Wanita yang Sering Bekerja Lembur Berisiko Diabetes

Senin, 09 Juli 2018 - 16:30 WIB
Wanita yang Sering Bekerja...
Wanita yang Sering Bekerja Lembur Berisiko Diabetes
A A A
BEKERJA lembur mungkin akan membuat Anda mendapat penghargaan dari atasan atau perusahaan. Tetapi ingat, terlalu sering lembur bisa ber dampak buruk bagi kesehatan Anda.

Sebuah penelitian baru menunjuk kan bahwa wanita yang bekerja 45 jam atau lebih dalam seminggu memiliki risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi dari pada wanita yang mencatat wak tu 35-40 jam setiap minggu. Penulis penelitian tidak yakin mengapa kerja ekstra dapat meningkatkan risiko diabetes atau mengapa temuan ini hanya ditemukan pada wanita. Mereka menduga, itu mungkin ada hubungannya dengan jam kerja tambahan, yaitu perempuan sering melanjutkan pekerjaan rumah, seperti membereskan rumah atau memasak, di mana para perempuan cenderung terlibat dalam hal tersebut dibanding para pria.

“Sangat penting untuk memahami bahwa lingkungan kerja memang memainkan peran yang meningkat dalam risiko diabetes tipe 2 dan penya kit kronis lainnya. Bekerja berjam-jam bukanlah hal yang sehat untuk dilakukan,” kata penulis utama studi tersebut, yang juga ilmuwan senior di Institute for Work and Health di Toronto, Amerika, Peter Smith, dilansir laman WebMD . Dia menuturkan, jika melihat waktu yang dihabiskan di luar pekerjaan kantor, perempuan lebih memperhatikan anggota rumah tangga dan rutin melakukan pekerjaan rumah tangga. “Satu-satunya hal yang tidak dilakukan perempuan adalah menonton TV dan berolahraga,” ucap Peter.

Para peneliti mengungkapkan bahwa diabetes tipe 2 saat ini sedang meningkat. Pada 2030, diperkirakan bahwa 439 juta orang di seluruh dunia akan hidup dengan penyakit ini, naik 50% dari 2010. Diabetes juga merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kronis lainnya, seperti penyakit jantung dan stroke. Sementara itu, menurut American Diabetes Association, obesitas dan gaya hidup sedentari atau kurangnya aktivitas fisik adalah faktor risiko utama yang perlu diketahui untuk diabetes tipe 2, selain faktor genetika.

Studi yang dilakukan Peter dan timnya saat ini meneliti lebih dari 7.000 orang dewasa yang bekerja dari Ontario, Kanada. Para peserta mengikuti studi ini selama 12 tahun terakhir, berusia antara 35 dan 74 tahun. Selama masa penelitian, satu dari 10 orang menderita diabetes. Para peneliti memperhitungkan faktorfaktor seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, orang tua, etnis, tempat tinggal, gaya hidup, berat badan, merokok, dan semua kondisi kesehatan kronis. Mereka juga memasukkan faktor-faktor seperti shift kerja, jumlah minggu bekerja dalam setahun, dan apakah pekerjaan itu aktif atau tidak aktif. Studi ini tidak menemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara jam kerja pria dan diabetes tipe 2.

“Tetapi pada wanita, bekerja 45 jam atau lebih dikaitkan dengan setidaknya 50% peningkatan risiko terkena diabetes. Perlu dicatat, studi hanya bisa menunjukkan hubungan antara jam kerja yang panjang dan diabetes, tidak dirancang untuk membuktikan sebab dan akibat,” beber Peter.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2077 seconds (0.1#10.140)