Penderita Diabetes di Indonesia Capai 6 Persen
A
A
A
SEMARANG - Jumlah penderita diabetes di Indonesia masih terhitung tinggi. Pasalnya, Indonesia menempati peringkat 7 dunia. Rata-rata, ada 6 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang menderita diabetes.
"Itu belum ditambah yang calon atau yang beresiko. Kalau ditambah bisa sampai 11 persen," kata Ketua Persadia Jawa Tengah, Dr. dr. Heri Nugroho, saat memperingati Hari Diabetes Nasional di halaman Gradika Bhakti Praja, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (29/7/2018).
Tingginya jumlah penderita diabetes disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri. Bahkan, dari seluruh penderita, 2/3 penderitanya tidak mengetahui bahwa mereka menderita diabetes setelah 5-10 tahun.
"Sehingga peningkatan kesadaran masyarakat menjadi hal yang memang kami tekankan. Tujuannya agar mereka yang memiliki resiko terkena diabetes bisa mendeteksi sejak dini," paparnya.
Adapun upaya preventif harus dilakukan. Karena orang yang terkena diabetes akan selamanya menderita penyakit yang disebut gula ini.
"Hal tersebut menjadi upaya kami untuk terus melakukan sosialisasi. Menggugah kesadaran masyarakat dengan harapan, tingginya angka diabetes ini bisa ditekan. Selain faktor keturunan diabetes juga bisa terjadi akibat pola hidup yang tidak sehat,” imbuhnya.
Sementara, ratusan warga mengikuti kegiatan bertajuk Keluarga dan Diabetes, Seribu Tetes Darah Deteksi Dini Melitus. Mereka mendapatkan pemeriksaan berupa tinggi badan dan berat badan, tekanan darah, lingkar perut hingga gula darah secara gratis yang dilakukan oleh Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia).
"Itu belum ditambah yang calon atau yang beresiko. Kalau ditambah bisa sampai 11 persen," kata Ketua Persadia Jawa Tengah, Dr. dr. Heri Nugroho, saat memperingati Hari Diabetes Nasional di halaman Gradika Bhakti Praja, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (29/7/2018).
Tingginya jumlah penderita diabetes disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri. Bahkan, dari seluruh penderita, 2/3 penderitanya tidak mengetahui bahwa mereka menderita diabetes setelah 5-10 tahun.
"Sehingga peningkatan kesadaran masyarakat menjadi hal yang memang kami tekankan. Tujuannya agar mereka yang memiliki resiko terkena diabetes bisa mendeteksi sejak dini," paparnya.
Adapun upaya preventif harus dilakukan. Karena orang yang terkena diabetes akan selamanya menderita penyakit yang disebut gula ini.
"Hal tersebut menjadi upaya kami untuk terus melakukan sosialisasi. Menggugah kesadaran masyarakat dengan harapan, tingginya angka diabetes ini bisa ditekan. Selain faktor keturunan diabetes juga bisa terjadi akibat pola hidup yang tidak sehat,” imbuhnya.
Sementara, ratusan warga mengikuti kegiatan bertajuk Keluarga dan Diabetes, Seribu Tetes Darah Deteksi Dini Melitus. Mereka mendapatkan pemeriksaan berupa tinggi badan dan berat badan, tekanan darah, lingkar perut hingga gula darah secara gratis yang dilakukan oleh Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia).
(tdy)