Perankan Ahok di Film, Daniel Mananta Merasa Terbebani
A
A
A
JAKARTA - Presenter Daniel Mananta bangga sekaligus terbebani ketika dipercaya memerankan sebagai sosok Basuki Tjahaja Purnama atau yang kenal Ahok dalam film bergenre biopik dan drama keluarga berjudul A Man Called Ahok.
Bisa dikatakan bermain dalam film layar lebar bukanlah hal baru baginya setelah sebelumnya bermain dalam film Rumah Dara 2008 atau 10 tahun yang lalu. Lantas apa pertimbangan Daniel ikut terlibat dalam film tersebut?
"Di mata gue, cinta pak Ahok untuk Indonesia luar biasa, sehingga untuk mendapatkan kesempatan berperan sebagai pak Ahok sebuah kehormatan tersendiri untuk gue meski memang Ada tantangan sendiri memerankan sosok yang masih hidup tentu pastinya akan dibandingkan," ujar Daniel Mananta kepada KORAN SINDO seusai acara peluncuran trailer film A Man Called Ahok di Metropole XXI, Jakarta Pusat.
Daniel pun menceritakan pengalaman sehingga bisa terlibat serta menjalani proses audisi demi mendapatkan kesempatan memerankan sosok Ahok ini. Bukan perkara mudah mendapatkan peran ini kaerna dia harus menjalani audisi hingga dua kali.
Selain itu, Daniel sudah tidak lagi berakting selama 10 tahun terakhir. Dia pun harus meminta waktu guna mendalami karakter yang diperankan tersebut.
"Gue dah 10 tahun gak akting dan ini film kedua makanya pas ketemu pak Tuta pertama kali ikut audisi ketemu Tuta dia keluarin kamera dan skrip dia bilang masih kebawa gaya presenternya akhirnya minta waktu dan dikasi kepercayaan, gue dikasi akting coach sama pak Yayu Unru,"ucapnya.
Tak hanya itu, untuk semakin mendalami karakter Ahok, dia pun melakukan pertemuan langsung dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut untuk berbincang sekaligus mempelajari gestur tubuhnya.
Presenter kelahiran Jakarta, 14 Agustus 1981 ini pun tak ingin begitu saja melewatkan kesempatan pertemuan yang berlangsung selama 3 jam di Mako Brimob, Kelapa Dua tersebut. Selama pertemuan itu, dia begitu seksama memperhatikan gimana gerak tubuh atau mimik Ahok ketika berbicara dengan orang sampai gerak tubuh ketika sedang bersantai.
"Gue di situ (Mako Brimob) gak ngomong banyak. Gue cuma observasi gerak gerik tubuh dia seperti apa, kalau dia lagi santai gimana. Jadi gue kayak pelajarin gerak gerik tubuhnya sampai gimana cara bicara dan gesturnya sampe cara lipat tangan yang gaya unik itu yang gue pelajari," tutur dia.
Meski begitu, pemilik clothing DAMN I Love Indonesia ini pun mengaku tak menggali sosok Ahok jauh lebih dalam lagi. Hal ini untuk mengantisipasi adanya bias antara sosok Ahok yang baru ditemui Daniel dan skrip dari film tersebut karena pertemuan tersebut berlangsung ketika proses syuting sudah berjalan.
"Pak Tuta sendiri bilang mendingan jangan menggali karakternya dia (Ahok), karena ehm apa yaa, tiba tiba ada pesan pesan yang ingin lo sampaikan gitu katanya,” beber Daniel.
Di mata Daniel, Ahok merupakan seseorang yang penuh gairah ketika membicarakan sesuatu, bisa sangat menggebu-gebu sampai orang mengira dia itu sedang marah.
"Dia itu bisa berbicara mengenai sebuah topik sampai berjam jam. Dia itu akan terbakar semangatnya. Tapi ternyata, Ahok dan gue memilki sebuah kemiripan kami sama sama passionate ketika membicarakan sesuatu," kata Daniel.
Film A Man Called Ahok Diangkat dari buku karangan Rudi Valinka. Film ini mengisahkan tentang kehidupan Ahok kecil di Gantong, kepulauan Belitung Timur pada 1976 sampai menjabat sebagai Bupati Belitung Timur pada 2005. Selain Daniel, deretan nama pemeran yamg turut membintangi film ini adalah Denny Sumargo, Chew Kin Wah, Sita Nursanti, Donny Damara, Ferry Salim, Eriska Rein Jill Gladys, dan masih banyak lagi. A Man Called Ahok direncanakan tayang pada akhir November 2018.
Bisa dikatakan bermain dalam film layar lebar bukanlah hal baru baginya setelah sebelumnya bermain dalam film Rumah Dara 2008 atau 10 tahun yang lalu. Lantas apa pertimbangan Daniel ikut terlibat dalam film tersebut?
"Di mata gue, cinta pak Ahok untuk Indonesia luar biasa, sehingga untuk mendapatkan kesempatan berperan sebagai pak Ahok sebuah kehormatan tersendiri untuk gue meski memang Ada tantangan sendiri memerankan sosok yang masih hidup tentu pastinya akan dibandingkan," ujar Daniel Mananta kepada KORAN SINDO seusai acara peluncuran trailer film A Man Called Ahok di Metropole XXI, Jakarta Pusat.
Daniel pun menceritakan pengalaman sehingga bisa terlibat serta menjalani proses audisi demi mendapatkan kesempatan memerankan sosok Ahok ini. Bukan perkara mudah mendapatkan peran ini kaerna dia harus menjalani audisi hingga dua kali.
Selain itu, Daniel sudah tidak lagi berakting selama 10 tahun terakhir. Dia pun harus meminta waktu guna mendalami karakter yang diperankan tersebut.
"Gue dah 10 tahun gak akting dan ini film kedua makanya pas ketemu pak Tuta pertama kali ikut audisi ketemu Tuta dia keluarin kamera dan skrip dia bilang masih kebawa gaya presenternya akhirnya minta waktu dan dikasi kepercayaan, gue dikasi akting coach sama pak Yayu Unru,"ucapnya.
Tak hanya itu, untuk semakin mendalami karakter Ahok, dia pun melakukan pertemuan langsung dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut untuk berbincang sekaligus mempelajari gestur tubuhnya.
Presenter kelahiran Jakarta, 14 Agustus 1981 ini pun tak ingin begitu saja melewatkan kesempatan pertemuan yang berlangsung selama 3 jam di Mako Brimob, Kelapa Dua tersebut. Selama pertemuan itu, dia begitu seksama memperhatikan gimana gerak tubuh atau mimik Ahok ketika berbicara dengan orang sampai gerak tubuh ketika sedang bersantai.
"Gue di situ (Mako Brimob) gak ngomong banyak. Gue cuma observasi gerak gerik tubuh dia seperti apa, kalau dia lagi santai gimana. Jadi gue kayak pelajarin gerak gerik tubuhnya sampai gimana cara bicara dan gesturnya sampe cara lipat tangan yang gaya unik itu yang gue pelajari," tutur dia.
Meski begitu, pemilik clothing DAMN I Love Indonesia ini pun mengaku tak menggali sosok Ahok jauh lebih dalam lagi. Hal ini untuk mengantisipasi adanya bias antara sosok Ahok yang baru ditemui Daniel dan skrip dari film tersebut karena pertemuan tersebut berlangsung ketika proses syuting sudah berjalan.
"Pak Tuta sendiri bilang mendingan jangan menggali karakternya dia (Ahok), karena ehm apa yaa, tiba tiba ada pesan pesan yang ingin lo sampaikan gitu katanya,” beber Daniel.
Di mata Daniel, Ahok merupakan seseorang yang penuh gairah ketika membicarakan sesuatu, bisa sangat menggebu-gebu sampai orang mengira dia itu sedang marah.
"Dia itu bisa berbicara mengenai sebuah topik sampai berjam jam. Dia itu akan terbakar semangatnya. Tapi ternyata, Ahok dan gue memilki sebuah kemiripan kami sama sama passionate ketika membicarakan sesuatu," kata Daniel.
Film A Man Called Ahok Diangkat dari buku karangan Rudi Valinka. Film ini mengisahkan tentang kehidupan Ahok kecil di Gantong, kepulauan Belitung Timur pada 1976 sampai menjabat sebagai Bupati Belitung Timur pada 2005. Selain Daniel, deretan nama pemeran yamg turut membintangi film ini adalah Denny Sumargo, Chew Kin Wah, Sita Nursanti, Donny Damara, Ferry Salim, Eriska Rein Jill Gladys, dan masih banyak lagi. A Man Called Ahok direncanakan tayang pada akhir November 2018.
(alv)