Dimas Anggara Perankan Remaja Berkebutuhan Khusus
A
A
A
AKTOR Dimas Anggara mendapatkan peran pria berkebutuhan khusus dalam film Dancing in The Rain. Meski mengaku sulit, dia senang karena akhirnya mendapatkan peran yang memang diimpikannya.
Dalam film karya Rudi Aryanto bersama Rumah Produksi Screenplay Pictures dan Legacy Pictures, Dimas memainkan karakter Banyu, seorang remaja dengan spectrum autis.
“Tahun lalu saya obrolin, akhir tahun minta sama rumah produksi yang garap film ini. Pas dikabulin senang sih karena memang saya pengin keluar dari zona nyaman. Buat saya, bisa dibilang ini salah satu tujuan saya di dunia (perfilman) ini, bisa memerankan karakter seperti ini,” ujar Dimas seusai pemutaran Dancing in The Rain di XXI Plaza Senayan belum lama ini.
Suami Nadine Chandrawinata ini butuh waktu satu bulan lebih untuk mendalami karakter Banyu. Selama proses syuting, Dimas bahkan didampingi psikolog agar perannya menjadi anak berkebutuhan khusus lebih matang.
“Saya yang minta agar ada waktu bisa belajar sama psikolog. Dikasih waktu juga untuk ketemu sama anak berkebutuhan khusus selama tiga bulan biar “dapet “ karakternya,” ungkapnya.
Kesulitan menjadi anak dengan autis, diakui Dimas, adalah mempelajari gerak tubuhnya. Dia dituntut semirip mungkin menjadi anak yang mengalami autis. “Jujur saya susah buat ngolah tubuhnya.
Body language dibuat dari kecil sampai dewasa karena Banyu kecil diperankan Gilang, saya yang remajanya. Saya dan Gilang ketemu di lokasi buat body languange biar mirip,” ucapnya.
Kerja keras aktor berdarah Kebumen-Batak ini pun mendapat pujian dari lawan mainnya, artis senior Christine Hakim. Menurut Christine, Dimas berhasil membawakan karakter Banyu dengan baik.
“Saya melihat dari gesture dan gaya bicara, dari ekspresi kemarahan dan kegembiraannya itu Dimas berhasil,” tutur Christine yang berperan sebagai Eyang Banyu. Menurut Christine, akting Dimas sebagai anak berkebutuhan khusus sangat alami dan tidak dibuat-buat.
Terlebih, karakter Dimas yang sangat mudah bersahabat dengan semua orang memudahkan dia berperan sebagai Banyu. “Karena Dimas begitu humble, loveble, santun, jadi memang nggak dibuat-buat, jadi luar biasa,” ucap pemeran film Tjoet Njaí Dhien itu. Film Dancing in The Rain menyuguhkan kisah kehidupan Banyu yang menyentuh hati.
Selain menyajikan perjuangan Eyang Uti yang diperankan Christine Hakim dalam merawat Bayu, juga diwarnai kisah persahabatan Banyu dengan Radin (Deva Mahenra) dan Kinara (Bunga Zainal). Musisi Melly Goeslaw pun didapuk sebagai pengisi soundtrack film yang dijadwalkan tayang di jaringan bioskop pada 18 Oktober mendatang itu.
Dalam film karya Rudi Aryanto bersama Rumah Produksi Screenplay Pictures dan Legacy Pictures, Dimas memainkan karakter Banyu, seorang remaja dengan spectrum autis.
“Tahun lalu saya obrolin, akhir tahun minta sama rumah produksi yang garap film ini. Pas dikabulin senang sih karena memang saya pengin keluar dari zona nyaman. Buat saya, bisa dibilang ini salah satu tujuan saya di dunia (perfilman) ini, bisa memerankan karakter seperti ini,” ujar Dimas seusai pemutaran Dancing in The Rain di XXI Plaza Senayan belum lama ini.
Suami Nadine Chandrawinata ini butuh waktu satu bulan lebih untuk mendalami karakter Banyu. Selama proses syuting, Dimas bahkan didampingi psikolog agar perannya menjadi anak berkebutuhan khusus lebih matang.
“Saya yang minta agar ada waktu bisa belajar sama psikolog. Dikasih waktu juga untuk ketemu sama anak berkebutuhan khusus selama tiga bulan biar “dapet “ karakternya,” ungkapnya.
Kesulitan menjadi anak dengan autis, diakui Dimas, adalah mempelajari gerak tubuhnya. Dia dituntut semirip mungkin menjadi anak yang mengalami autis. “Jujur saya susah buat ngolah tubuhnya.
Body language dibuat dari kecil sampai dewasa karena Banyu kecil diperankan Gilang, saya yang remajanya. Saya dan Gilang ketemu di lokasi buat body languange biar mirip,” ucapnya.
Kerja keras aktor berdarah Kebumen-Batak ini pun mendapat pujian dari lawan mainnya, artis senior Christine Hakim. Menurut Christine, Dimas berhasil membawakan karakter Banyu dengan baik.
“Saya melihat dari gesture dan gaya bicara, dari ekspresi kemarahan dan kegembiraannya itu Dimas berhasil,” tutur Christine yang berperan sebagai Eyang Banyu. Menurut Christine, akting Dimas sebagai anak berkebutuhan khusus sangat alami dan tidak dibuat-buat.
Terlebih, karakter Dimas yang sangat mudah bersahabat dengan semua orang memudahkan dia berperan sebagai Banyu. “Karena Dimas begitu humble, loveble, santun, jadi memang nggak dibuat-buat, jadi luar biasa,” ucap pemeran film Tjoet Njaí Dhien itu. Film Dancing in The Rain menyuguhkan kisah kehidupan Banyu yang menyentuh hati.
Selain menyajikan perjuangan Eyang Uti yang diperankan Christine Hakim dalam merawat Bayu, juga diwarnai kisah persahabatan Banyu dengan Radin (Deva Mahenra) dan Kinara (Bunga Zainal). Musisi Melly Goeslaw pun didapuk sebagai pengisi soundtrack film yang dijadwalkan tayang di jaringan bioskop pada 18 Oktober mendatang itu.
(don)