Sulitnya Mendiagnosis Gangguan Tiroid

Selasa, 26 Juni 2018 - 11:00 WIB
Sulitnya Mendiagnosis Gangguan Tiroid
Sulitnya Mendiagnosis Gangguan Tiroid
A A A
SEKITAR 1,6 miliar orang di dunia diperkirakan berisiko mengalami gangguan tiroid dan sekitar ratusan juta orang hidup dengan gangguan tiroid saat ini.

Hampir 60% dari mereka saat ini yang hidup dengan gangguan tiroid tidak terdiagnosis. “Saat ini ratusan juta orang hidup terbebani oleh gangguan tiroid tanpa pernah mendapat diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Melalui Pekan Kesadaran Tiroid Internasional tahun ini, yang memasuki tahun ke-10, kami mengimbau adanya perubahan di seluruh dunia”, ungkap Ashok Basheen, Presiden Thyroid Federation International (TFI).

Merck dan TFI mendorong publik untuk memahami fungsi tiroid dan mengenali gejala-gejala gangguan tiroid, untuk membantu mengurangi jumlah waktu dan stres saat mencari diagnosis dan pengobatan, dengan kampanye International Thyroid Awareness Week (ITAW) terbaru, yaitu “Saatnya Periksa Panel Pengatur Tubuh Anda”.

Francois Feig, Head of the Global Business Franchise General Medicine & Endocrinology di Merck, mengatakan bahwa gangguan tiroid masih kurang dipahami dan sering tidak terdiagnosis dan diobati, kolaborasi Merck dengan TFI bertujuan untuk memastikan bahwa publik memiliki informasi yang mereka butuhkan untuk mengenali gejala-gejala yang berkaitan dengan potensi gangguan tiroid.

“Kami berharap pasien dapat memeriksakan diri kedokter, yang akan melakukan serang kaian tes yang diperlukan, biasanya tes darah sederhana untuk memeriksa apakah kelenjar tiroid berfungsi dengan normal atau tidak,” ungkap Feig.

Untuk memperingati ITAW tahun ini, Merck dan TFI mengadakan survei intern asional terhadap para pasien gangguan tiroid, yang menunjukkan bahwa perjalanan untuk terdiagnosis cukup sulit dan melelahkan. Survei yang berfokus pada pasien hipotiroid di enam negara ini menunjukkan bahwa 70% pasien hipotiroid merasa stres dalam perjalanan untuk sampai terdiagnosis.

Sebelum mendapatkan diag nosis sebagian besar responden tidak menyadari sama sekali bah wa gejala yang mereka alami akibat gangguan tiroid (70%). Selain itu, banyak pasien menunggu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelum terdiagnosis.

Sebanyak 40% harus menunggu antara empat bulan dan dua tahun. Survei ini juga mengungkapkan berbagai hal di mana gangguan tiroid yang tidak terdiagnosis dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang, hampir separuh responden (49%) mengatakan bahwa penampilan fisik mereka terkena dampak sebelum terdiagnosis.

Dr Farid Kurniawan SpPD menjelaskan, gangguan tiroid, terutama hipertiroid, lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria. Data Riskesdas 2013 mencatat, berdasarkan gejala yang dikeluhkan, sekitar 0,4% populasi Indonesia menderita hipertiroid. “Hipertiroidisme berarti aktivitas kelenjar tiroid yang terlalu tinggi, ditandai dengan tingginya kadar hormon tirok sin dalam darah,” kata dr Farid. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4014 seconds (0.1#10.140)