Sempurnakan Bentuk Wajah lewat Terapi Nonbedah Semakin Diminati
A
A
A
JAKARTA - Seiring dengan perkembangan teknologi bedah plastik yang semakin canggih, hal ini bisa membuat setiap orang bisa semakin mempercantik dan memperbaiki kekurangan yang ada dalam dirinya, terutama dalam bagian wajah. Meskipun begitu, tidak semua wanita berani melakukannya.
Akan tetapi, mengoreksi bentuk wajah yang dianggap tidak sempurna tidak selalu dengan operasi, karena kini teknologi nonbedah juga tak kalah majunya. Salah satu terapi nonbedah untuk mempercantik wajah yang belakangan ini semakin diminati adalah injeksi dermal filler. Terapi ini dilakukan untuk menambah volume dan memperbaiki kontur wajah, menghilangkan keriput, serta mengencangkan kulit wajah.
Untuk menyempurnakan metode tersebut, kini diperkenalkan prosedur 3D (tiga dimensi) treatment atau full face correction. Berbeda dengan teknik filler yang hanya mengoreksi satu bagian wajah saja, dengan teknik ini, koreksi bisa dilakukan pada seluruh bagian wajah.
"Kalau dulu, wajah yang 'diperbaiki satuan', sesuai permintaan pasiennya. Misalnya ingin hidungnya jadi lebih mancung, atau dagunya jadi lebih panjang. Kalau sekarang trennya itu memperbaiki wajah secara keseluruhan, tentunya pada bagian yang memang dirasa oleh dokter harus diperbaiki untuk membuat bentuk wajah lebih sempurna," papar ahli kecantikan sekaligus Produk Manager Aesthetic Cosmeceutical Division Restylane, dr Dheny C Setyawan di Sudirman Park, Jakarta, belum lama ini.
Terapi 3D ini diklaim tidak sekadar membuat wajah lebih cantik, tetapi juga proporsional dan simetris. Nama 3D merujuk pada koreksi wajah dengan pertimbangan proporsi wajah yang ideal dari wajah depan dan juga tampak samping.
Dalam proses 3D ini wajah pasien akan dilihat secara keseluruhan kemudian ditentukan bagian mana yang akan diperbaiki. Perbaikan bentuk wajah dengan filler ini dilakukan sesuai dengan rasio wajah serta gambaran bentuk wajah ideal menurut estetika kedokteran. Dalam prosesnya mungkin saja akan membutuhkan lebih dari satu bagian.
"Misalnya, untuk membuat wajah jadi lebih tirus, bisa saja filler disuntikkan ke bagian pipi agar terlihat lebih naik dan apple cheek makin menonjol, dagu dibuat lebih panjang. Selain itu, dokter kemungkinan juga akan melakukan penyuntikan toksin di bawah pipi agar jadi lebih kencang. Namun, semuanya tergantung dari kondisi wajah si pasien," terangnya.
Prosedur kecantikan, tambah Dheny, bukan lagi sebuah prosedur untuk membentuk anggota wajah jadi mirip artis idola atau membuat salah satu anggota wajahnya jadi lebih menonjol dibanding yang lain. Namun, ini merupakan sebuah prosedur kecantikan yang akan membuat wajah jadi lebih terlihat proporsional dan sempurna secara keseluruhan, baik tampak depan maupun samping.
Hanya, diakui Dheny, 3D treatment ini membutuhkan biaya yang cukup besar untuk setiap prosedurnya. Selain itu, belum banyak juga dokter ahli kecantikan yang mampu melakukan hal ini. "Tidak semua dokter bisa melakukan ini, sampai saat ini di Indonesia baru ada beberapa orang saja," katanya.
Salah satu pasien artis yang juga master hipnoterapi Romy Rafael rutin bersama istri melakukan perawatan tubuh. Di balik penampilannya yang dikenal misterius, ternyata pria tersebut sangat perhatian soal penampilan sang istri Ury Kartha Diayu Shinta. Bahkan dia rela menemani istri saat melakukan perawatan tubuh mulai dari sulam alis, rambut hingga wajah.
Perhatian terhadap penampilan sang istri, Romy Rafael sampai rela menemani sang istri lakukan sulam alis. Pria kelahiran Surabaya ini mengaku kalau dirinya dengan Ury selalu saling menemani.
"Memang ke mana-mana berdua sih. Kadang saya nemenin Ury, kadang dia yang nemenin saya meski banyak mengeluarkan uang tapi ini untuk investasi masa depan termasuk menjaga kesehatan dan injeksi Dermal filter ini tidak berbahaya dan menimbulkan rasa sakit," ujar Romy.
Menemani istrinya untuk melakukan perawatan ini ternyata Romy punya alasan tersendiri. Dia melakukannya, karena tak ingin penampilan istri jadi berlebihan atau sang istri tidak merasa cocok.
"Kalau untuk perawatan (Romy) jarang nemenin karena sibuk, jadi sekali-kali saja. Dia bawel, dia benar-benar merhatiin kalau aku dandan ke salon, rambutnya terlalu gimana, make-up tebal dia nggak suka, suruh hapus, kalau enggak, enggak boleh berangkat dan perawatan wajah juga dilakukan agar kulitnya kencang dan suami sebenarnya pilih-pilih, enggak mau sembarangan. Suami nih gampang-gampang susah. Takut istrinya nggak cocok," timpal ibu dua anak ini.
Melakukan proses perawatan kecantikan mulai dari Injeksi Dermal Filter dan sulam alis, Ury mengaku kalau dirinya tidak mengikuti tren saja. Hal ini dia lakukan untuk menunjang penampilan saat berada di atas panggung bersama Romy. "Memang sengaja lakukan perawatan wajah dan bikin alis permanen. Soalnya kalau sama suami perform, aku kan ditutupin pakai alat, kendalanya mukanya jadi berminyak," jelasnya.
Akan tetapi, mengoreksi bentuk wajah yang dianggap tidak sempurna tidak selalu dengan operasi, karena kini teknologi nonbedah juga tak kalah majunya. Salah satu terapi nonbedah untuk mempercantik wajah yang belakangan ini semakin diminati adalah injeksi dermal filler. Terapi ini dilakukan untuk menambah volume dan memperbaiki kontur wajah, menghilangkan keriput, serta mengencangkan kulit wajah.
Untuk menyempurnakan metode tersebut, kini diperkenalkan prosedur 3D (tiga dimensi) treatment atau full face correction. Berbeda dengan teknik filler yang hanya mengoreksi satu bagian wajah saja, dengan teknik ini, koreksi bisa dilakukan pada seluruh bagian wajah.
"Kalau dulu, wajah yang 'diperbaiki satuan', sesuai permintaan pasiennya. Misalnya ingin hidungnya jadi lebih mancung, atau dagunya jadi lebih panjang. Kalau sekarang trennya itu memperbaiki wajah secara keseluruhan, tentunya pada bagian yang memang dirasa oleh dokter harus diperbaiki untuk membuat bentuk wajah lebih sempurna," papar ahli kecantikan sekaligus Produk Manager Aesthetic Cosmeceutical Division Restylane, dr Dheny C Setyawan di Sudirman Park, Jakarta, belum lama ini.
Terapi 3D ini diklaim tidak sekadar membuat wajah lebih cantik, tetapi juga proporsional dan simetris. Nama 3D merujuk pada koreksi wajah dengan pertimbangan proporsi wajah yang ideal dari wajah depan dan juga tampak samping.
Dalam proses 3D ini wajah pasien akan dilihat secara keseluruhan kemudian ditentukan bagian mana yang akan diperbaiki. Perbaikan bentuk wajah dengan filler ini dilakukan sesuai dengan rasio wajah serta gambaran bentuk wajah ideal menurut estetika kedokteran. Dalam prosesnya mungkin saja akan membutuhkan lebih dari satu bagian.
"Misalnya, untuk membuat wajah jadi lebih tirus, bisa saja filler disuntikkan ke bagian pipi agar terlihat lebih naik dan apple cheek makin menonjol, dagu dibuat lebih panjang. Selain itu, dokter kemungkinan juga akan melakukan penyuntikan toksin di bawah pipi agar jadi lebih kencang. Namun, semuanya tergantung dari kondisi wajah si pasien," terangnya.
Prosedur kecantikan, tambah Dheny, bukan lagi sebuah prosedur untuk membentuk anggota wajah jadi mirip artis idola atau membuat salah satu anggota wajahnya jadi lebih menonjol dibanding yang lain. Namun, ini merupakan sebuah prosedur kecantikan yang akan membuat wajah jadi lebih terlihat proporsional dan sempurna secara keseluruhan, baik tampak depan maupun samping.
Hanya, diakui Dheny, 3D treatment ini membutuhkan biaya yang cukup besar untuk setiap prosedurnya. Selain itu, belum banyak juga dokter ahli kecantikan yang mampu melakukan hal ini. "Tidak semua dokter bisa melakukan ini, sampai saat ini di Indonesia baru ada beberapa orang saja," katanya.
Salah satu pasien artis yang juga master hipnoterapi Romy Rafael rutin bersama istri melakukan perawatan tubuh. Di balik penampilannya yang dikenal misterius, ternyata pria tersebut sangat perhatian soal penampilan sang istri Ury Kartha Diayu Shinta. Bahkan dia rela menemani istri saat melakukan perawatan tubuh mulai dari sulam alis, rambut hingga wajah.
Perhatian terhadap penampilan sang istri, Romy Rafael sampai rela menemani sang istri lakukan sulam alis. Pria kelahiran Surabaya ini mengaku kalau dirinya dengan Ury selalu saling menemani.
"Memang ke mana-mana berdua sih. Kadang saya nemenin Ury, kadang dia yang nemenin saya meski banyak mengeluarkan uang tapi ini untuk investasi masa depan termasuk menjaga kesehatan dan injeksi Dermal filter ini tidak berbahaya dan menimbulkan rasa sakit," ujar Romy.
Menemani istrinya untuk melakukan perawatan ini ternyata Romy punya alasan tersendiri. Dia melakukannya, karena tak ingin penampilan istri jadi berlebihan atau sang istri tidak merasa cocok.
"Kalau untuk perawatan (Romy) jarang nemenin karena sibuk, jadi sekali-kali saja. Dia bawel, dia benar-benar merhatiin kalau aku dandan ke salon, rambutnya terlalu gimana, make-up tebal dia nggak suka, suruh hapus, kalau enggak, enggak boleh berangkat dan perawatan wajah juga dilakukan agar kulitnya kencang dan suami sebenarnya pilih-pilih, enggak mau sembarangan. Suami nih gampang-gampang susah. Takut istrinya nggak cocok," timpal ibu dua anak ini.
Melakukan proses perawatan kecantikan mulai dari Injeksi Dermal Filter dan sulam alis, Ury mengaku kalau dirinya tidak mengikuti tren saja. Hal ini dia lakukan untuk menunjang penampilan saat berada di atas panggung bersama Romy. "Memang sengaja lakukan perawatan wajah dan bikin alis permanen. Soalnya kalau sama suami perform, aku kan ditutupin pakai alat, kendalanya mukanya jadi berminyak," jelasnya.
(nug)