Rutin Pantau Gula Darah untukHindari Hipoglikemia

Selasa, 06 November 2018 - 08:34 WIB
Rutin Pantau Gula Darah untukHindari Hipoglikemia
Rutin Pantau Gula Darah untukHindari Hipoglikemia
A A A
DIABETES merupakan beban yang semakin berat bagi dunia, International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan 425 juta orang atau setidaknya satu dari 11 orang berusia 20-79 tahun hidup dengan diabetes pada tahun 2017 dan Indonesia menjadi rumah bagi 10,3 juta orang yang hidup dengan diabetes.

Oleh karenanya dibutuhkan upaya yang konsisten dalam menciptakan sebuah inovasi serta inisiatif terkini untuk penanganan diabetes. Satu dari banyak tantangan diabetes yang menjadi perhatian saat ini adalah hipoglikemia atau gula darah rendah, hipoglikemia merupakan sebuah kondisi yang membutuhkan perharian khusus dari pasien diabetes dan keluarga pasien selama 24 jam.

Menurut data dari studi IO HAT Indonesia baru-baru ini secara umum 36,4 persen pasien tidak tahu apa itu hipoglikemia ketika gejala awal. 25,7 persen angka kejadian hipoglikemia pasien per tahun dan 13 persen angka kejadian hipoglikemia berat pasien per tahun.

83 persen dari penderita diabetes tipe 1 mengalami kejadian hipoglikemia setidaknya sekali sebulan, sedangkan 47 persen dari penderita diabetes tipe 2 mengalami hipoglikemia setidaknya sekali sebulan.

“Hipoglikemia dan konsekuensinya adalah beban yang cukup besar untuk pasien diabetes, hipoglikemia ini adalah sebuah kondisi yang berbahaya, terutama karena kejadiannya sering kali tidak disadari oleh pasien diabetes sehingga mereka tidak melaporkan kejadian ini kepada dokter, padahal hipoglikemia kronis dapat menyebabkan koma hingga kematian,” ucap dr Dante Saksono SpPD-KEMD PhD.

Ia juga menambahkan ada dua jenis terapi pengobatan untuk diabetes, yaitu dengan OAD atau insulin. Hipoglikemia pada pasien diabetes bisa juga disebabkan oleh pengobatan yang tidak sesuai.

“Namun, seiring berkembangnya teknologi pengobatan, inovasi terapi insulin generasi baru telah menyesuaikan dengan kebutuhan pasien yang salah satunya adalah untuk mengurangi risiko hipoglikemia. Walaupun begitu, bagi pasien rajin memeriksa nilai kadar gula darah secara berkala juga efektif mengurangi risiko hipoglikemia,” kata dr Dante.

Menurutnya, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko hipoglikemia, yaitu periksakan HbA1c, komponen dalam darah terkait glukosa dan nilai gula darah untuk mengetahui kadar normal gula darah.

“Anda boleh merasa aman apabila hasil HbA1c kurang dari 7 persen. Risiko hipoglikemia dapat dikurangi dengan beberapa cara lainnya, yaitu dengan adanya dukungan keluarga dan pengasuh pasien dalam proses perawatan pasien diabetes, inovasi perawatan diabates dan alat pantau yang dapat mengendalikan gula darah serta mengurangi risiko hipoglikemia,” kata dr Dante.

Selain itu menciptakan persamaan pemahaman mengenai hipoglikemia serta memastikan bahwa hipoglikemia menjadi salah satu hal utama yang diperhatikan selama proses perawatan diabetes, termasuk elemen penting dalam upaya mengurangi risiko hipoglikemia.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6022 seconds (0.1#10.140)