KPAI, Miss Indonesia dan Artis Sosialisasikan Bahaya Kekerasan Anak

Kamis, 05 April 2018 - 18:40 WIB
KPAI, Miss Indonesia dan Artis Sosialisasikan Bahaya Kekerasan Anak
KPAI, Miss Indonesia dan Artis Sosialisasikan Bahaya Kekerasan Anak
A A A
JAKARTA - Kasus kekerasan anak di Indonesia memasuki tahap darurat. Fakta ini terungkap dari data yang diterima oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Anak masih terus menjadi incaran kejahatan baik kekerasan fisik, psikis, verbal, simbolik, seksual hingga cyber. Hal ini membuat Indonesia dihadapkan tantangan yang serius.

Karena itu, guna menekan angka kekerasan terhadap anak, KPAI menggelar Bincang Perlindungan Anak bersama Miss Indonesia 2018 Alya Nurshabrina, Artis Film dan Artis Komedi di Kantor KPAI di Jakarta, Kamis (5/4/2018). Dalam hal ini KPAI mengajak seluruh public figur untuk mensosialisasikan perlindungan anak.

"Kami bersama Miss Indonesia, Ketua PARFI 56 dan PASKI hari ini kita memiliki kesepakatan bersama. Pertama teman-teman artis komedi, film dan Miss Indonesia bahwa perlindungan anak harus dioptimalkan. Mereka punya komitmen melakukan itu sesuai profesinya. Kami mendorong menyisipkan isu-isu di program beliau-beliau karena mereka memiliki followers, fans banyak yang memiliki dampak pada perlindungan anak," ujar Ketua KPAI, Dr. Susanto, MA saat jumpa pers di kantor KPAI, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Dijelaskan Susanto, semua pihak bertanggung jawab dalam memberikan perlindungan terhadap anak. Tak hanya orangtua, namun juga negara, pemerintah pusat dan daerah, pendidik, tokoh figur, artis dan Miss Indonesia. Perlindungan anak dapat diwujudkan dengan membudayakan perlindungan anak seperti melatih dan memasyarakatkan perlindungan anak.

Selain itu, diperlukan juga membiasakan, memopulerkan, membiasakan, mentradisikan terkait perlindungan anak dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sementara, keluarga sebagai perlindungan anak belum bisa menjadi basis perlindungan. Faktanya, banyak ibu dan ayah yang menjadi pelaku kekerasan.

"Saat ini Indonesia dihadapkan tantangan yang cukup serius. Pertama kami melihat jika hari ini dan sekian tahun kedepan kita nggak melakukan upaya dan serius melakukan perlindungan ke anak, kita akan lost generation. Potretnya cukup sederhana. misalnya kasus kejahatan seksual pada anak cukup tinggi. Tentu ini tidak bisa dibiarkan. Keluarga, masyarakat, pemerintah harus turut aktif," jelasnya.

Dalam hal ini, Miss Indonesia 2018 Alya Nurshabrina menyatakan bahwa akan turut aktif mensosialisasikan perlindungan anak. Tak tanggung-tanggung, dara kelahiran Bandung ini sudah memiliki beberapa rencana yang akan dilakukannya. Salah satunya menciptakan masyarakat ramah anak dan berbudaya. Dengan demikian, hal ini akan membantu meminimalisir kekerasan terhadap anak.

"Saya sangat senang dan bersyukur atas semua proses diskusi yang dinasmis. Kami di ruang rapat bertukar ide dan cerita karena kita berbagai latar blakang. Kami membahas secara menyeluruh satu per satu. Rekomendasi dari saya menciptakan masyarakat yang ramah anak bersama lintas komunitas. Karena pada dasarnya lingkungan masyarakat yang positiflah yang baik untuk perlindungan anak dan meningkatkan kinerja penegak hukum," kata Alya.

Susanto pun berharap, Miss Indonesia, PASKI dan PARFI 56 turut aktif dalam upaya perlindungan anak. "Harapannya bahwa teman-teman PARFI, PASKI dan Miss Indonesia tentunya berperan aktif upaya perlindungan anak baik edukasi dan kemitraannya serta menyisipkan perlindungan anak pada setiap programnya," kata Susanto.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5797 seconds (0.1#10.140)