Kerupuk Rambak Khas Kendal, Rasanya Lebih Gurih dan Renyah
A
A
A
KENDAL - Kerupuk rambak berbahan dasar kulit sapi atau kerbau memang ada di sejumlah tempat di Indonesia. Namun kerupuk rambak khas Kendal, Jawa Tengah, rasanya lebih gurih dan tidak membuat tenggorokan sakit.
Bahan kulit pilihan dengan proses pembuatan menggunakan bumbu khas, menjadikan kerupuk rambak Kendal selalu diburu penikmat kerupuk. Konon kerupuk rambak Kendal ini menjadi langganan presiden mulai Soeharto hingga Joko Widodo. Bahkan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad kerap memesan kerupuk rambak ini.
Memasuki Desa Penanggulan, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, aroma khas kerupuk rambak berbahan dasar kulit kerbau ini mulai tercium. Di desa inilah sentra pembuatan kerupuk rambak yang turun-temurun hingga sekarang. Tak kurang dari dua kuintal krupuk rambak dihasilkan dari desa ini setiap bulan.
Muhamad Munir, salah satu penerus usaha kerupuk rambak di Kampung Jagalan, Desa Penanggulan mengatakan hingga kini ada 13 produsen krupuk rambak di kampungnya. Rata-rata masih saudara. Muhamad Munir sendiri generasi ketiga dari keluarga Dwijaya.
Menurut MUnir, proses pembuatan kerupuk rambak tergolong rumit karena butuh waktu lama. Pemilihan bahan baku berupa kulit kerbau berkualitas menjadikan kerupuk rambak lebih gurih dan renyah dibandingkan produksi dari daerah lain. "Proses penggorengan juga melalui tiga tahap, pertama menggoreng untuk melembekkan kulit, kedua untuk memekarkan kulit, dan terakhir agar rambak bisa mengembang sempurna," kata Muhamad Munir, Rabu (4/7/2018).
Kendala yang dihadapi pengusaha saat ini adalah mendapatkan bahan baku yang baik. Pasalnya selama ini bahan baku mengambil dari Kabupaten Demak, Jepara, Batang, dan Semarang. Omzet dalam satu bulan pengusaha kerupuk rambak di Penanggulan bisa mencapai Rp15 juta-Rp20 juta per bulan.
Kerupuk rambak kulit kerbau asal Kendal memang berbeda dengan daerah lain. Selain memiliki rasa lebih gurih dan renyah, kerupuk rambak ini paling banyak dicari pemudik yang hendak pulang ke kampung halamannya.
Pemasaran produk kerupuk rambak khas Kendal tidak hanya di Pulau Jawa tapi juga mancanegara. Tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kendal memopulerkan kerupuk rambak ini hingga Hongkong, Malaysia dan negara lain di Asia.
Salah satu penikmat kerupuk asal semarang, Dian Adi Putranto mengatakan, kerupuk rambak asal Kendal ini lebih renyah dan gurih. "Jika dinikmati tidak membuat tenggorokan kering atau gatal karena bahan yang digunakan merupakan kulit kerbau pilihan," katanya.
Kerupuk rambak Kendal ukuran 250 gram dijual Rp40.000, sedangkan ukuran 500 gram seharga Rp80.000.
Bahan kulit pilihan dengan proses pembuatan menggunakan bumbu khas, menjadikan kerupuk rambak Kendal selalu diburu penikmat kerupuk. Konon kerupuk rambak Kendal ini menjadi langganan presiden mulai Soeharto hingga Joko Widodo. Bahkan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad kerap memesan kerupuk rambak ini.
Memasuki Desa Penanggulan, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, aroma khas kerupuk rambak berbahan dasar kulit kerbau ini mulai tercium. Di desa inilah sentra pembuatan kerupuk rambak yang turun-temurun hingga sekarang. Tak kurang dari dua kuintal krupuk rambak dihasilkan dari desa ini setiap bulan.
Muhamad Munir, salah satu penerus usaha kerupuk rambak di Kampung Jagalan, Desa Penanggulan mengatakan hingga kini ada 13 produsen krupuk rambak di kampungnya. Rata-rata masih saudara. Muhamad Munir sendiri generasi ketiga dari keluarga Dwijaya.
Menurut MUnir, proses pembuatan kerupuk rambak tergolong rumit karena butuh waktu lama. Pemilihan bahan baku berupa kulit kerbau berkualitas menjadikan kerupuk rambak lebih gurih dan renyah dibandingkan produksi dari daerah lain. "Proses penggorengan juga melalui tiga tahap, pertama menggoreng untuk melembekkan kulit, kedua untuk memekarkan kulit, dan terakhir agar rambak bisa mengembang sempurna," kata Muhamad Munir, Rabu (4/7/2018).
Kendala yang dihadapi pengusaha saat ini adalah mendapatkan bahan baku yang baik. Pasalnya selama ini bahan baku mengambil dari Kabupaten Demak, Jepara, Batang, dan Semarang. Omzet dalam satu bulan pengusaha kerupuk rambak di Penanggulan bisa mencapai Rp15 juta-Rp20 juta per bulan.
Kerupuk rambak kulit kerbau asal Kendal memang berbeda dengan daerah lain. Selain memiliki rasa lebih gurih dan renyah, kerupuk rambak ini paling banyak dicari pemudik yang hendak pulang ke kampung halamannya.
Pemasaran produk kerupuk rambak khas Kendal tidak hanya di Pulau Jawa tapi juga mancanegara. Tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kendal memopulerkan kerupuk rambak ini hingga Hongkong, Malaysia dan negara lain di Asia.
Salah satu penikmat kerupuk asal semarang, Dian Adi Putranto mengatakan, kerupuk rambak asal Kendal ini lebih renyah dan gurih. "Jika dinikmati tidak membuat tenggorokan kering atau gatal karena bahan yang digunakan merupakan kulit kerbau pilihan," katanya.
Kerupuk rambak Kendal ukuran 250 gram dijual Rp40.000, sedangkan ukuran 500 gram seharga Rp80.000.
(amm)