Kartu Kesehatan Jamaah Haji Terbukti Efisien
A
A
A
JAKARTA - Kartu Kesehatan Jamaah Haji (KKHJ) merupakan hal baru pada pelaksanaan haji 2018. KKJH hadir menggantikan Buku Kesehatan Jamaah Haji (BKJH). Setelah diuji coba pada tahun lalu untuk wilayah Jawa Barat, hasilnya terbukti efisien.
Sebelum ada KKJH, jamaah dibekali BKJH berbentuk buku. Hasil resume kesehatan jamaah ditulis dalam BKJH dan dipegang secara perorangan. Kepala Bidang Kesehatan Haji Arab Saudi dr. Melzan Dharmayuli mengatakan KKJH lebih efisien daripada BKJH karena datanya dientri ke dalam Siskohatkes yang bisa diakses dimanapun.
KKJH dilengkapi dengan kode QR dan barcode sehingga saat di scan dengan aplikasi Siskohat Mobile maka data dapat dilihat di manapun dan kapanpun.
“Jamaah pun juga dapat tahu bagaimana riwayat pemeriksaan mereka sehingga mereka lebih sadar di awal dan menjaga perilaku hidup bersih dan sehatnya,” kata Melzan.
Melalui cara ini, jamaah bisa melihat status kesehatannya di aplikasi Siskohat Mobile dengan scan. Artinya, para jamaah tidak perlu repot-repot lagi membawa buku. Sementara, petugas bisa akses di manapun untuk jamaah haji yang berbeda. Misalnya TKHI Kloter dari Surabaya bisa memberikan pelayanan untuk kloter dari Lombok.
"Petugas selanjutnya bisa entri langsung sehingga lebih fleksibel dan efisien dan lebih praktis,'' jelasnya.
Di KKJH juga ada ICV atau sertivikat suntik meningitis yang dilengkapi dengan nama, jenis kelamin, dan kebangsaan. ICV ini akan dilegalisasi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan. ICV merupakan syarat mutlak dari pemerintah Arab Saudi bagi warga negara lain yang akan masuk ke wilayah Arab Saudi. Tujuannya adalah untuk melindungi jemaah dari tertular meningitis.
Selain itu, KKJH sudah terintegrasi antara kartu kesehatan jemaah haji Indonesia dan Siskohatkes. ''Data siskohatkes menjadi penting untuk kami tim kesehatan yang ada di lapangan untuk menentukan bentuk penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan jemaah,'' terang Koordinator Lapangan dari Tim Promotif Preventif dr. Ikhsan.
Menurut Ikhsan, data-data tersebut dapat digunakan sebagai bahan materi yang akan diolah menjadi pesan kesehatan yang akan disampaikan kepada jemaah. Data Siskohatkes juga dapat digunakan oleh tim kesehatan lainnya seperti PPIH dan TKHI.
Sebelum ada KKJH, jamaah dibekali BKJH berbentuk buku. Hasil resume kesehatan jamaah ditulis dalam BKJH dan dipegang secara perorangan. Kepala Bidang Kesehatan Haji Arab Saudi dr. Melzan Dharmayuli mengatakan KKJH lebih efisien daripada BKJH karena datanya dientri ke dalam Siskohatkes yang bisa diakses dimanapun.
KKJH dilengkapi dengan kode QR dan barcode sehingga saat di scan dengan aplikasi Siskohat Mobile maka data dapat dilihat di manapun dan kapanpun.
“Jamaah pun juga dapat tahu bagaimana riwayat pemeriksaan mereka sehingga mereka lebih sadar di awal dan menjaga perilaku hidup bersih dan sehatnya,” kata Melzan.
Melalui cara ini, jamaah bisa melihat status kesehatannya di aplikasi Siskohat Mobile dengan scan. Artinya, para jamaah tidak perlu repot-repot lagi membawa buku. Sementara, petugas bisa akses di manapun untuk jamaah haji yang berbeda. Misalnya TKHI Kloter dari Surabaya bisa memberikan pelayanan untuk kloter dari Lombok.
"Petugas selanjutnya bisa entri langsung sehingga lebih fleksibel dan efisien dan lebih praktis,'' jelasnya.
Di KKJH juga ada ICV atau sertivikat suntik meningitis yang dilengkapi dengan nama, jenis kelamin, dan kebangsaan. ICV ini akan dilegalisasi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan. ICV merupakan syarat mutlak dari pemerintah Arab Saudi bagi warga negara lain yang akan masuk ke wilayah Arab Saudi. Tujuannya adalah untuk melindungi jemaah dari tertular meningitis.
Selain itu, KKJH sudah terintegrasi antara kartu kesehatan jemaah haji Indonesia dan Siskohatkes. ''Data siskohatkes menjadi penting untuk kami tim kesehatan yang ada di lapangan untuk menentukan bentuk penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan jemaah,'' terang Koordinator Lapangan dari Tim Promotif Preventif dr. Ikhsan.
Menurut Ikhsan, data-data tersebut dapat digunakan sebagai bahan materi yang akan diolah menjadi pesan kesehatan yang akan disampaikan kepada jemaah. Data Siskohatkes juga dapat digunakan oleh tim kesehatan lainnya seperti PPIH dan TKHI.
(tdy)