Asyik, Ilmuwan Jerman Temukan Alat Pereda Nyeri Haid

Jum'at, 06 April 2018 - 21:07 WIB
Asyik, Ilmuwan Jerman Temukan Alat Pereda Nyeri Haid
Asyik, Ilmuwan Jerman Temukan Alat Pereda Nyeri Haid
A A A
JAKARTA - Haid adalah masa-masa yang membuat perempuan kerap merasa tersiksa saat menjalaninya. Kendati ada banyak obat, tapi hal itu hanya bersifat sementara, untuk kemudian kembali merasa nyeri di sisa masa menstruasi.

Dilansir Zeenews, sebuah tim peneliti Charite , Universitatsmedizin Berlin, Jerman telah mengembangkan aplikasi baru dengan fitur berbasis akupresur yang akan membantu meringankan rasa sakit dan kram saat wanita menjalani periode datang bulan.

Saat menstruasi, hampir 50 hingga 90 persen perempuan muda mengalami rasa sakit di perut bagian bawah. Mereka juga mengalami gangguan seperti, sakit kepala, sakit punggung, mual dan diare.

Nah, aplikasi baru yang bernama Luna ini dikembangkan oleh para peneliti di Charite , Universitatsmedizin Berlin di Jerman. Luna dapat digunakan sebagai bentuk perawatan diri dan cocok untuk digunakan di rumah.

Aplikasi ini memiliki fitur berbasis akupresur dengan instruksi tentang cara mengelola akupresur diri sesaat sebelum dan selama menstruasi.

Pijat akupresur menggunakan titik-titik tertentu pada tubuh untuk mengobati masalah-masalah kesehatan secara alami dan mengembalikan aliran energi yang harmonis. Instruksi pada aplikasi, termasuk deskripsi visual dari titik-titik tekanan untuk memijat atau menekan tubuh.

Instruksi ini ditemukan lebih efektif dalam mengurangi nyeri haid daripada perawatan biasa, seperti minum obat pereda nyeri dan kontrasepsi hormonal.

Untuk temuan, peneliti mengevaluasi 221 perempuan yang menderita nyeri menstruasi yang berat, berusia antara 18 dan 34 tahun. Mereka kemudian dibekali aplikasi yang digunakan sejak sebelum sampai selama menstruasi.

Setelah 3 bulan, hasilnya menunjukkan bahwa 37 persen peserta melaporkan penurunan 50 persen dalam intensitas nyeri. Baru-baru ini, Luna telah diperbarui dan dioptimalkan untuk digunakan dengan iOS. Studi ini telah diterbitkan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5222 seconds (0.1#10.140)