Vitamin D Bisa Cegah Kanker Usus Besar
A
A
A
JAKARTA - Tak hanya mampu menguatkan tulang, penelitian terbaru dari Journal of the National Cancer Institute menunjukkan bahwa vitamin D bisa mencegah kanker kolorektal atau kanker usus besar. Sementara, jika kekurangan vitamin D, hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit tersebut.
"Baik pria maupun wanita, level kekurangan vitamin D dikaitkan dengan 30 persen peningkatan risiko kanker kolorektal. Orang yang memiliki cukup vitamin D dalam darahnya, 22 persen memiliki risiko lebih rendah," kata ahli epidemiologi nutrisi dari American Cancer Society sekaligus penulis penelitian tersebut, Marji McCullough.
Dilansir dari NPR Health, penelitian ini mengumpulkan 17 studi yang lalu dan melibatkan 12.813 responden dewasa di Amerika Serikat, Eropa dan Asia. Penelitian ini meninjau 5.706 pengidap kanker kolorektal dan 7.107 orang dalam usia dan ras yang sama namun tidak mengalami kanker juga wanita dalam masa menopause.
Selanjutnya, para peneliti melihat dari sampel darah responden yang dikumpulkan beberapa tahun lalu sebelum diagnosis kanker. Mereka juga mempertimbangkan faktor penyebab lainnya, seperti merokok, gaya hidup sedenter dan indek massa tubuh yang tinggi. Hasilnya menunjukkan bahwa meski tidak optimal mengurangi risiko kanker namun dibutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mencegah kanker.
Penelitian ini juga menemukan hubungan antara level vitamin D yang tinggi dalam darah dengan rendahnya risiko kanker kolorektal pada wanita. "Satu hipotesa menyebutkan mungkin ada interaksi antara vitamin D dan hormon wanita. Atau mungkin saja vitamin D menecgah kanker dengan mengurangi penyebaran sel tumor atau menghentikan pertumbuhannya dan kemungkinan mematikan sel-sel tersebut," tutur McCullough.
Namun penelitian ini hanya menunjukkan adanya koneksi level vitamin D yang bersirkulasi dalam tubuh dan kanker. Vitamin D disebut juga dengan vitamin sinar matahari karena paparan sinar matahari bisa menstimulai produksi vitamin lebih banyak. Namun pastikan paparan sinar matahari tidak terlalu banyak dan berlebihan lantaran bisa meningkatkan risiko kanker kulit melanoma dan kanker kulit lainnya.
"Tergantung di mana kamu tinggal dan apa rasmu, karena makin gelap kulitnya makin sedikit vitamin D yang diserap. Maka dari itu banyaknya sinar matahari, usia, genetik dan berat badan juga berperan pada bagaimana tubuh memroses vitamin D," tandasnya.
"Baik pria maupun wanita, level kekurangan vitamin D dikaitkan dengan 30 persen peningkatan risiko kanker kolorektal. Orang yang memiliki cukup vitamin D dalam darahnya, 22 persen memiliki risiko lebih rendah," kata ahli epidemiologi nutrisi dari American Cancer Society sekaligus penulis penelitian tersebut, Marji McCullough.
Dilansir dari NPR Health, penelitian ini mengumpulkan 17 studi yang lalu dan melibatkan 12.813 responden dewasa di Amerika Serikat, Eropa dan Asia. Penelitian ini meninjau 5.706 pengidap kanker kolorektal dan 7.107 orang dalam usia dan ras yang sama namun tidak mengalami kanker juga wanita dalam masa menopause.
Selanjutnya, para peneliti melihat dari sampel darah responden yang dikumpulkan beberapa tahun lalu sebelum diagnosis kanker. Mereka juga mempertimbangkan faktor penyebab lainnya, seperti merokok, gaya hidup sedenter dan indek massa tubuh yang tinggi. Hasilnya menunjukkan bahwa meski tidak optimal mengurangi risiko kanker namun dibutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mencegah kanker.
Penelitian ini juga menemukan hubungan antara level vitamin D yang tinggi dalam darah dengan rendahnya risiko kanker kolorektal pada wanita. "Satu hipotesa menyebutkan mungkin ada interaksi antara vitamin D dan hormon wanita. Atau mungkin saja vitamin D menecgah kanker dengan mengurangi penyebaran sel tumor atau menghentikan pertumbuhannya dan kemungkinan mematikan sel-sel tersebut," tutur McCullough.
Namun penelitian ini hanya menunjukkan adanya koneksi level vitamin D yang bersirkulasi dalam tubuh dan kanker. Vitamin D disebut juga dengan vitamin sinar matahari karena paparan sinar matahari bisa menstimulai produksi vitamin lebih banyak. Namun pastikan paparan sinar matahari tidak terlalu banyak dan berlebihan lantaran bisa meningkatkan risiko kanker kulit melanoma dan kanker kulit lainnya.
"Tergantung di mana kamu tinggal dan apa rasmu, karena makin gelap kulitnya makin sedikit vitamin D yang diserap. Maka dari itu banyaknya sinar matahari, usia, genetik dan berat badan juga berperan pada bagaimana tubuh memroses vitamin D," tandasnya.
(tdy)