Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Limfoma

Senin, 24 September 2018 - 08:08 WIB
Tingkatkan Kualitas...
Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Limfoma
A A A
Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, sekitar 1.000 orang setiap hari di dunia, didiagnosis menderita limfoma. Dengan pengobatan tepat dan dini, kualitas hidup pasien tetap terjaga.

Di Indonesia sendiri diambil dari data Globocan 2018, sebanyak 35.490 orang didiagnosis limfoma dalam lima tahun terakhir dan 7.565 orang meninggal dunia. Pada tahun 2018, kasus baru non-hodgkin limfoma mencapai 14.164 orang dan memiliki prevalensi 4,57 %.

Saat ini, non-hodgkin limfoma menempati peringkat ke-7 penyakit kanker di Indonesia, di bawah kanker payudara, serviks, paru-paru, usus, prostat, ovarium, hati, dan nasofaring.

“Angka kematian yang cukup tinggi ini karena lambatnya deteksi sehingga penanganannya sudah pada stadium lanjut,” jelas Dr. Ronald. A. Hukom, MHSc, Sp.PD, KHOM, FINASIM dari Perhimpunan Hematologi dan Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin), di acara Peringatan Hari Peduli Limfoma Sedunia bersama Ferron Par Pharmaceuticals dan Cancer Information and Support Center (CISC).Lebih parah lagi, tukas dr. Ronald, karena masih ada pasien yang tidak berobat ke dokter yang tepat, atau memilih pengobatan melalui jalur alternatif, atau dukun. “Mereka yang memilih (berobat) alternatif ini cukup banyak jumlahnya,” imbuhnya.

Dr. Ronald menjelaskan, limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik, yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening.

Limfoma disebabkan oleh perubahan sel-sel limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang dalam keadaan normal atau sehat berfungsi menjaga daya tahan tubuh dan menangkal berbagai jenis infeksi. Pada kasus limfoma, sel B atau T ini membelah lebih cepat, tak terkontrol, dan hidup lebih lama dari biasanya.

Ada beberapa jenis limfoma, dengan dua golongan besar yaitu Limfoma Hodgkin (10%) dan Limfoma Non-Hodgkin (90%). Dengan pengobatan medis yang tepat dan sedini mungkin, banyak pasien limfoma yang mampu menjaga penyakit mereka di bawah kontrol dan memiliki kualitas hidup yang baik, bahkan sembuh. Program JKN/BPJS Kesehatan yang ada sejak tahun 2014 memiliki tujuan yang sangat bagus.

Sayangnya, fakta di lapangan kadang tidak sama. Menurut Aryanthi Baramuli Putri, pendiri CISC Indonesia, keberadaan BPJS memang sangat membantu pasien dalam pengobatan kanker namun masih perlu banyak perbaikan sehingga pelayanan pengobatan kanker akan menjadi semakin baik.

“Misalnya tentang rujukan berjenjang dan pembaharuan rujukan per tiga bulan sebaiknya tidak diberlakukan untuk pasien kanker. Ini semua dimaksudkan untuk efisiensi biaya, baik untuk pemerintah dalam hal ini BPJS dan juga untuk pasien sendiri,” ujar Aryanthi.

Masalah lain adalah obat-obatan limfoma yang masih dirasakan cukup mahal, dan tidak semua masuk dalam jaminan BPJS. Meskipun ditanggung BPJS, tetap saja ada prosedur panjang yang harus dilalui oleh penderita kanker.

Fasilitas rumah sakit yang terbatas membuat pasien juga harus menunggu antrean untuk tindakan, bahkan sampai beberapa bulan.

Oleh karena itu, terkait dengan peringatan hari peduli kanker getah bening (lymphoma) yang selalu diselenggarakan CISC sejak beberapa tahun yang lalu diharapkan dapat memberikan informasi seluas-luasnya, tidak hanya untuk pasien limfoma, tetapi juga kepada masyarakat umum tentang gejala-gejala apa saja yang harus diwaspadai. Sehingga semakin dini limfoma diketahui, maka semakin tinggi tingkat kesembuhannya.

Sementara itu, pada kesempatan terpisah, Dr. dr. Hilman Tadjoedin, Sp.PD-KHOM, dokter spesialis onkologi medik mengatakan, ada dua jenis limfoma, yaitu Limfoma Hodgkin (LH) dan Limfoma Non-Hodgkin (LNH).

LNH merupakan mayoritas dari kanker pada sistem limfe, yaitu sebanyak 80% dari jumlah kasus. Ia menambahkan, pengobatan untuk kasus limfoma ini bukanlah dimaksudkan untuk penyembuhan. Akan tetapi mengontrol penyakit pasien. Sehingga pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1379 seconds (0.1#10.140)