. Gabungan tersebut sesuai tema Cultural Identity, yang berarti konsep yang mengupayakan tujuan Pariwisata Untuk Menemukan Insipirasi Fashion’ dengan mengangkat budaya fesyen dari tiga kawasan sebagai sorotan utama yakni Danau Toba di Tanah Batak, Borobodur di Jawa Tengah dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.

Penyelenggaraan IFW 2018 merupakan kerjasama Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) bersama Rumah Kreatif BUMN (RKB). RKB berada dibawah naungan Kementerian BUMN, yang dibina oleh 7 perusahaan BUMN yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, PLN dan Pertamina. Sebagai ajang promosi fashion di Indonesia, APPMI terus mengembangkan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia sebagai salah satu perwujudan peningkatan ekonomi nasional.

Saat pembukaan IFW, Poppy Dharsono, Presiden APPMI dan IFW mengatakan, “Indonesia Fashion Week merupakan perwujudan identitas kebudayaan (cultural identity). Kami selalu berupaya mendorong industri fashion Indonesia yang membawa ciri dan kepribadian nasional, membantu UMKM sebagai basis penggerak industri kreatif kerakyatan khususnya dalam bidang fashion dengan membantu promosi dan mengarahkan produk dan rancangan yang sedang trendi di pasar”.

Saat ini, jumlah pelaku UKM di Indonesia telah mencapai 57 juta, dimana sebagian besar merupakan para pelaku usaha mikro. Hal ini menunjukkan potensi UKM sebagai salah satu penggerak ekonomi Indonesia untuk meningkatkan kemakmuran negeri.

Menurut Staff Khusus II Kementerian BUMN Judith Jubilina Dipodiputro, ajang IFW ini merupakan sarana bagi Rumah Kreatif BUMN untuk mengenalkan karya maupun produksi pelaku UMKM di sektor fashion yang menjadi binaan BUMN.

“Melalui rumah kreatif BUMN, kami ingin memajukan dan mengembangkan usaha pelaku UMKM di berbagai wilayah Tanah Air. Melalui ajang ini, kami ingin mempertemukan para binaan RKB BUMN, terutama di bidang fashion, dengan publik sehingga dapat memperluas jaringan pemasaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan usaha dan membantu pengembangan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Judith.

"Saat ini telah dibangun 202 Rumah Kreatif BUMN di seluruh wilayah Indonesia. RKB ini akan mendampingi dan mendorong para pelaku UKM dalam menjawab tantangan utama pengembangan usaha UKM,” kata Judith.

Indonesia Fashion Week kali ini didukung oleh Tokopedia sebagai official e-commerce partner, dan Wardah sebagai official make up and hair do serta OVO sebagai e-payment partner untuk pembayaran digital. Selannjutnya, IFW juga didukung oleh Kementerian Perindustrian.

Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih yang mewakili Menteri Perindustrian saat memberi sambutan dalam pembukaan IFW bahwa industri fesyen merupakan salah satu dari 16 kelompok industri kreatif yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia.

Diketahui, industri fesyen telah menyumbang konstribusi terhadap PDB nasional sebesar 3,76% dengan nilai ekspor pada tahun 2017 mencapai USD13,29 miliar. Adanya peningkatan 8,7% dari tahun sebelumnya.

"Saat ini persaingan yang semakin kompetitif, industri fesyen harus terus didorong sehingga mampu bertahan dan meningkatkan market share Indonesia di pasar internasional yang saat ini baru mencapai 1,6%. Upaya yang dilakukan antara lain penumbuhan wirausaha baru, fasilitasi promosi dan pedampingan tenaga ahli desain," urainya.

Saat pembukaan IFW, para model tampil di catwalk dengan mengenakan koleksi desainer yang didominasi dengan budaya Batak, Borobudur dan Labuan Bajo. Selain itu, diperkenalkan juga koleksi desainer Internasional dari Turki, Myanmar dan Italia.

Pergelaran para desainer, kemarin sekitar pukul 2 siang mengusung tema Artistic Identity. Misalnya desainer Anna Budiman memilih tema rancangan “Les Femmes Samosir” yang bearti Perempuan Samosir. Dengan meng-highlight bordiran warna-warni dan garis disain kain ulos, Anna menampilkan 12 rancangan dengan unsur modern etnik kain ulos yang tak hanya untuk acara formal saja. Rancangan yang ditujukan untuk wanita muda nan modis, enerjik, dan sosialita ini menggunakan materi ulos, bordiran gambar harimau dan gajah, serta aksesoris berunsur etnik dan batu-batuan alam.

Sementara untuk pergelaran di sore hari pukul 18.00, kemarin, para desainer antara lain Merdi Sihombing, Ida Royani, Ghea Panggabean, Corrie Kastubi, Ivan Gunawan memilih tema Great Toba.

Desainer Corrie terinsipirasi dari etnik Indonesia, terutama Toba, Batak, dan Karo. Koleksinya ditujukan bagi yang berjiwa muda, memiliki style androgyny, dan gemar mix & match. Dengan meng-highlight kontemporer dan sistem cutting, Corrie menggunakan materi patchwork tenun batak, silk, chiffon, voile, dan lance, serta dipadukan dengan aksesoris etnik dengan modern.

Sementara desainer senior Ghea Panggabean yang konsisten mengangkat textile heritage Indonesia ke dalam fashion modern, mengangkat tema “Spirit of Toba” yang terinspirasi dari keindahan dan keragaman kain ulos yang penuh warna dan beraneka ragam, sesuai dengan ciri khas bohemian dan tribal Ghea. (Sali Pawiatan)

(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1138 seconds (0.1#10.140)