Penderita Diabetes Dialami Sebagian Besar Masyarakat Perkotaan
A
A
A
JAKARTA - Jumlah penderita diabetes di Indonesia yang terus bertambah. Mayoritas diderita masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Lingkungan perkotaan merupakan rumah bagi dua per tiga orang yang hidup dengan diabetes. Pada umumnya dipicu oleh gaya hidup yang kurang sehat.
Hal senada diungkapkan penelitian yang dilakukan Novo Nordisk, di mana diabetes merupakan penyakit yang sangat erat hubungannya dengan gaya hidup karena masyarakat di perkotaan memiliki waktu yang terbatas yang disebabkan oleh banyak hal, termasuk kemacetan yang berakibat pada semakin lamanya jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lain.
Masyarakat perkotaan juga jarang sekali berjalan kaki dan beraktivitas fisik lain, diakibatkan banyaknya fasilitas yang memudahkan mereka. Hal ini menjadi penting untuk mengambil peran dan tindakan nyata guna menekan peningkatan angka orang yang hidup dengan diabetes di perkotaan sebagai garis depan.
"Kita tahu bersama bahwa masalah diabetes menempati peringkat nomor 5 sebagai penyakit tidak menular yang menyerang masyarakat Indonesia dan karena itu kita harus bisa menekan angkanya semakin bertambah," kata Morten Vaupel selaku VP & GM Novo Nordisk Indonesia.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2013, DKI Jakarta menduduki posisi 6 besar provinsi tertinggi untuk prevalensi diabetes tipe 2 dengan penduduk usia 15 tahun ke atas di Indonesia.
Kota-kota di atas Jakarta yang cukup tinggi angkanya antara lain, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, NTT dan Yogyakarta. Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berupaya dalam mendukung masyarakat Jakarta untuk lebih aktif melakukan kegiatan fisik.
"Kami telah menyediakan ruang terbuka hijau, contohnya Lapangan Banteng di daerah Jakarta Pusat yang baru saja kami resmikan bulan lalu. Diharapkan dengan adanya sarana kegiatan fisik tersebut, dapat meningkatan penerapan gaya hidup sehat di perkotaan," jelas Anies.
Hal senada diungkapkan penelitian yang dilakukan Novo Nordisk, di mana diabetes merupakan penyakit yang sangat erat hubungannya dengan gaya hidup karena masyarakat di perkotaan memiliki waktu yang terbatas yang disebabkan oleh banyak hal, termasuk kemacetan yang berakibat pada semakin lamanya jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lain.
Masyarakat perkotaan juga jarang sekali berjalan kaki dan beraktivitas fisik lain, diakibatkan banyaknya fasilitas yang memudahkan mereka. Hal ini menjadi penting untuk mengambil peran dan tindakan nyata guna menekan peningkatan angka orang yang hidup dengan diabetes di perkotaan sebagai garis depan.
"Kita tahu bersama bahwa masalah diabetes menempati peringkat nomor 5 sebagai penyakit tidak menular yang menyerang masyarakat Indonesia dan karena itu kita harus bisa menekan angkanya semakin bertambah," kata Morten Vaupel selaku VP & GM Novo Nordisk Indonesia.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2013, DKI Jakarta menduduki posisi 6 besar provinsi tertinggi untuk prevalensi diabetes tipe 2 dengan penduduk usia 15 tahun ke atas di Indonesia.
Kota-kota di atas Jakarta yang cukup tinggi angkanya antara lain, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, NTT dan Yogyakarta. Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berupaya dalam mendukung masyarakat Jakarta untuk lebih aktif melakukan kegiatan fisik.
"Kami telah menyediakan ruang terbuka hijau, contohnya Lapangan Banteng di daerah Jakarta Pusat yang baru saja kami resmikan bulan lalu. Diharapkan dengan adanya sarana kegiatan fisik tersebut, dapat meningkatan penerapan gaya hidup sehat di perkotaan," jelas Anies.
(tdy)