Kevin Feige, Otak Digdayanya Film Pahlawan Super
A
A
A
KESUKSESAN Avengers: Infinity War memecahkan rekor pendapatan USD1 miliar hanya dalam waktu 11 hari, plus menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia mengalahkan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1.
Ini menjadi bukti briliannya otak Presiden Marvel Studios Kevin Feige merancang cerita dalam Marvel Universe. Dirilis pada April lalu, Infinity War mengalahkan rekor Star Wars: The Force Awakens (2015) yang meraih angka USD1 miliar untuk pemutaran di seluruh dunia dalam waktu 12 hari.
Film ke- 19 dari Marvel Cinematic Universe (MCU) ini berhasil meraih USD1,2 miliar (Rp16,8 triliun) setelah dua akhir pekan di seluruh dunia. Forbes menyebut film ini akan menjadi film superhero terlaris sepanjang masa. Keberhasilan ini menjadi bukti “tangan dingin” Kevin Feige.
Di bawah kepemimpinannya, Marvel Studios mampu memindahkan semesta para superhero dari komik-komik Marvel yang demikian rumit menjadi (nantinya) puluhan film pahlawan super yang tak cuma memiliki benang merah, juga paling dinantikan di seluruh dunia dalam bingkai film-film MCU.
Berkat Feige, penggemar film dan pahlawan super bisa menyaksikan banyak pahlawan bisa berada dalam satu adegan film. Dimulai sejak Iron Man yang dirilis 10 tahun lalu (2008), Feige kini telah membuat film-film MCU sebagai yang paling ditakuti studio film lainnya.
Terbukti dengan keputusan seluruh produser film di Hollywood menunda perilisan filmnya, hanya agar tak bersinggungan dengan Infinity War di bioskop. Rampage yang dibintangi Dwayne Johnson salah satunya. Hingga kini, film-film yang diproduserinya telah meraih penghasilan kotor (gross) di seluruh dunia lebih dari USD16 miliar (Rp224 triliun).
Feige menjalankan MCU dari kantornya di pojokan di Walt Disney Studios di Burbank, California, sejak tahun 2000 sebagai seorang produser. Kantornya dikelilingi banyak mainan atau action figure. Mulai dari tokohtokoh dalam Iron Man yang ditandatangani sutradara Jon Favreau yang menghias di jendela, tameng Captain America di dinding, palu Thor di atas meja kopi, hingga replika Thanos.
Kehadiran Feige menjawab rahasia kebangkitan Marvel, perusahaan yang pernah menggelepar dalam kebangkrutan dan memiliki hak film untuk hampir semua karakter A-list yang dimiliki oleh studio lain. Baru-baru ini Feige juga diumumkan menjadi salah satu pembicara di forum ternama Produced By Conference, the Producers Guild of America 2018.
Penggemar Komik Sejati
Lalu dari manakah perjalanan Feige? Ternyata kehadiran lelaki kelahiran 2 Juni 1943 di perusahaan perfilman raksasa ini tidak disengaja. Dikutip CNBC, sebagai seorang anak di New Jersey, Feige menikmati bermain dengan tokoh-tokoh aksi, membaca buku-buku komik, dan menonton film.
Dikutip Vanity Fair, setelah ditolak lima kali, dia akhirnya bisa masuk ke sekolah film University of South California dan lulus pada 1995. Saat masih kuliah ini, Feige sempat magang di bawah produser Richard dan Lauren Shuler Donner. Dua tahun kemudian, mereka mempekerjakannya sebagai asisten produser.
“Pekerjaan ini adalah mengajak anjing berjalan-jalan, membuat makan siang, dan mencuci mobil,” ujarnya menjelaskan pekerjaannya yang sesungguhnya. Sebagai asisten produser, Feige membantu Donner dengan film-film, seperti You’ve Got Mail dan Volcano. Ketika Donner sedang mengerjakan film X-Men, posisi Feige pun naik menjadi produser.
Di sinilah Feige berhasil mencuri perhatian Avi Arad, mantan CEO Marvel Entertainment dan pendiri Marvel Studios. Feige pun bergabung dengan Marvel pada 2000, dan langsung membuat film Iron Man dan The Incredible Hulk. Pada 2007 ia pun dipromosikan ke posisinya saat ini, yakni sebagai Presiden Marvel Studios.
“Kami semua di Marvel Studios melihat diri kami sebagai penggemar pertama. Itulah kami sebelum kami menjadi pembuat film,” ucapnya kepada NPR. Saat ini Feige memiliki dua tanggung jawab, yakni sebagai produser dan juga mengawasi produksi film panjang studio ini, yang semuanya menjadi hits nomor satu di box office.
Sebut saja Captain America: Civil War dan Doctor Strange pada tahun 2016. Lalu tahun lalu, dia juga berhasil mencetak hit di film Guardians of the Galaxy Vol. 2 dan Thor: Ragnarok.
Adapun pada tahun ini, dia mengawasi Black Panther dan Infinity War. Feige juga mengawasi film Ant-Man and the Wasp yang akan dirilis pada Juli mendatang, serta Captain Marvel yang akan dirilis tahun depan.
Sementara itu, dosen di sekolah teater, film, dan TV UCLA, Jonathan Kuntz, menilai Feige bisa menjadi “tali pengikat” dan menjadi orang yang tepat dalam memimpin Marvel. “Kevin Feige melakukan hal yang sama yang dilakukan Stan Lee untuk buku komik pada tahun 60-an,” sebut Jonathan kepada The Wrap. (Susi Susanti)
Ini menjadi bukti briliannya otak Presiden Marvel Studios Kevin Feige merancang cerita dalam Marvel Universe. Dirilis pada April lalu, Infinity War mengalahkan rekor Star Wars: The Force Awakens (2015) yang meraih angka USD1 miliar untuk pemutaran di seluruh dunia dalam waktu 12 hari.
Film ke- 19 dari Marvel Cinematic Universe (MCU) ini berhasil meraih USD1,2 miliar (Rp16,8 triliun) setelah dua akhir pekan di seluruh dunia. Forbes menyebut film ini akan menjadi film superhero terlaris sepanjang masa. Keberhasilan ini menjadi bukti “tangan dingin” Kevin Feige.
Di bawah kepemimpinannya, Marvel Studios mampu memindahkan semesta para superhero dari komik-komik Marvel yang demikian rumit menjadi (nantinya) puluhan film pahlawan super yang tak cuma memiliki benang merah, juga paling dinantikan di seluruh dunia dalam bingkai film-film MCU.
Berkat Feige, penggemar film dan pahlawan super bisa menyaksikan banyak pahlawan bisa berada dalam satu adegan film. Dimulai sejak Iron Man yang dirilis 10 tahun lalu (2008), Feige kini telah membuat film-film MCU sebagai yang paling ditakuti studio film lainnya.
Terbukti dengan keputusan seluruh produser film di Hollywood menunda perilisan filmnya, hanya agar tak bersinggungan dengan Infinity War di bioskop. Rampage yang dibintangi Dwayne Johnson salah satunya. Hingga kini, film-film yang diproduserinya telah meraih penghasilan kotor (gross) di seluruh dunia lebih dari USD16 miliar (Rp224 triliun).
Feige menjalankan MCU dari kantornya di pojokan di Walt Disney Studios di Burbank, California, sejak tahun 2000 sebagai seorang produser. Kantornya dikelilingi banyak mainan atau action figure. Mulai dari tokohtokoh dalam Iron Man yang ditandatangani sutradara Jon Favreau yang menghias di jendela, tameng Captain America di dinding, palu Thor di atas meja kopi, hingga replika Thanos.
Kehadiran Feige menjawab rahasia kebangkitan Marvel, perusahaan yang pernah menggelepar dalam kebangkrutan dan memiliki hak film untuk hampir semua karakter A-list yang dimiliki oleh studio lain. Baru-baru ini Feige juga diumumkan menjadi salah satu pembicara di forum ternama Produced By Conference, the Producers Guild of America 2018.
Penggemar Komik Sejati
Lalu dari manakah perjalanan Feige? Ternyata kehadiran lelaki kelahiran 2 Juni 1943 di perusahaan perfilman raksasa ini tidak disengaja. Dikutip CNBC, sebagai seorang anak di New Jersey, Feige menikmati bermain dengan tokoh-tokoh aksi, membaca buku-buku komik, dan menonton film.
Dikutip Vanity Fair, setelah ditolak lima kali, dia akhirnya bisa masuk ke sekolah film University of South California dan lulus pada 1995. Saat masih kuliah ini, Feige sempat magang di bawah produser Richard dan Lauren Shuler Donner. Dua tahun kemudian, mereka mempekerjakannya sebagai asisten produser.
“Pekerjaan ini adalah mengajak anjing berjalan-jalan, membuat makan siang, dan mencuci mobil,” ujarnya menjelaskan pekerjaannya yang sesungguhnya. Sebagai asisten produser, Feige membantu Donner dengan film-film, seperti You’ve Got Mail dan Volcano. Ketika Donner sedang mengerjakan film X-Men, posisi Feige pun naik menjadi produser.
Di sinilah Feige berhasil mencuri perhatian Avi Arad, mantan CEO Marvel Entertainment dan pendiri Marvel Studios. Feige pun bergabung dengan Marvel pada 2000, dan langsung membuat film Iron Man dan The Incredible Hulk. Pada 2007 ia pun dipromosikan ke posisinya saat ini, yakni sebagai Presiden Marvel Studios.
“Kami semua di Marvel Studios melihat diri kami sebagai penggemar pertama. Itulah kami sebelum kami menjadi pembuat film,” ucapnya kepada NPR. Saat ini Feige memiliki dua tanggung jawab, yakni sebagai produser dan juga mengawasi produksi film panjang studio ini, yang semuanya menjadi hits nomor satu di box office.
Sebut saja Captain America: Civil War dan Doctor Strange pada tahun 2016. Lalu tahun lalu, dia juga berhasil mencetak hit di film Guardians of the Galaxy Vol. 2 dan Thor: Ragnarok.
Adapun pada tahun ini, dia mengawasi Black Panther dan Infinity War. Feige juga mengawasi film Ant-Man and the Wasp yang akan dirilis pada Juli mendatang, serta Captain Marvel yang akan dirilis tahun depan.
Sementara itu, dosen di sekolah teater, film, dan TV UCLA, Jonathan Kuntz, menilai Feige bisa menjadi “tali pengikat” dan menjadi orang yang tepat dalam memimpin Marvel. “Kevin Feige melakukan hal yang sama yang dilakukan Stan Lee untuk buku komik pada tahun 60-an,” sebut Jonathan kepada The Wrap. (Susi Susanti)
(nfl)