Ria Irawan Ubah Pola Hidup
A
A
A
JAKARTA - Ria Irawan menjadi salah satu artis yang mulai mengubah pola hidup, setelah divonis terkena kanker getah bening pada 2009. Kehidupannya pun memberi inspirasi banyak orang. Lalu, bagaimana perjuangannya melawan kanker yang saat itu memasuki stadium 3c2.
Pemenang The Best Actress dalam ajang Festival Film Asia Pasific di Iran pada 2003 melalui perannya pada ‘Biola Tak Berdawai’ ini mengatakan hal terpenting yang harus dilakukan dalam proses penyembuhan kankernya adalah melalui komitmen untuk menjalankan hidup dengan pola hidup baru yang lebih fit.
Ria bercerita selama menjalani proses kemo, radiasi dan operasi dalam proses penyembuhan kankernya, ia seringkali mengalami stress.
“Ini mungkin cuma penderita kanker yang tahu ya, gimana stresnya kita pas jalanin berbagai pengobatan itu. Belum lagi ditambah sama hal-hal lain yang secara langsung berdampak ke tubuh. Padahal stress itu bikin badan jadi asam, dan ini lahan yang subur untuk kanker semakin berkembang,” kata Ria.
“Hal yang harus selalu dijaga oleh penderita kanker itu adalah ngga boleh stress. Jadi, badan saya harus selalu alkalin, nah gimana cara supaya tetap alkalin? Ini bisa dibangun dari pola makan dan pola pikir, di pikirannya saya sama sekali ngga boleh stres,” tambah dia.
Ria menyadari sepenuhnya bahwa untuk mencoba pola hidup baru yang lebih fit, dia harus mengubah beberapa kebiasannya. Salah satunya berhenti merokok, meski Istri Mayky Wongkar ini mengaku sangat sulit untuk mencoba berhenti merokok.
Sejalan dengan beberapa percobaan untuk berhenti merokok, Ria menemukan berbagai studi yang memaparkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih rendah dan bahkan bisa membantu untuk secara bertahap berhenti merokok.
“Yang saya dapet itu dari Inggris (melalui British Medical Journal) katanya sih dengan produk tembakau alternatif, salah satunya vape itu 95 persen lebih rendah risiko dan ini bukan asap, jadi engga menghasilkan tar yang kita tahu itu paling berbahaya dari rokok,” paparnya.
“Produk ini itu dipanaskan dan menghasilkan uap. Ini sudah terbukti melalui riset di sana (Inggris) dan sudah banyak orang Inggris yang menggunakan produk ini karena tahu kalau produk ini lebih rendah risiko. Ya jadi, saya pikir pelan-pelan lah kalo mau ngubah pola hidup yang lebih fit kan,” tambah Ria.
Selain di Inggris, Ria juga membaca beberapa hasil studi yang dipublikasi oleh media dari negara lainnya, yakni Selandia Baru dan Rusia dimana pemerintahnya mendukung perokok di negara tersebut untuk menggunakan produk tembakau alternatif sebagai cara untuk menekan jumlah angka perokok yang terus meningkat setiap tahunnya.
“Dilihat dari negara-negara itu udah diperbolehin dan memang terbukti ini lebih rendah risiko. Kalau mau berhenti kan memang ngga bisa cepet dan instan, mesti pelan-pelan dan bertahaplah. Semua kan butuh proses, yang penting memang ada niat mau berubah,” papar dia.
Pemenang The Best Actress dalam ajang Festival Film Asia Pasific di Iran pada 2003 melalui perannya pada ‘Biola Tak Berdawai’ ini mengatakan hal terpenting yang harus dilakukan dalam proses penyembuhan kankernya adalah melalui komitmen untuk menjalankan hidup dengan pola hidup baru yang lebih fit.
Ria bercerita selama menjalani proses kemo, radiasi dan operasi dalam proses penyembuhan kankernya, ia seringkali mengalami stress.
“Ini mungkin cuma penderita kanker yang tahu ya, gimana stresnya kita pas jalanin berbagai pengobatan itu. Belum lagi ditambah sama hal-hal lain yang secara langsung berdampak ke tubuh. Padahal stress itu bikin badan jadi asam, dan ini lahan yang subur untuk kanker semakin berkembang,” kata Ria.
“Hal yang harus selalu dijaga oleh penderita kanker itu adalah ngga boleh stress. Jadi, badan saya harus selalu alkalin, nah gimana cara supaya tetap alkalin? Ini bisa dibangun dari pola makan dan pola pikir, di pikirannya saya sama sekali ngga boleh stres,” tambah dia.
Ria menyadari sepenuhnya bahwa untuk mencoba pola hidup baru yang lebih fit, dia harus mengubah beberapa kebiasannya. Salah satunya berhenti merokok, meski Istri Mayky Wongkar ini mengaku sangat sulit untuk mencoba berhenti merokok.
Sejalan dengan beberapa percobaan untuk berhenti merokok, Ria menemukan berbagai studi yang memaparkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih rendah dan bahkan bisa membantu untuk secara bertahap berhenti merokok.
“Yang saya dapet itu dari Inggris (melalui British Medical Journal) katanya sih dengan produk tembakau alternatif, salah satunya vape itu 95 persen lebih rendah risiko dan ini bukan asap, jadi engga menghasilkan tar yang kita tahu itu paling berbahaya dari rokok,” paparnya.
“Produk ini itu dipanaskan dan menghasilkan uap. Ini sudah terbukti melalui riset di sana (Inggris) dan sudah banyak orang Inggris yang menggunakan produk ini karena tahu kalau produk ini lebih rendah risiko. Ya jadi, saya pikir pelan-pelan lah kalo mau ngubah pola hidup yang lebih fit kan,” tambah Ria.
Selain di Inggris, Ria juga membaca beberapa hasil studi yang dipublikasi oleh media dari negara lainnya, yakni Selandia Baru dan Rusia dimana pemerintahnya mendukung perokok di negara tersebut untuk menggunakan produk tembakau alternatif sebagai cara untuk menekan jumlah angka perokok yang terus meningkat setiap tahunnya.
“Dilihat dari negara-negara itu udah diperbolehin dan memang terbukti ini lebih rendah risiko. Kalau mau berhenti kan memang ngga bisa cepet dan instan, mesti pelan-pelan dan bertahaplah. Semua kan butuh proses, yang penting memang ada niat mau berubah,” papar dia.
(tdy)