Festival Film Puskat Ruedi Hofmann Media Awards 2018 Digelar
A
A
A
YOGYAKARTA - Studio Alam Visual (SAV) Puskat Yogyakarta menggelar Festival Film Puskat (FFP) Ruedi Hofmann Media Awards 2018. FFP ini merupakan pelaksanaan yang ke-4 dan secara resmi diluncurkan di SAV Puskat, Jaban, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Senin (16/4/2018) malam.
Tema yang diambil pada FFP kali ini adalah Mencari Keadilan Membangun Budaya Damai. FFP 2018 memperlombakan dua kategori, yaitu film pendek dan dokumeter.
Ketua Panitia FFP 2018 Romo Murti Hadi Wijayanto SJ mengatakan pemilihan tema tersebut tidak bermaksud membatasi kreativitas para filmmaker. Namun, sebaliknya menuntut mereka untuk lebih berkreativitas dalam mengali tema itu.
“Dari tema ini setidaknya ada tiga materi yang bisa diekplositasi. Pertama tema kemiskinan atau kesenjangan sosial. Kedua keadilan secara harafiah, seperti peradilan yang tidak adil, atau diskriminasi hak kaum minoritas. Ketiga adalah terkait tema yang positif, yang berarti ada ‘kabar baik’ untuk masa depan negeri ini,” kata Murti dalam acara launching FFP 2018.
Romo Murti menjelaskan, tema yang mengangkat kemiskinan, selain masih relevan, juga untuk menyuarakan orang-orang yang termarginalkan oleh kesenjangan sosial yang terjadi di negeri ini atau kadang justru terpinggirkan oleh lajunya pembangunan di negeri ini.
“Film-film bertemakan kemiskinan juga menjadi komitmen untuk tetap menjadi pengingat pemerintah untuk selalu menjaga stabilitas bangsa ini dengan program-program pemerataan pembangunan,” papar dia.
Untuk tema keadilan sosial, bisa mengangkat hal yang tidak adil, karena biasanya yang menjadi korban peradilan yang tidak adil ini justru orang miskin, atau kaum minoritas yang haknya sering dipermainkan, atau juga yang sebenarnya benar tetapi dinyatakan tidak benar di depan hukum yang tidak adil ini.
"Jika ada sebuah wilayah di negeri ini yang lebih maju adil, dan sejahtera karena kreativitas masyarakatnya, atau tokoh-tokoh masyarakat setempat tentu bisa masuk dalam kategori Festival Film Puskat kali ini," kata dia.
Direktur SAV Puskat Romo Iswara SJ menambahkan, FFP kali ini masih tetap memfestivalkan dua kategori, yaitu dokumenter dan film pendek. Untuk kategori film dokumenter, tema yang diangkat kali ini sangat crunchy dan crispy. Untuk kategori film pendek, membutuhkan kreativitas lebih untuk menterjemahkan tema ini dalam sebuah cerita.
“Akan sangat menggembirakan bagi Festival Film Puskat 2018 ini jika banyak film yang masuk terkait tema Keadilan Sosial ini,” papar dia.
FFP 2018 dibuka mulai 16 April hingga 15 September mendatang. Untuk pendaftaran bisa online lewat savpuskat.or.id. Puncak acara pengumuman pemenang peraih Ruedi Hofmann Media Awards akan digelar 15 Oktober mendatang.
Tema yang diambil pada FFP kali ini adalah Mencari Keadilan Membangun Budaya Damai. FFP 2018 memperlombakan dua kategori, yaitu film pendek dan dokumeter.
Ketua Panitia FFP 2018 Romo Murti Hadi Wijayanto SJ mengatakan pemilihan tema tersebut tidak bermaksud membatasi kreativitas para filmmaker. Namun, sebaliknya menuntut mereka untuk lebih berkreativitas dalam mengali tema itu.
“Dari tema ini setidaknya ada tiga materi yang bisa diekplositasi. Pertama tema kemiskinan atau kesenjangan sosial. Kedua keadilan secara harafiah, seperti peradilan yang tidak adil, atau diskriminasi hak kaum minoritas. Ketiga adalah terkait tema yang positif, yang berarti ada ‘kabar baik’ untuk masa depan negeri ini,” kata Murti dalam acara launching FFP 2018.
Romo Murti menjelaskan, tema yang mengangkat kemiskinan, selain masih relevan, juga untuk menyuarakan orang-orang yang termarginalkan oleh kesenjangan sosial yang terjadi di negeri ini atau kadang justru terpinggirkan oleh lajunya pembangunan di negeri ini.
“Film-film bertemakan kemiskinan juga menjadi komitmen untuk tetap menjadi pengingat pemerintah untuk selalu menjaga stabilitas bangsa ini dengan program-program pemerataan pembangunan,” papar dia.
Untuk tema keadilan sosial, bisa mengangkat hal yang tidak adil, karena biasanya yang menjadi korban peradilan yang tidak adil ini justru orang miskin, atau kaum minoritas yang haknya sering dipermainkan, atau juga yang sebenarnya benar tetapi dinyatakan tidak benar di depan hukum yang tidak adil ini.
"Jika ada sebuah wilayah di negeri ini yang lebih maju adil, dan sejahtera karena kreativitas masyarakatnya, atau tokoh-tokoh masyarakat setempat tentu bisa masuk dalam kategori Festival Film Puskat kali ini," kata dia.
Direktur SAV Puskat Romo Iswara SJ menambahkan, FFP kali ini masih tetap memfestivalkan dua kategori, yaitu dokumenter dan film pendek. Untuk kategori film dokumenter, tema yang diangkat kali ini sangat crunchy dan crispy. Untuk kategori film pendek, membutuhkan kreativitas lebih untuk menterjemahkan tema ini dalam sebuah cerita.
“Akan sangat menggembirakan bagi Festival Film Puskat 2018 ini jika banyak film yang masuk terkait tema Keadilan Sosial ini,” papar dia.
FFP 2018 dibuka mulai 16 April hingga 15 September mendatang. Untuk pendaftaran bisa online lewat savpuskat.or.id. Puncak acara pengumuman pemenang peraih Ruedi Hofmann Media Awards akan digelar 15 Oktober mendatang.
(alv)