Lola Amaria Sebarkan Virus Nasionalisme di Taiwan

Selasa, 11 September 2018 - 08:09 WIB
Lola Amaria Sebarkan...
Lola Amaria Sebarkan Virus Nasionalisme di Taiwan
A A A
JAKARTA - Setelah Bangkok, film karya Lola Amaria Production berjudul Lima kembali diputar di Kota Taipei, Taiwan, pada akhir pecan lalu. Drama ini mendapat sambutan hangat masyarakat, khususnya warga nerara Indonesia yang menjadi TKI.

Pemutaran film yang menceritakan keberagaman dan kebhinekaan yang ada di dalam tubuh Pancasila sebagai dasar negara Indonesia itu berlangsung di Auditorium Radio Taiwan International, di Bei An Roadc Taipei Vity.

Kehadiran film “Lima” yang disutradarai Lola Amaria dan empat suratadara lainnya, Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Adriyanto Dewo dan Harvan Agustriansyah ini juga ditonotn pengurus cabang NU di Taipei, Banteng Muda Indonesia dan juga Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) serta jajaran atau staff di Radio International Taiwan.

“Kita hanya putar di satu kota saja, di Taipei. Penonton yang umumnya pekerja Indonesia dari berbagai kota di Taiwan, datang langsung ke lokasi pemutaran film. Antusias mereka begitu besar untuk menyaksikan film “Lima”, yang memang sebelumnya sudah diumumkan langsung oleh Radio Taiwan International, terkait cerita dan pemutaran film kita,” kata Lola.

Tidak sendiri, Lola datang bersama dua sutradara lainnya, Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti dan Lily Assana. Menurut Lola, selama pemutaran film penonton sangat serius menyaksikan pemutaran film. Mulai opening di sila pertama dalam Pancasila hingga sila selanjutnya.

Yang membuat Lola Amaria dan teman-teman terkejut, di sila ke-4 dan ke-5, saat adegan Bi Ijah yang diperankan Dewi Pakis, pamit dari keluarga yang diurusnya untuk pulang kampung dan mengurus anak-anaknya, disitulah penonton terbawa emosi.

“Penonton rata-rata memang TKI. Mereka bekerja dari berbagai profesi, walaupun umumnya bekerja pada majikannya di Taiwan. Mereka terharu dan meneteskan air mata, saat adegan Bi Ijah pamit untuk pulang kampung dan mengurus anaknya-anaknya yang kurang mendapat perhatian darinya selama bekerja. Sampai adegan terakhir sila ke-5 saat Bi Ijah mengurus kasus hukum anak-anaknya, disitulah penonton terbawa suasana,” tuturnya.

Setelah selesai menonton penayangan film Lima, penyelenggara acara dari Lola Amaria Production dan Raio Taiwan bersama KDEI mengadakan diskusi bersama penonton. Hasilnya, penonton mengapresiasi film yang bisa membangkitkan rasa nasionalisme, cinta Tanah Air, keberagaman, kebhinekaan dan juga kasih sayang antar sesama dan perhatian kepada keluarga.

“Kita terus road show memutar film “Lima” dibeberaa negara. Kita ingin sebarkan virus kebaikan, keberagaman, toleransi dan juga rasa persaudaraan yang kuat dari berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia. WNI yang bekerja di luar negeri, rindu, kangen dan perlu untuk menyaksikan film-film seperti ini (Lima) yang mampu membangkitkan nasionalis mereka dan juga rasa serta peduli sesama,” papar Lola.

Lola dan timnya berharap, pemerintah dan lembaga resmi pemerintah yang ada di luar negeri tetap terus mendukung dan memberikan film-film berkualitas yang bisa ditonton WNI yang bekerja di negeri orang.

“Saya yakin dan optimistis dengan seringnya pemutaran film sejenis film ‘Lima’ akan menumbuhkan kembali spirit nasionalisme masyarakat Indonesia yang ada didalam dan diluar negeri,” tutur Lola.

Setelah Taiwan, Lola Amaria akan memutar kembali film “Lima” di Australia, Selandia Baru dan Jerman.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1363 seconds (0.1#10.140)