Miss Indonesia Alya Nurshabrina Bangga pada 2 Wanita Pendaki Gunung Everest
A
A
A
JAKARTA - Miss Indonesia 2018 Alya Nurshabrina, menghadiri acara #dengaryangmuda Perempuan Indonesia di Puncak Dunia. Acara yang dihadiri Alya tersebut merupakan momen pelepasan dua orang pendaki wanita Indonesia yang hendak mendaki Gunung Everest.
Kedua pendaki itu ternyata adalah dua orang kakak tingkat atau senior Alya semasa menimba ilmu di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Fransiska Dimitri Inkiriwang atau yang kerap disapa Didi dan rekannya, yaitu Mathilda Dwi Lestari yang biasa dipanggil Hilda akan menyelesaikan misi mereka mendaki 7 puncak gunung tertinggi di belahan dunia dan mengibarkan bendera Merah Putih di puncaknya.
“Tentu saya sebagai alumni UNPAR bangga sekali, terlebih Kak Didi dan Kak Hilda ini senior saya sendiri di kampus. Saya juga sudah mengenal mereka lama. Melihat perjuangan mereka sampai sekarang empat tahun lamanya hingga mencapai puncak ke 7 tertinggi di dunia itu membanggakan sekali,” ucap Alya di sela acara #dengaryangmuda Perempuan Indonesia di Puncak Dunia, di di Aula Sekretariat Negara Republik Indonesia Gedung 3, Jakarta, Kamis (29/3/2018).
Selain bangga, ternyata Alya pun ikut merasa khawatir melepas kedua kakak seniornya ini. Alya khawatir akan ada banyak tantangan yang membahayakan untuk menuju puncak Everest yang terkenal mematikan.
“Pastinya ada rasa khawatir tentang mereka, pasti akan mengalami tantangan, seperti cuaca yang ekstrem, juga banyak tantangan lainnya. Tapi, saya percaya mereka juga sudah sangat terlatih untuk puncak yang ketujuh ini,” papar dia.
Tahu begitu banyak tantangan untuk bisa mengharumkan nama bangsa di kancah internasional, Alya berpesan pada seluruh perempuan dan pemuda Indonesia agar menjadikan kegigihan dan perjuangan Didi-Hilda sebagai contoh dalam meraih mimpi. Alya ingin semua perempuan Indonesia tidak pantang menyerah untuk mewujudkan keinginan dan semua mimpinya.
“Pesan saya kepada perempuan Indonesia dan juga seluruh pemuda Indonesia, tolong liat Kak Hilda dan Kak Didi ini sebagai inspirasi dan contoh wanita bisa mencapai impian setinggi apapun itu, baik sebagai pendaki ataupun mimpi lain. Raihlah mimpimu setingginya dan terus berusaha keras untuk mencapai mimpi. Kalau mereka saja bisa untuk mendaki ke 7 puncak gunung di dunia, kamu juga bisa,” ujar Alya.
Di sisi lain, Alya pun bangga dengan Didi dan Hilda yang mendaki gunung dengan tujuan untuk mempresentasikan perempuan yang tegar dan kuat. Didi dan Hilda juga bisa membuktikan pada dunia wanita pun bisa mencapai puncak-puncak gunung tertinggi sama seperti laki-laki.
“Selain itu, saya bangga mereka mendaki gunung khusus untuk merepresentasikan tim perempuan. Namanya sendiri The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU). Bagi saya sendiri penting untuk memiliki peran dan representasi banyak bidang di industri Indonesia. Jadi, ke depannya semoga banyak representasi seperti itu,” papar dia.
Kedua pendaki itu ternyata adalah dua orang kakak tingkat atau senior Alya semasa menimba ilmu di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Fransiska Dimitri Inkiriwang atau yang kerap disapa Didi dan rekannya, yaitu Mathilda Dwi Lestari yang biasa dipanggil Hilda akan menyelesaikan misi mereka mendaki 7 puncak gunung tertinggi di belahan dunia dan mengibarkan bendera Merah Putih di puncaknya.
“Tentu saya sebagai alumni UNPAR bangga sekali, terlebih Kak Didi dan Kak Hilda ini senior saya sendiri di kampus. Saya juga sudah mengenal mereka lama. Melihat perjuangan mereka sampai sekarang empat tahun lamanya hingga mencapai puncak ke 7 tertinggi di dunia itu membanggakan sekali,” ucap Alya di sela acara #dengaryangmuda Perempuan Indonesia di Puncak Dunia, di di Aula Sekretariat Negara Republik Indonesia Gedung 3, Jakarta, Kamis (29/3/2018).
Selain bangga, ternyata Alya pun ikut merasa khawatir melepas kedua kakak seniornya ini. Alya khawatir akan ada banyak tantangan yang membahayakan untuk menuju puncak Everest yang terkenal mematikan.
“Pastinya ada rasa khawatir tentang mereka, pasti akan mengalami tantangan, seperti cuaca yang ekstrem, juga banyak tantangan lainnya. Tapi, saya percaya mereka juga sudah sangat terlatih untuk puncak yang ketujuh ini,” papar dia.
Tahu begitu banyak tantangan untuk bisa mengharumkan nama bangsa di kancah internasional, Alya berpesan pada seluruh perempuan dan pemuda Indonesia agar menjadikan kegigihan dan perjuangan Didi-Hilda sebagai contoh dalam meraih mimpi. Alya ingin semua perempuan Indonesia tidak pantang menyerah untuk mewujudkan keinginan dan semua mimpinya.
“Pesan saya kepada perempuan Indonesia dan juga seluruh pemuda Indonesia, tolong liat Kak Hilda dan Kak Didi ini sebagai inspirasi dan contoh wanita bisa mencapai impian setinggi apapun itu, baik sebagai pendaki ataupun mimpi lain. Raihlah mimpimu setingginya dan terus berusaha keras untuk mencapai mimpi. Kalau mereka saja bisa untuk mendaki ke 7 puncak gunung di dunia, kamu juga bisa,” ujar Alya.
Di sisi lain, Alya pun bangga dengan Didi dan Hilda yang mendaki gunung dengan tujuan untuk mempresentasikan perempuan yang tegar dan kuat. Didi dan Hilda juga bisa membuktikan pada dunia wanita pun bisa mencapai puncak-puncak gunung tertinggi sama seperti laki-laki.
“Selain itu, saya bangga mereka mendaki gunung khusus untuk merepresentasikan tim perempuan. Namanya sendiri The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU). Bagi saya sendiri penting untuk memiliki peran dan representasi banyak bidang di industri Indonesia. Jadi, ke depannya semoga banyak representasi seperti itu,” papar dia.
(alv)