Bali: Beats of Paradise Berhasil Pukau Publik Negeri Paman Sam
A
A
A
JAKARTA - Film layar lebar sutradara Indonesia yang bermukim di Hollywood, Livi Zheng berjudul "Bali: Beats of Paradise", yang bertemakan gamelan Bali, sukses memukau penonton publik Negeri Paman Sam saat kali pertama diputar di Academy of Motion Picture Arts and Sciences, Samuel Goldwyn Theater, Beverly Hills, Amerika Serikat, Rabu pekan lalu (7/11).
Pemutaran perdana "Bali: Beats of Paradise" dihadiri tokoh-tokoh industri film, edukator dan juga diplomat dari berbagai negara. Salah satu dari seribuan penonton yang memenuhi gedung tersebut adalah Paul Briggs, Director Disney Animation. Usai menonton, dalam Twitternya, Paul menyatakan, dia sangat menikmati tayangan film dokumenter Bali karya Livi Zheng itu.
Gene Block, Rektor University of California-Los Angeles, salah satu universitas negeri terbaik di AS, juga hadir dalam pemutaran perdana karya sineas yang filmnya "Brush with Danger" masuk dalam seleksi nominasi Oscar pada 2015.
Selain kalangan perfilman Amerika Serikat, hadir pula sejumlah Konsul Jenderal (Konjen) dari berbagai negara, di antaranya Marco Cuba Marino Konjen Bolivia, Stephen Lorete Konjen Kenya, Devrin Jack Konjen Malaysia, Tanee Sangrat Konjen Thailand dan Aung-Soe Win Konjen Myanmar. Secara khusus, Konjen RI di Los Angeles, Simon Soekarno dan istrinya Evi Soekarno bukan hanya hadir tetapi juga mendukung penuh film karya anak bangsa tersebut.
Sineas kelahiran Malang, 3 April 1989 ini pun mengungkapkan, film "Bali: Beats of Paradise" sangat unik dengan background gamelan. "Saat ini kami sedang bersaing di Academy Award. Semoga bisa masuk menjadi nominator Oscar di tahun depan. Kami percaya bisa lolos. Sebab, film ini sangat unik dengan gamelan di dalamnya. Kami tentu gembira karena film ini diputar di Amerika," ungkap Livi dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (13/11).
Putri sulung Gunawan dan Lily Zheng ini pun menerangkan, nuansa Indonesia selalu dimasukkan dalam film garapannya. Budaya gamelan juga sangat familiar di Negeri Paman Sam. Beberapa film besar seperti "Avatar" karya James Cameron, TV seri "Star Trek" dan animasi "Akira" memakai musik gamelan.
"Alat musik instrumen seperti gamelan ini fantastis. Gamelan telah digunakan oleh banyak sineas internasional. Musik gamelan ini digunakan di Hollywood melalui film 'Avatar' dan acara TV 'Star Trek'. Jadi, gamelan ini bukan hal baru di Amerika. Namun, tidak banyak yang tahu kalau gamelan ini dari Indonesia. Saya selalu tertarik untuk memasukan nuansa Indonesia," terang Livi lagi.
Sebelumnya nuansa Indonesia juga sangat kuat dimunculkan dalam film "Brush with Danger". Film ini menggunakan puluhan lukisan karya seniman Indonesia. Berkat kegigihannya mengangkat budaya asli nusantara, penghargaan pun diberikan melalui Unforgetable Gala. Unforgetable Gala ini adalah award tertua di Amerika yang diberikan kepada tokoh penting Asia.
"Pembuatan gamelan ini sangat menarik. Saya terus bermimpi untuk syuting film di Indonesia. Yang jelas, jalan panjang sudah dilalui. Skenarioku bahkan sempat ditolak 32 kali. Itu justru melecut semangat untuk bangkit. Hanya perlu berkata 'yes' untuk sukses. Selain itu, semua juga harus dibangun dengan keimanan," ungkap sineas peraih predikat master di Sekolah Seni Sinematik di Universitas California Selatan.
Acara pemutaran perdana "Bali: Beats of Paradise" dibuka sebelumnya dengan alunan gamelan Bali dan double neck gitar yang dimainkan Balawan, gitaris asal Bali. Acara dilanjutkan dengan tari barong dan tari kecak, sebuah seni tradisional terkenal asal Bali.
"Film 'Crazy Rich Asians' membuat Singapura disorot dunia, kami berharap, film 'Bali: Beats of Paradise' juga akan membuat Indonesia menjadi sorotan dunia," ujar Julia Gouw, diaspora asal Indonesia yang tinggal di Los Angeles dan dikenal sebagai bankir. Julia berkesempatan juga membuka acara pemutaran perdana film tersebut.
Di samping Julia Gouw, Dubes RI untuk Korsel, Umar Hadi yang juga Executive Producer film tersebut juga hadir. Umar Hadi yang pernah menjabat sebagai Konjen RI di LA, terbang dari Seoul, Korsel, untuk menghadiri acara itu. Bersama Livi dan Julia, Umar juga diundang untuk bersama-sama menjadi dosen tamu di California Institute of the Arts, sekolah yang didirikan oleh Walt Disney, Kamis (8/11) lalu.
Mendekatkan nuansa Indonesia, film "Bali: Beats of Paradise" berkisah perjalanan hidup Nyoman Wenten yang notabene seorang seniman gamelan. Tinggal di Los Angeles, Wenten pun dikenal sebagai pengajar etnomusikologi di UCLA dan Herb Alpert School of Music. Lekat dengan gamelan sejak kecil, Wenten akhirnya bekerjasama dengan Judith Hill. Judith adalah kontestan The Voice dan pemenang Grammy Award.
Sebagi diaspora Indonesia, Livi juga akan menerima penghargaan sebagai Duta Kebudayaan atas karyanya "Bali: Beats of Paradise" dalam acara Unforgetable Gala yang berlangsung pada 8 Desember 2018.
Bersama dengan Jon M. Chu sutradara "Crazy Rich Asians", John Cho pemeran dalam film "Searching", dan Sandra Oh aktris ternama yang dikenal melalui "Grey’s Anatomy", Livi akan menerima penghargaan tersebut. Unforgetable Gala sejauh ini merupakan acara penghargaan tertua di AS yang diberikan untuk tokoh-tokoh Asia.
Sementara itu, film "Bali: Beats of Paradise" sendiri akan mulai diputar bioskop-bioskop Amerika mulai 16 November nanti.
Pemutaran perdana "Bali: Beats of Paradise" dihadiri tokoh-tokoh industri film, edukator dan juga diplomat dari berbagai negara. Salah satu dari seribuan penonton yang memenuhi gedung tersebut adalah Paul Briggs, Director Disney Animation. Usai menonton, dalam Twitternya, Paul menyatakan, dia sangat menikmati tayangan film dokumenter Bali karya Livi Zheng itu.
Gene Block, Rektor University of California-Los Angeles, salah satu universitas negeri terbaik di AS, juga hadir dalam pemutaran perdana karya sineas yang filmnya "Brush with Danger" masuk dalam seleksi nominasi Oscar pada 2015.
Selain kalangan perfilman Amerika Serikat, hadir pula sejumlah Konsul Jenderal (Konjen) dari berbagai negara, di antaranya Marco Cuba Marino Konjen Bolivia, Stephen Lorete Konjen Kenya, Devrin Jack Konjen Malaysia, Tanee Sangrat Konjen Thailand dan Aung-Soe Win Konjen Myanmar. Secara khusus, Konjen RI di Los Angeles, Simon Soekarno dan istrinya Evi Soekarno bukan hanya hadir tetapi juga mendukung penuh film karya anak bangsa tersebut.
Sineas kelahiran Malang, 3 April 1989 ini pun mengungkapkan, film "Bali: Beats of Paradise" sangat unik dengan background gamelan. "Saat ini kami sedang bersaing di Academy Award. Semoga bisa masuk menjadi nominator Oscar di tahun depan. Kami percaya bisa lolos. Sebab, film ini sangat unik dengan gamelan di dalamnya. Kami tentu gembira karena film ini diputar di Amerika," ungkap Livi dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (13/11).
Putri sulung Gunawan dan Lily Zheng ini pun menerangkan, nuansa Indonesia selalu dimasukkan dalam film garapannya. Budaya gamelan juga sangat familiar di Negeri Paman Sam. Beberapa film besar seperti "Avatar" karya James Cameron, TV seri "Star Trek" dan animasi "Akira" memakai musik gamelan.
"Alat musik instrumen seperti gamelan ini fantastis. Gamelan telah digunakan oleh banyak sineas internasional. Musik gamelan ini digunakan di Hollywood melalui film 'Avatar' dan acara TV 'Star Trek'. Jadi, gamelan ini bukan hal baru di Amerika. Namun, tidak banyak yang tahu kalau gamelan ini dari Indonesia. Saya selalu tertarik untuk memasukan nuansa Indonesia," terang Livi lagi.
Sebelumnya nuansa Indonesia juga sangat kuat dimunculkan dalam film "Brush with Danger". Film ini menggunakan puluhan lukisan karya seniman Indonesia. Berkat kegigihannya mengangkat budaya asli nusantara, penghargaan pun diberikan melalui Unforgetable Gala. Unforgetable Gala ini adalah award tertua di Amerika yang diberikan kepada tokoh penting Asia.
"Pembuatan gamelan ini sangat menarik. Saya terus bermimpi untuk syuting film di Indonesia. Yang jelas, jalan panjang sudah dilalui. Skenarioku bahkan sempat ditolak 32 kali. Itu justru melecut semangat untuk bangkit. Hanya perlu berkata 'yes' untuk sukses. Selain itu, semua juga harus dibangun dengan keimanan," ungkap sineas peraih predikat master di Sekolah Seni Sinematik di Universitas California Selatan.
Acara pemutaran perdana "Bali: Beats of Paradise" dibuka sebelumnya dengan alunan gamelan Bali dan double neck gitar yang dimainkan Balawan, gitaris asal Bali. Acara dilanjutkan dengan tari barong dan tari kecak, sebuah seni tradisional terkenal asal Bali.
"Film 'Crazy Rich Asians' membuat Singapura disorot dunia, kami berharap, film 'Bali: Beats of Paradise' juga akan membuat Indonesia menjadi sorotan dunia," ujar Julia Gouw, diaspora asal Indonesia yang tinggal di Los Angeles dan dikenal sebagai bankir. Julia berkesempatan juga membuka acara pemutaran perdana film tersebut.
Di samping Julia Gouw, Dubes RI untuk Korsel, Umar Hadi yang juga Executive Producer film tersebut juga hadir. Umar Hadi yang pernah menjabat sebagai Konjen RI di LA, terbang dari Seoul, Korsel, untuk menghadiri acara itu. Bersama Livi dan Julia, Umar juga diundang untuk bersama-sama menjadi dosen tamu di California Institute of the Arts, sekolah yang didirikan oleh Walt Disney, Kamis (8/11) lalu.
Mendekatkan nuansa Indonesia, film "Bali: Beats of Paradise" berkisah perjalanan hidup Nyoman Wenten yang notabene seorang seniman gamelan. Tinggal di Los Angeles, Wenten pun dikenal sebagai pengajar etnomusikologi di UCLA dan Herb Alpert School of Music. Lekat dengan gamelan sejak kecil, Wenten akhirnya bekerjasama dengan Judith Hill. Judith adalah kontestan The Voice dan pemenang Grammy Award.
Sebagi diaspora Indonesia, Livi juga akan menerima penghargaan sebagai Duta Kebudayaan atas karyanya "Bali: Beats of Paradise" dalam acara Unforgetable Gala yang berlangsung pada 8 Desember 2018.
Bersama dengan Jon M. Chu sutradara "Crazy Rich Asians", John Cho pemeran dalam film "Searching", dan Sandra Oh aktris ternama yang dikenal melalui "Grey’s Anatomy", Livi akan menerima penghargaan tersebut. Unforgetable Gala sejauh ini merupakan acara penghargaan tertua di AS yang diberikan untuk tokoh-tokoh Asia.
Sementara itu, film "Bali: Beats of Paradise" sendiri akan mulai diputar bioskop-bioskop Amerika mulai 16 November nanti.
(nug)