5 Godaan Puasa di Mata Millenials

BULAN Ramadhan menjadi bulan yang tiap tahunnya selalu ditunggu. Pasalnya, banyak orang berlomba-lomba memperbanyak ibadah dan berbuat kebaikan untuk mendapatkan pahala yang berlipat dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.

Tidak sekadar untuk menahan makan dan minum selama lebih dari 12 jam, orang yang berpuasa juga dituntut untuk menahan hawa nafsu. Selama lebih dari 12 jam tersebut, tentu banyak godaan dan rintangan yang dilalui dan harus kita coba untuk taklukan. Lalu, apa ya godaan puasa terberat millenials dalam menjalankan puasa setiap tahunnya? Yuk, simak cerita mereka!

1. Video Makanan dan Minuman di TV dan Media Sosial
Godaan puasa yang satu ini tentunya menjadi yang terberat dari semua godaan, terutama pada siang hari. Hidayatul Lutfika, mahasiswi Universitas Indonesia ini menyebutkan video makanan di media sosial yang membuat dirinya tergoda.

"Kalau aku sih paling tergoda sama video mukbang di You Tube . Jadi, video mukbang itu sendiri adalah video yang memperlihatkan orang makan dengan porsi sangat banyak di depan kamera," cerita Fika, sapaan akrabnya.

Nah, untuk menahan godaan itu saat berpuasa, Fika mengaku mengurangi waktu untuk membuka YouTube . Seperti Fika, Atika Kusumastuti, mahasiswi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, tergoda dengan iklan minuman di media sosial.

"Rasa lapar itu masih bisa ditahan, tapi kalau haus, susah banget! Apalagi di Surabaya sangat panas, jadi gampang haus," celoteh cewek pencinta drama Korea ini. Tapi ditambahkannya, "Godaan puasa, ya datang dari diri sendiri. Seharusnya kita bisa menahan atau melakukan hal yang lebih bermanfaat."

2. Ngabuburit Menjelang Berbuka

Siapa yang tidak suka ngabuburit pada bulan Ramadhan? Ngabuburit merupakan kegiatan yang biasa dilakukan, khususnya orang-orang Indonesia, menjelang berbuka. Aktivitas ngabuburit dapat berupa berburu makanan untuk berbuka puasa atau sekadar jalan-jalan di mal untuk menghabiskan waktu.

Nah, kegiatan ngabuburit ini ternyata dapat menjadi sumber godaan puasa kita, loh! Makanan dan minuman yang dijual di pinggir jalan siap menggoda puasa kita saat menjelang berbuka. Silna Kausar, mahasiswi Universitas Darusalam Gontor, pernah mengalami godaan puasa saat ngabuburit . "Waktu itu masih duduk di bangku SMP. Aku sama teman-teman ngabuburit di mal. Selama di mal, kami haus saat melewati barisan restoran. Tergoda juga, akhirnya kami batal puasa, he-he-he," katanya.

3. Tidur dan Kasur
Karena puasa menuntut kita untuk menahan rasa lapar dan haus, hal itu tentunya membuat kita sering kali lemas dan tidak bertenaga. Tidur sering kali menjadi jawaban menghabiskan waktu sambil menunggu berbuka. Satria Putra, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta ini, terkadang menyiasati rasa lemas saat puasa dengan tidur.

"Tentunya itu enggak baik sih. Jangan sampai kita seharian puasa hanya dihabiskan untuk tidur, harusnya memperbanyak ibadah dan kegiatan bermanfaat," kata Satria. "Jadi, kadang menghabiskan waktu dengan main game ," tambahnya.

4. Emosi saat Puasa
Godaan puasa yang keempat ini, tentunya pernah dialami setiap orang yang berpuasa. Entah saat kita menghadapi kemacetan di jalan, terlambat masuk kampus, tugas kuliah yang menumpuk, atau teman-teman yang kerap kali menyebalkan.

Witania Cahyadi, mahasiswi Universitas Negeri Jakarta ini berpendapat bahwa menahan emosi saat puasa terasa lebih berat dibandingkan menahan lapar dan haus. "Jadi, waktu itu aku lagi naik motor dan jalanan sangat ramai, karena orang-orang sedang berburu makanan untuk buka puasa, aku jadi emosi dan marah-marah!" katanya.

5. Teman yang Suka Menggoda
Mutiara Ale, mahasiswi ISI Yogyakarta mengamini kalau bergosip dan teman yang suka menggoda menjadi godaan terbesar buatnya saat berpuasa. "Puasa menurutku tidak hanya menjaga diri dari hawa nafsu, tidak makan dan minum, tapi juga menjaga lisan dan memperbanyak ibadah," ucap Tiara. "Godaan yang terberat menurutku, ya datang dari teman-temanku yang sedang tidak puasa dan suka menggoda. Biasanya mereka hanya bercanda, tapi tak jarang juga jadi membuatku tergoda beneran!" serunya.

NABILLA RIZKY RAMADHANI
(GEN SINDO-Institut Pertanian Bogor)