Ikan Salmon Cegah Risiko Penyakit Jantung
A
A
A
LOS ANGELES - Mengkonsumsi ikan yang mengandung lemak sebanyak 4 kali dalam seminggu dapat membantu meningkatkan jumlah kolesterol baik yang mampu mencegah risiko penyakit jantung.
Seperti dilansir Zeenews, ikan berlemak meningkatkan ukuran dan komposisi lipid dari partikel high-density lipoprotein (HDL) yang dikenal sebagai kolesterol baik pada orang yang memiliki gangguan metabolisme glukosa. Adapun ikan memiliki lemak tinggi, seperti salmon, mackerel, herring, sarden, dan tuna.
Di sisi lain, membiasakan diri menggunakan 30 ml minyak camelina, kaya asam alfa-linolenat yang merupakan asam lemak omega-3, juga bisa mengurangi jumlah partikel Intermediate-density lipoprotein (IDL) berbahaya atau dikenal kolesterol jahat.
Dalam penelitian yang diterbitkan Jurnal Molecular Nutrition & Food Research, tim peneliti melibatkan 100 orang berusia antara 40 dan 72 tahun yang memiliki gangguan metabolisme glukosa.
Peserta penelitian secara acak dibagi menjadi 4 kelompok untuk intervensi selama 12 minggu. Dari 4 kelompok itu, yakni kelompok yang biasa menggunakan minyak camelina, kelompok yang mengonsumsi ikan berlemak, kelompok ikan tanpa lemak, dan kelompok kontrol.
Dari uji coba itu ditemukan orang-orang yang berada dalam kelompok minyak camelina dan ikan berlemak, menunjukkan HDL yang berpotensi lebih tinggi dan tingkat kolesterol IDL yang lebih rendah.
Sebaliknya, makan ikan tanpa lemak, tidak terkait dengan perubahan dalam jumlah, ukuran atau komposisi partikel lipoprotein.
Seperti dilansir Zeenews, ikan berlemak meningkatkan ukuran dan komposisi lipid dari partikel high-density lipoprotein (HDL) yang dikenal sebagai kolesterol baik pada orang yang memiliki gangguan metabolisme glukosa. Adapun ikan memiliki lemak tinggi, seperti salmon, mackerel, herring, sarden, dan tuna.
Di sisi lain, membiasakan diri menggunakan 30 ml minyak camelina, kaya asam alfa-linolenat yang merupakan asam lemak omega-3, juga bisa mengurangi jumlah partikel Intermediate-density lipoprotein (IDL) berbahaya atau dikenal kolesterol jahat.
Dalam penelitian yang diterbitkan Jurnal Molecular Nutrition & Food Research, tim peneliti melibatkan 100 orang berusia antara 40 dan 72 tahun yang memiliki gangguan metabolisme glukosa.
Peserta penelitian secara acak dibagi menjadi 4 kelompok untuk intervensi selama 12 minggu. Dari 4 kelompok itu, yakni kelompok yang biasa menggunakan minyak camelina, kelompok yang mengonsumsi ikan berlemak, kelompok ikan tanpa lemak, dan kelompok kontrol.
Dari uji coba itu ditemukan orang-orang yang berada dalam kelompok minyak camelina dan ikan berlemak, menunjukkan HDL yang berpotensi lebih tinggi dan tingkat kolesterol IDL yang lebih rendah.
Sebaliknya, makan ikan tanpa lemak, tidak terkait dengan perubahan dalam jumlah, ukuran atau komposisi partikel lipoprotein.
(tdy)