Film Zharfa Padukan Budaya Indonesia Malaysia lewat Drama Religi

Senin, 12 November 2018 - 16:30 WIB
Film Zharfa Padukan...
Film Zharfa Padukan Budaya Indonesia Malaysia lewat Drama Religi
A A A
JAKARTA - Kehidupan masyarakat Malaysia dan Indonesia memiliki banyak kesamaan, plus langgam cengkok Melayu yang dilafalkan penduduknya. Kesamaan budaya ini yang melahirkan film Zharfa.

Zharfa menjadi judul yang diambil dari pemeran utamanya. Sorotannya memang ditujukan pada karakter tersebut. Namun, berbeda dengan film lainnya. Kekuatan cerita menjadi andalan dari film bergenre religi ini.

Dimulai dari sketsa kehidupan gadis cantik yang ‘terdampar’ di pesantren. Zharfa, gadis asal Malaysia memiliki kehidupan yang penuh masalah. Meski, cantik, tetapi dia memiliki pribadi yang emosional dan keras hati.

Jiwanya selalu berontak karena kecewa pada ayah kandungnya yang pergi meninggalkannya sejak kecil. Hingga ibunya menikah lagi dengan pria bertabiat licik yang sangat dibenci Zharfa. Pernikahan itu makin membuat Zharfa berontak dan kerap bertengkar dengan ayah tirinya.

Zharfa yang dimainkan artis Malaysia, Kaka Azraff pun dimasukan ke pesantren dan jauh di negara kelahirannya. Dia masuk pesantren di Indonesia, di sebuah kampung di kawasan Jawa Barat.

Dia beradu acting dengan pemain kenamaan, seperti Donny Alamsyah yang menjadi Fuqron Ali, guru silat dan pengajar pendamping Ustad Abduh, Shelomita sebagai Nadya, ibunda kandung Zharfa, mantan istri Abdi saat muda dan actor senior Piet Pagau menjadi Kyai Soleh, pemimpin pesantren, tokoh agama yang disegani.

“Saya menangis karena cerita yang dibangun ini bukan mengenai masalah percintaan, tetapi karena kisahnya mengangkat kekeluargaan, dimana kisahnya membangun perasaan. Ini yang membuat saya menangis. Penonton juga bisa merasakan ceritanya yang penuh emosional,” kata Kaka.

Sutradara Ruli Wanizar mengemas film religi ini dengan penuh drama yang penuh pesan. Penonton diajak menyaksikan film penuh makna yang menghibur dengan mengambil lokasi di dua negara, Indonesia dan Malaysia.
“Ini tantangan bagi saya, bagaimana saya harus bisa berbahasa Melaysia karena saya menjadi ibu dari Zharfa. Jadi biar enggak malu kalau film ini diputar di Malaysia. Makanya ini tantangan besar,” ujar Shelomita.

Film garapan rumah produksi Mr.Rius Production ini akan masuk bioskop pada awal tahun depan. Produser film Zharfa Yudi Pratito mengaku memberi sisi lain dari genre film yang ada. Selain itu, Zharfa berusaha memadukan dua kebudayaan dari dua negara.

“Kita serumpun, menarik jika menggabungkan dua kultur negeri tersebut. Bahasanya pun mudah dimengerti, baik oleh kita maupun orang Malaysia,” kata Yudi.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1624 seconds (0.1#10.140)