Kemdikbud Perkenalkan Spirit Basoeki Adbullah lewat Film Animasi

Kamis, 27 September 2018 - 10:32 WIB
Kemdikbud Perkenalkan Spirit Basoeki Adbullah lewat Film Animasi
Kemdikbud Perkenalkan Spirit Basoeki Adbullah lewat Film Animasi
A A A
Banyak sisi kehidupan yang bisa diangkat dari tokoh besar Basoeki Abdullah. Pun juga banyak cara untuk menghadirkan sisi kehidupan itu kepada generasi milenial. Kira-kira begitu misi dari film animasi yang membeber kisah masa kecil pelukis Basoeki Adbullah.

Dibesut oleh Hermawan Yulianto atau akrab disapa Wawan Teamlo, film animasi ini menjadi bagian dari acara pembukaan pameran seni lukis bertajuk Spirit Potret yang dibukan secara resmi oleh Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Dr. Nadjamuddin Ramly, M.Si di pelataran Gedung Museum Basoeki Abdullah, Selasa (25/9/2018).

Meski hanya berdurasi 15 menit, film animasi tersebut sukses menguak semangat atau spirit Basoeki dalam menjelajahi jagad seni sejak usia dini. Dikisahkan -dalam animasi itu- Basoeki yang saat itu berusia 10 tahun berani pergi sendirian ke Bali, lantaran dia yakin alam di Bali sangat indah dan dia sendiri sangat teropsesi untuk melukisnya.

Menariknya, dia menumpang kereta api tanpa membeli karcis. Itu yang membuat dia kucing-kucingan dengan petugas kereta yang memeriksa tiket penumpang. Kisah nyata tak membeli tiket ini diperhalus oleh Wawan dengan mengubahnya.

"Agar tak memberi pelajaran kepada generasi kekinian bawa Basoeki tak taat aturan. Sejatinya dia tidak beli tiket, tapi dalam animasi ini dia beli tiket, tapi tiketnya jatuh. Jadi ada kemiripan dengan karakter Tom and Jerry," argumen Wawan.

Ide pembuatan animasi tersebut, lanjtunya, berawal ketika Wawan mengunjungi museum. "Awalnya karena saya sering main ke Museum Basuki Abdullah. Kemudian ada tawaran dari pemerintah, akhirnya saya dan tim bikin film animasi tentang Basuki Abdullah," bebernya.

Menurutnya, untuk mengenalkan sosok pelukis Basuki Abdullah kepada anak-anak, animasi sangat cocok. "Kita milih tema, karena animasi sasarannya anak-anak. Kita cari kisah-kisah Basuki waktu kecil," paparnya.

Wawan Teamlo mengaku, untuk membuat kisah Basuki menjadi sebuah film bukan hal yang mudah. Sebab, dia dan timnya harus melakukan riset dari berbagai sumber bacaan hingga saksi hidup, terutama keluarga dekatnya.

"Ada banyak buku-buku, kemudian ngobrol langsung kepada anaknya. Ternyata masih banyak lagi kisah yang digali," pungkasnya.

Dia berharap, ke depan animasi Basoeki bisa dibuat serial. Sehingga anak-anak milenial bisa mengenalnya. "Kita mengangkat lagi seni budaya melalui museum di era modern ini. Bahkan kalau bisa, serial animasi itu bisa ditayang di televisi," tuturnya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7764 seconds (0.1#10.140)
pixels