Jadi Juri The Next Boy/Girl Band, Dewi Gita Hadapi Dilema
A
A
A
JAKARTA - Menjadi seorang juri dalam sebuah ajang pencarian bakat menyanyi, ternyata kerap menghadirkan dilema. Hal itu seperti dialami oleh Dewi Gita yang dipercaya menjadi salah satu juri ajang pencarian bakat pada program The Next Boy/Girl Band Indonesia di GTV.
Menjadi juri untuk tim Boy, Xcite, Dewi mengaku dirinya tidak melulu memberikan penilaian yang objektif. "Jadi ya salahnya saya nih, karena sebagai penyanyi. Jadi kadang suka nggak objektif, gitu," kata dia.
"Saya di sisi kasihannya malah keluar. Karena saya juga nyanyi, dan saya juga ngerasain perjuangannya saya sebagai penyanyi seperti apa. Jadi suka ada sisi kasiannya gitu. Itu yang nggak boleh sebenarnya," lanjut dia.
Dewi mengakui, apa yang dirasakannya itu bukan sesuatu yang ideal. Bagi dia, seorang juri harus berani memberikan penilaian yang sesuai dengan penampilan para kontestan, termasuk ketika itu penilaian yang tidak bagus.
"Kalau jadi judges, itu harus to the poin, diliat memang bahwa dia salah, ya harus salah. Jangan salah nih, aduh tapi kasihan ya, dia kemarin habis latihannya seperti ini, aduh kasian ya. Nah, itu tuh nggak boleh. Saya ada itunya," papar dia.
Sisi subjektivitas diakui Dewi tidak terlepas dari perjalanannya sebagai seorang penyanyi. Meniti karier lewat sejumlah kompetisi, Dewi mengaku tahu sepenuhnya bagaimana perjuangan seorang kontestan untuk bisa tampil maksimal saat berada di atas panggung.
"Saya ngerasain perjuangannya di kompetisi itu seperti apa. Karena saya tuh besar di kompetisi kan? Karier saya juga sampai di sini karena kompetisi. Jadi kalau saya balik ke saya sendiri, saya tuh nggak cocok kalau jadi juri. Suka kasihan, suka sedih. Karena pengalaman pribadi, hahaha," tutur istri Armand Maulana itu.
Menjadi juri untuk tim Boy, Xcite, Dewi mengaku dirinya tidak melulu memberikan penilaian yang objektif. "Jadi ya salahnya saya nih, karena sebagai penyanyi. Jadi kadang suka nggak objektif, gitu," kata dia.
"Saya di sisi kasihannya malah keluar. Karena saya juga nyanyi, dan saya juga ngerasain perjuangannya saya sebagai penyanyi seperti apa. Jadi suka ada sisi kasiannya gitu. Itu yang nggak boleh sebenarnya," lanjut dia.
Dewi mengakui, apa yang dirasakannya itu bukan sesuatu yang ideal. Bagi dia, seorang juri harus berani memberikan penilaian yang sesuai dengan penampilan para kontestan, termasuk ketika itu penilaian yang tidak bagus.
"Kalau jadi judges, itu harus to the poin, diliat memang bahwa dia salah, ya harus salah. Jangan salah nih, aduh tapi kasihan ya, dia kemarin habis latihannya seperti ini, aduh kasian ya. Nah, itu tuh nggak boleh. Saya ada itunya," papar dia.
Sisi subjektivitas diakui Dewi tidak terlepas dari perjalanannya sebagai seorang penyanyi. Meniti karier lewat sejumlah kompetisi, Dewi mengaku tahu sepenuhnya bagaimana perjuangan seorang kontestan untuk bisa tampil maksimal saat berada di atas panggung.
"Saya ngerasain perjuangannya di kompetisi itu seperti apa. Karena saya tuh besar di kompetisi kan? Karier saya juga sampai di sini karena kompetisi. Jadi kalau saya balik ke saya sendiri, saya tuh nggak cocok kalau jadi juri. Suka kasihan, suka sedih. Karena pengalaman pribadi, hahaha," tutur istri Armand Maulana itu.
(alv)