Sambangi Asia, Yanni Pilih Konser di Candi Prambanan
A
A
A
YOGYAKARTA - Yanni, musisi dan komposer kelas dunia asal Yunani akan unjuk kebolehan di komplek mahakarya Candi Prambanan pada 20 Oktober mendatang lewat tajuk Yanni 25 Acropolis.
Dalam tur konsernya, dari semua negara di Asia, pemilik album Live at the Acropolis dengan penjualan terlairs kedua dunia, setelah Thriller miliki Michael Jackson ini hanya akan tampil di Indonesia, tepatnya di kompleks Candi Prambanan bagian timur.
Bahkan, dia begitu antusias saat diminta PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko serta Rajawali lndonesia Communication yang menjadi promotor untuk memperlihatkan musikalitasnya di depan penggemarnya di Indonesia.
Maklum, Yanni seorang musisi yang berusaha tampil di situs-situs bersejarah. Hal itu sudah terlihat saat dia membuat video klip The Acrpolis of Athens yang memperlihatkan situs bersejarah di Athena, Yunani. Situs itu merupakan salah satu tempat bersejarah yang dimiliki dunia dan ditetapkan sebagai UNESCO World Heritage Site. Demikian dengan Candi Prambanan yang dibangun sejak abad ke-9.
Music dan video klip yang menggugah ini membuat album Live at the Acropohs menjadi salah satu siaran paling populer dari PBS dengan jumlah penonton 500 juta orang di 65 negara. Selain itu, Yanni juga pernah tampil di situs bersejarah, antara lain Taj Mahal di india, Forbidden City di China, Kremlin di Rusia, Kastil El Morro di Puerto Rico, Kota Kuno Byblos di Lebanon, Roman Theatre of Carthage di Tunisia, dan Burj Khalifa di United Emirater Arab.
CEO Rajawali Indonesia Communication Anas Syahrul Alimi mengatakan penampilan Yanni sebagai mimpi yang menjadi kenyataan. Pasalnya, dulu dia pernah mengungkap akan tampil di Indonesia dan itu hanya akan terjadi di Candi Borobudur. Namun, momen 25 tahun Yanni bermusik, Anas menawinya tampil di Candi Prambanan.
“Saya cari informasi selama 4 bulan soal Yanni dan ternyata saat kita tawari, dia begitu antusias. Malah, kita dapat ekslusif di Asia. Artinya dia hanya akan tampil di sini dari negara yang ada di Asia,” kata Anas.
Menariknya, musisi yang diperbolehkan menggelar konser di situs-situs bersejarah, sejauh ini baru Yanni saja. Hal itu terjadi karena Yanni memiliki konsep musik ”One World, One Human”, di mana konsep tersebut mampu menyampaikan bahasa secara universal melalui musik-musiknya yang sublim, magis dan indah.
Dalam tur konsernya, dari semua negara di Asia, pemilik album Live at the Acropolis dengan penjualan terlairs kedua dunia, setelah Thriller miliki Michael Jackson ini hanya akan tampil di Indonesia, tepatnya di kompleks Candi Prambanan bagian timur.
Bahkan, dia begitu antusias saat diminta PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko serta Rajawali lndonesia Communication yang menjadi promotor untuk memperlihatkan musikalitasnya di depan penggemarnya di Indonesia.
Maklum, Yanni seorang musisi yang berusaha tampil di situs-situs bersejarah. Hal itu sudah terlihat saat dia membuat video klip The Acrpolis of Athens yang memperlihatkan situs bersejarah di Athena, Yunani. Situs itu merupakan salah satu tempat bersejarah yang dimiliki dunia dan ditetapkan sebagai UNESCO World Heritage Site. Demikian dengan Candi Prambanan yang dibangun sejak abad ke-9.
Music dan video klip yang menggugah ini membuat album Live at the Acropohs menjadi salah satu siaran paling populer dari PBS dengan jumlah penonton 500 juta orang di 65 negara. Selain itu, Yanni juga pernah tampil di situs bersejarah, antara lain Taj Mahal di india, Forbidden City di China, Kremlin di Rusia, Kastil El Morro di Puerto Rico, Kota Kuno Byblos di Lebanon, Roman Theatre of Carthage di Tunisia, dan Burj Khalifa di United Emirater Arab.
CEO Rajawali Indonesia Communication Anas Syahrul Alimi mengatakan penampilan Yanni sebagai mimpi yang menjadi kenyataan. Pasalnya, dulu dia pernah mengungkap akan tampil di Indonesia dan itu hanya akan terjadi di Candi Borobudur. Namun, momen 25 tahun Yanni bermusik, Anas menawinya tampil di Candi Prambanan.
“Saya cari informasi selama 4 bulan soal Yanni dan ternyata saat kita tawari, dia begitu antusias. Malah, kita dapat ekslusif di Asia. Artinya dia hanya akan tampil di sini dari negara yang ada di Asia,” kata Anas.
Menariknya, musisi yang diperbolehkan menggelar konser di situs-situs bersejarah, sejauh ini baru Yanni saja. Hal itu terjadi karena Yanni memiliki konsep musik ”One World, One Human”, di mana konsep tersebut mampu menyampaikan bahasa secara universal melalui musik-musiknya yang sublim, magis dan indah.
(tdy)