Jangan Sepelekan Influenza, Efeknya Sebabkan Komplikasi hingga Kematian

Selasa, 17 Juli 2018 - 18:30 WIB
Jangan Sepelekan Influenza, Efeknya Sebabkan Komplikasi hingga Kematian
Jangan Sepelekan Influenza, Efeknya Sebabkan Komplikasi hingga Kematian
A A A
JAKARTA - Pastikan Anda tidak menyepelekan penyakit influenza. Pasalnya, meski penyakit ini dapat pulih dengan sendirinya, namun dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti diabetes dan gagal jantung. Bahkan, penyakit ini bisa berujung kematian.

"Komplikasi akibat influenza dapat berupa radang paru, infeksi telinga, infeksi sinus dan perburukan kondisi medis seperti gagal jantung kongestif, asma atau diabetes. Kematian juga dapat terjadi akibat komplikasi influenza," kata Satgas Imunisasi Dewasa Dr dr Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM.

Influenza merupakan penyakit saluran nafas akut yang mudah menular yang disebabkan virus influenza. Penularan virus sangat mudah terjadi melalui udara, percikan ludah dan kontak langsung dengan pasien. Setiap orang, termasuk mereka yang sehat dapat terkena influenza.

"Virus influenza terbagi menjadi dua tipe yaitu A dan B. Masing-masing dari tipe tersebut dibagi menjadi dua macam yaitu A/H1N1 atau flu musiman dan A/H3N2 atau flu Australia. Virus B terbagi menjadi B Yamagata dan B Victoria," jelasnya.

Influenza memiliki gejala yang sama seperti selesma, di mana pasien akan mengalami gejala berupa batuk, demam, menggigil, nyeri otot, pilek, sakit kepala, kelelahan dan mual. Karena itu, penyakit influenza sering disamakan dengan selesma lantaran juga sering terjadi sehari-hari dan dapat pulih dengan sendirinya.

"Pada influenza bisa terjadi sendi sakit. Influenza juga bisa lemah sampai satu bulan karena selesma tidak selalu lemah masih bisa bekerja, tapi kalau influenza terbaring 5-10 hari," ungkapnya.

Akibat kemiripan gejala ini, banyak orang yang melakukan pengobatan tidak tepat serta mengabaikan gejala-gejala yang muncul. Padahal penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan komplikasi hingga kematian. Sementara, komplikasi dapat terjadi terutama pada kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak, usia lanjut lebih dari 65 tahun, individu dengan penyakit kronik dan ibu hamil.

"Kalau panas tinggi sekali, biasanya komplikasi ke pneumonia atau infeksi paru-paru," tandasnya.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7315 seconds (0.1#10.140)