Pakai Rujukan Harry Potter, Muse Ingin Terhubung dengan Anak Muda
A
A
A
LONDON - Album terbaru, Simulation Theory, Muse mengandung lirik yang menarik di salah satu lagunya. Di lirik itu ada referensi pada serial Harry Potter dengan menyebut Death Eater.
Lirik itu berbunyi, “You ate my soul like a death eater.” Menurut penulis yang juga frontman Muse, Matt Bellamy, dia sengaja memasukkan referensi dari Harry Potter itu untuk mengganggu dua rekan sebandnya, Chris Wolstenholme (bas) dan Dominic Howard (drum) yang tidak suka dengan franchise tersebut.
“Jarang ada yang bisa mengenalinya. Dom, yang benci semesta itu, tidak tahu! Saya suka. Saya memperlakukannya sebagai cara untuk sedikit mengganggu Chris dan Dom,” ujar Matt kepada Daily Star.
Death Eater adalah sebutan bagi pengikut jahat dan setia terhadap penyihir jahat Lord Voldermot di serial Harry Potter. Matt menjelaskan, meskipun album baru Muse itu memberikan penghormatan untuk era 80an dan sci-fi, tapi dia ingin memberikan sesuatu bagi generasi muda.
“Album itu untuk mengakui generasi yang tumbuh bersama Harry Potter dan hal-hal fantastik dan ajaib yang sedikit hilang dalam beberapa tahun belakangan ini. Ketika kita masih kecil pada era 80an, fiksi ilmiah dan fantasi dengan baik direpresentasikan. Jadi, memberikan referensi kepada Harry Potter sepertinya sebanding dengan tema album ini,” ujar Matt yang dikutip Bang Showbiz.
Basis Muse, Chris, mengakui pentingnya nostalgia dan betapa pentingnya film dalam membentuk masa kanak-kanak dan pengaruh, termasuk musik. “Mungkin ini karena kita masuk usia 40an sehingga kita sedikit menengok ke belakang. Melihat anak-anak tumbuh membuat kita melihat masa kanak-kanak kita sendiri dan itulah yang menarik kami. Memori tertua saya adalah dari film era itu,” papar Chris.
Lirik itu berbunyi, “You ate my soul like a death eater.” Menurut penulis yang juga frontman Muse, Matt Bellamy, dia sengaja memasukkan referensi dari Harry Potter itu untuk mengganggu dua rekan sebandnya, Chris Wolstenholme (bas) dan Dominic Howard (drum) yang tidak suka dengan franchise tersebut.
“Jarang ada yang bisa mengenalinya. Dom, yang benci semesta itu, tidak tahu! Saya suka. Saya memperlakukannya sebagai cara untuk sedikit mengganggu Chris dan Dom,” ujar Matt kepada Daily Star.
Death Eater adalah sebutan bagi pengikut jahat dan setia terhadap penyihir jahat Lord Voldermot di serial Harry Potter. Matt menjelaskan, meskipun album baru Muse itu memberikan penghormatan untuk era 80an dan sci-fi, tapi dia ingin memberikan sesuatu bagi generasi muda.
“Album itu untuk mengakui generasi yang tumbuh bersama Harry Potter dan hal-hal fantastik dan ajaib yang sedikit hilang dalam beberapa tahun belakangan ini. Ketika kita masih kecil pada era 80an, fiksi ilmiah dan fantasi dengan baik direpresentasikan. Jadi, memberikan referensi kepada Harry Potter sepertinya sebanding dengan tema album ini,” ujar Matt yang dikutip Bang Showbiz.
Basis Muse, Chris, mengakui pentingnya nostalgia dan betapa pentingnya film dalam membentuk masa kanak-kanak dan pengaruh, termasuk musik. “Mungkin ini karena kita masuk usia 40an sehingga kita sedikit menengok ke belakang. Melihat anak-anak tumbuh membuat kita melihat masa kanak-kanak kita sendiri dan itulah yang menarik kami. Memori tertua saya adalah dari film era itu,” papar Chris.
(alv)