Perawatan Ultherapy Masih Diminati
A
A
A
SEMAKIN bertambahnya usia, elastisitas dan kekencangan kulit tentu akan berkurang. Ultherapy masih menjadi perawatan nonbedah yang diminati untuk mengatasi masalah kulit tersebut.
Presiden Direktur Miracle Group dr Lanny Juniarti menjelaskan, produksi kolagen sudah mulai menurun ketika seseorang memasuki usia matang, yakni 35 tahun ke atas.
Menurutnya, kualitas kolagen dipengaruhi pola hidup sehari-hari. “Jika pola hidup tidak bagus, merokok, terkena sinar ultraviolet, itu mempercepat rusaknya kolagen,” ujar Lanny di The Hook Cafe, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/9).
Semakin bertambahnya usia, jumlah kolagen di balik kulit akan menurun antara 1%-1,4%. Jika tidak diintervensi, ditambah gaya hidup buruk seperti merokok dan sering terpapar sinar matahari, ini akan merusak kualitas kolagen. Menurutnya, secara usia kronologi, penuaan sudah ada sejak lahir.
Namun, penuaan mulai terlihat di atas usia 30 tahun. Lanny menambahkan, salah satu perawatan kecantikan nonbedah untuk mengencangkan kulit tanpa prosedur bedah adalah ultherapy.
Perawatan ini tidak menggunakan energi laser untuk memberikan efek terapi, tetapi menggunakan gelombang ultrasound. Perawatan ini dapat mengencangkan kulit kendur di bagian wajah; alis, leher, bawah dagu, serta memperbaiki garis halus dan kerutan di sekitar bawah leher (decolletage).
“Teknologi nonbedah ini mampu memperbaiki kontur dan mengencangkan wajah, leher, area belahan dada,” ujar Lanny. Lanny menerangkan, prosedur kecantikan ultherapy menggunakan gelombang suara dengan frekuensi di atas 20.000 kHz.
Gelombang ini mampu menembus lapisan kulit terdalam. Gelombang suara tersebut begitu ditembakkan ke lapisan kulit akan berubah menjadi panas dengan suhu 60-70 derajat Celsius. Meski suhu tinggi, tetap terasa dingin di lapisan permukaan kulit.
“Gelombang inilah yang memiliki kemampuan membuat kulit lebih kencang dan terangkat karena adanya pertumbuhan baru dalam kulit,” tutur Lanny. Perawatanultherapy sebaiknya dilakukan saat usia di atas 30-35 tahun.
Namun, bukan berarti orang yang usianya lebih muda tidak boleh melakukan perawatan ini. Orang yang memiliki pipi chubby bisa menggunakan perawatan ini agar tampak lebih tirus.
“Idealnya ultherapy cukup dilakukan satu kali dalam setahun yang hanya dikerjakan dokter berpengalaman,” ujar Lanny. Sementara itu, menurut Marketing Manager Merz Aesthetics Indonesia, distributor teknologi ultherapy di Indonesia, Hansen Gandhi, jenis perawatan ultherapy sudah lolos uji Food and Drug Administration (FDA) atau badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat.
Perawatan ini pertama kali digunakan pada 2009. Permintaan mesin ultherapy di Indonesia terus meningkat sejak masuk ke negara ini pada 2011. “Pertumbuhan penjualan ultherapy di Indonesia meningkat 20% per tahun,” kata Hansen.
Perawatan ini, menurut Hansen, sudah dilakukan 1 juta orang di dunia dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sayangnya, perawatan ultherapy banyak dipalsukan beberapa klinik kecantikan di Indonesia.
Banyak klinik kecantikan yang menggunakan alat ultherapy palsu dan belum bersertifikat FDA. “Atas dasar itulah, perusahaan kecantikan internasional Merz Aesthetics meluncurkan aplikasi Real Matters.
Aplikasi ini bertujuan membantu pasien yang akan menjalani perawatan ultherapy di klinik-klinik kecantikan yang terdaftar dan bersertifikat,” ujar Hansen. Menurut dia, nantinya pasien diberikan kartu khusus yang bisa di-scan menggunakan aplikasi tersebut untuk menunjukkan daftar klinik kecantikan yang sudah bersertifikat.
“Di Indonesia, ada beberapa klinik yang sudah terdaftar. Dua di antaranya Jakarta Aesthetic Clinic dan Miracle Aesthetic Clinic & Anti Aging,” sebut Hansen.
Presiden Direktur Miracle Group dr Lanny Juniarti menjelaskan, produksi kolagen sudah mulai menurun ketika seseorang memasuki usia matang, yakni 35 tahun ke atas.
Menurutnya, kualitas kolagen dipengaruhi pola hidup sehari-hari. “Jika pola hidup tidak bagus, merokok, terkena sinar ultraviolet, itu mempercepat rusaknya kolagen,” ujar Lanny di The Hook Cafe, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/9).
Semakin bertambahnya usia, jumlah kolagen di balik kulit akan menurun antara 1%-1,4%. Jika tidak diintervensi, ditambah gaya hidup buruk seperti merokok dan sering terpapar sinar matahari, ini akan merusak kualitas kolagen. Menurutnya, secara usia kronologi, penuaan sudah ada sejak lahir.
Namun, penuaan mulai terlihat di atas usia 30 tahun. Lanny menambahkan, salah satu perawatan kecantikan nonbedah untuk mengencangkan kulit tanpa prosedur bedah adalah ultherapy.
Perawatan ini tidak menggunakan energi laser untuk memberikan efek terapi, tetapi menggunakan gelombang ultrasound. Perawatan ini dapat mengencangkan kulit kendur di bagian wajah; alis, leher, bawah dagu, serta memperbaiki garis halus dan kerutan di sekitar bawah leher (decolletage).
“Teknologi nonbedah ini mampu memperbaiki kontur dan mengencangkan wajah, leher, area belahan dada,” ujar Lanny. Lanny menerangkan, prosedur kecantikan ultherapy menggunakan gelombang suara dengan frekuensi di atas 20.000 kHz.
Gelombang ini mampu menembus lapisan kulit terdalam. Gelombang suara tersebut begitu ditembakkan ke lapisan kulit akan berubah menjadi panas dengan suhu 60-70 derajat Celsius. Meski suhu tinggi, tetap terasa dingin di lapisan permukaan kulit.
“Gelombang inilah yang memiliki kemampuan membuat kulit lebih kencang dan terangkat karena adanya pertumbuhan baru dalam kulit,” tutur Lanny. Perawatanultherapy sebaiknya dilakukan saat usia di atas 30-35 tahun.
Namun, bukan berarti orang yang usianya lebih muda tidak boleh melakukan perawatan ini. Orang yang memiliki pipi chubby bisa menggunakan perawatan ini agar tampak lebih tirus.
“Idealnya ultherapy cukup dilakukan satu kali dalam setahun yang hanya dikerjakan dokter berpengalaman,” ujar Lanny. Sementara itu, menurut Marketing Manager Merz Aesthetics Indonesia, distributor teknologi ultherapy di Indonesia, Hansen Gandhi, jenis perawatan ultherapy sudah lolos uji Food and Drug Administration (FDA) atau badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat.
Perawatan ini pertama kali digunakan pada 2009. Permintaan mesin ultherapy di Indonesia terus meningkat sejak masuk ke negara ini pada 2011. “Pertumbuhan penjualan ultherapy di Indonesia meningkat 20% per tahun,” kata Hansen.
Perawatan ini, menurut Hansen, sudah dilakukan 1 juta orang di dunia dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sayangnya, perawatan ultherapy banyak dipalsukan beberapa klinik kecantikan di Indonesia.
Banyak klinik kecantikan yang menggunakan alat ultherapy palsu dan belum bersertifikat FDA. “Atas dasar itulah, perusahaan kecantikan internasional Merz Aesthetics meluncurkan aplikasi Real Matters.
Aplikasi ini bertujuan membantu pasien yang akan menjalani perawatan ultherapy di klinik-klinik kecantikan yang terdaftar dan bersertifikat,” ujar Hansen. Menurut dia, nantinya pasien diberikan kartu khusus yang bisa di-scan menggunakan aplikasi tersebut untuk menunjukkan daftar klinik kecantikan yang sudah bersertifikat.
“Di Indonesia, ada beberapa klinik yang sudah terdaftar. Dua di antaranya Jakarta Aesthetic Clinic dan Miracle Aesthetic Clinic & Anti Aging,” sebut Hansen.
(don)