Toge Panyabungan, Menu Khas Berbuka Puasa Mandailing Natal
A
A
A
PANYABUNGAN - Top Markotop! Toge Panyabungan menjadi menu makanan yang tidak pernah ketinggalan untuk berbuka puasa bagi warga Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Setiap Ramadhan, masyarakat Panyabungan, Kabupaten Madina selalu ramai mengunjungi tempat-tempat penjualan menu buka puasa (parbuko), baik yang di pinggir jalan maupun di pasar dadakan.
Yang paling ramai dikunjungi oleh masyarakat adalah Pasar Baru Panyabungan. Mereka mencari menu toge sebagai makanan yang tidak pernah tinggal saat berbuka puasa tiba. Toge Panyabungan yang paling terkenal dulunya adalah toge “Taing Tumpat“ yang sampai saat ini masih menjadi favorit.
Sekilas toge panyabungan hampir seperti es campur atau es cendol. Bedanya, isi yang terkandung dalam minumannya. Tidak hanya santan, gula merah, dan cendol, ada juga ketan, pulut hitam, pulut tape, candil, dan lupis. Dalam penyajiannya, minuman lezat ini diberi es untuk menambah rasa dingin.
Toge Panyabungan kini sudah terkenal di seluruh Sumatera Utara, bahkan ke Sumatera Barat (Sumbar), menu makan yang satu ini sudah banyak yang mengenalnya. Jadi tidak heran jika puasa di pasar dadakan depan Pasar Baru panyabungan, Madina, sering ditemukan orang dari luar untuk membeli toge panyabungan.
Seperti Siti Haminah Chaniago (27) warga Sumbar yang sengaja mampir saat hendak melintas di Kota Panyabungan bersama keluarga. Mereka sengaja singgah untuk membeli toge dengan cita rasa khas ini.
"Awalnya dengar dari tetangga saya yang orang Mandailing dan kebetulan pada waktu itu dia masak toge panyabungan dan enak banget. Jadi pensaran dan sengaja mampir untuk membeli toge panyabungan" kata Aminah kepada MNC Media.
"Harga cuma Rp5.000 per bungkus. Iya, selain murah, rasa gula aren yang alami membuat kita suka menikmati toge panyabungan" tuturnya
Memang setiap orang yang ingin membeli toge panyabungan selalu pelataran parkir Pasar Baru Panyabungan yang paling utama di kunjungi orang jika bulan puasa. Padahal Taing Tumpat sudah beberapa tahun lalu meninggal dunia, dan memang keluarganya masih meneruskan usaha yang ditekuni sejak kecil bersama orangtuanya.
"Toge panyabungan Ini sudah bagaikan warisan bagi kami dan ini tetap kita kembangkan" kata Roinah, pemilik resto.
Tidak hanya itu, toge panyabungan sering di pesan para penggiat acara buka bersama, seperti pemerintah daerah (pemda), jika mengadakan safari ramadan, toge taing tumpat selalu mendapat pesanan. "Sering juga sih ada pesanan dari pihak pemda" timpalnya.
Setiap Ramadhan, masyarakat Panyabungan, Kabupaten Madina selalu ramai mengunjungi tempat-tempat penjualan menu buka puasa (parbuko), baik yang di pinggir jalan maupun di pasar dadakan.
Yang paling ramai dikunjungi oleh masyarakat adalah Pasar Baru Panyabungan. Mereka mencari menu toge sebagai makanan yang tidak pernah tinggal saat berbuka puasa tiba. Toge Panyabungan yang paling terkenal dulunya adalah toge “Taing Tumpat“ yang sampai saat ini masih menjadi favorit.
Sekilas toge panyabungan hampir seperti es campur atau es cendol. Bedanya, isi yang terkandung dalam minumannya. Tidak hanya santan, gula merah, dan cendol, ada juga ketan, pulut hitam, pulut tape, candil, dan lupis. Dalam penyajiannya, minuman lezat ini diberi es untuk menambah rasa dingin.
Toge Panyabungan kini sudah terkenal di seluruh Sumatera Utara, bahkan ke Sumatera Barat (Sumbar), menu makan yang satu ini sudah banyak yang mengenalnya. Jadi tidak heran jika puasa di pasar dadakan depan Pasar Baru panyabungan, Madina, sering ditemukan orang dari luar untuk membeli toge panyabungan.
Seperti Siti Haminah Chaniago (27) warga Sumbar yang sengaja mampir saat hendak melintas di Kota Panyabungan bersama keluarga. Mereka sengaja singgah untuk membeli toge dengan cita rasa khas ini.
"Awalnya dengar dari tetangga saya yang orang Mandailing dan kebetulan pada waktu itu dia masak toge panyabungan dan enak banget. Jadi pensaran dan sengaja mampir untuk membeli toge panyabungan" kata Aminah kepada MNC Media.
"Harga cuma Rp5.000 per bungkus. Iya, selain murah, rasa gula aren yang alami membuat kita suka menikmati toge panyabungan" tuturnya
Memang setiap orang yang ingin membeli toge panyabungan selalu pelataran parkir Pasar Baru Panyabungan yang paling utama di kunjungi orang jika bulan puasa. Padahal Taing Tumpat sudah beberapa tahun lalu meninggal dunia, dan memang keluarganya masih meneruskan usaha yang ditekuni sejak kecil bersama orangtuanya.
"Toge panyabungan Ini sudah bagaikan warisan bagi kami dan ini tetap kita kembangkan" kata Roinah, pemilik resto.
Tidak hanya itu, toge panyabungan sering di pesan para penggiat acara buka bersama, seperti pemerintah daerah (pemda), jika mengadakan safari ramadan, toge taing tumpat selalu mendapat pesanan. "Sering juga sih ada pesanan dari pihak pemda" timpalnya.
(tdy)