Waspada! Seflie Bareng Teman Bisa Kutuan
A
A
A
JAKARTA - Waspada untuk Anda yang gemar selfie. Pasalnya, aktvitas yang tengah menjadi tren ini bisa menyebabkan masalah kesehatan, antara lain memicu munculnya kutu di kepala.
Dokter kulit bersertifikat sekaligus pendiri dan direktur medis Sperling Dermatology, Dr. Shari Sperling mengatakan selfie bersama teman-teman bisa menyebabkan kepala menjadi kutuan. Ini disebabkan saat berfoto, salah satu diantara mereka memiliki kutu. Hal ini bisa membuat kutu berpindah tempat.
"Selfie dengan banyak orang biasanya memerlukan kontak dengan jarak yang cukup dekat agar tetap berada dalam bingkai lensa dari foto kamera. Biasanya, mereka akan mengambil banyak foto sekaligus untuk mencari yang terbaik dan itu berarti semakin lama kontak langsung antara kepala ke kepala. Secara teori, semakin tinggi kemungkinan penularan kutu dari satu kepala ke kepala lain," kata Dr. Shari seperti dilansir ReadersDigest.
Bahkan, perkiraan pusat untuk pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC) mengungkap, sekitar 6 juta hingga 12 juta anak memiliki kutu. Penelitian di Oxford, dari 202 anak-anak di Inggris yang memiliki smartphone atau tablet dua kali lebih tinggi memiliki kutu dibandingkan mereka yang tidak memiliki smartphone.
Parahnya, kutu kepala sulit dibasmi. Penelitian 2016 menunjukkan, sebesar 95% kutu kepala yang dikumpulkan disebut kutu super. Sebagai bentuk pencegahan, sebaiknya hindari kontak antar kepala saat bermain. Hindari juga bersandar bersama untuk mengambil foto atau melihat smartphone, tidak berbagi topi, helm, headphone dan bantal. Cara ini bisa mencegah anak terkena kutu.
“Mereka telah diidentifikasi di 48 negara bagian. Mereka adalah hasil dari mengobati kutu biasa dengan tidak benar atau dengan kesalahan diagnosis kutu," tandasnya.
Dokter kulit bersertifikat sekaligus pendiri dan direktur medis Sperling Dermatology, Dr. Shari Sperling mengatakan selfie bersama teman-teman bisa menyebabkan kepala menjadi kutuan. Ini disebabkan saat berfoto, salah satu diantara mereka memiliki kutu. Hal ini bisa membuat kutu berpindah tempat.
"Selfie dengan banyak orang biasanya memerlukan kontak dengan jarak yang cukup dekat agar tetap berada dalam bingkai lensa dari foto kamera. Biasanya, mereka akan mengambil banyak foto sekaligus untuk mencari yang terbaik dan itu berarti semakin lama kontak langsung antara kepala ke kepala. Secara teori, semakin tinggi kemungkinan penularan kutu dari satu kepala ke kepala lain," kata Dr. Shari seperti dilansir ReadersDigest.
Bahkan, perkiraan pusat untuk pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC) mengungkap, sekitar 6 juta hingga 12 juta anak memiliki kutu. Penelitian di Oxford, dari 202 anak-anak di Inggris yang memiliki smartphone atau tablet dua kali lebih tinggi memiliki kutu dibandingkan mereka yang tidak memiliki smartphone.
Parahnya, kutu kepala sulit dibasmi. Penelitian 2016 menunjukkan, sebesar 95% kutu kepala yang dikumpulkan disebut kutu super. Sebagai bentuk pencegahan, sebaiknya hindari kontak antar kepala saat bermain. Hindari juga bersandar bersama untuk mengambil foto atau melihat smartphone, tidak berbagi topi, helm, headphone dan bantal. Cara ini bisa mencegah anak terkena kutu.
“Mereka telah diidentifikasi di 48 negara bagian. Mereka adalah hasil dari mengobati kutu biasa dengan tidak benar atau dengan kesalahan diagnosis kutu," tandasnya.
(tdy)