Jadi Wanita Tomboy, Widyawati Keluar dari Zona Nyaman

Selasa, 20 November 2018 - 02:31 WIB
Jadi Wanita Tomboy,...
Jadi Wanita Tomboy, Widyawati Keluar dari Zona Nyaman
A A A
JAKARTA - Aktris senior Widyawati menunjukkan akting prima nan memukau saat berakting dalam film layar lebar "Mama-Mama Jagoan". Film ini berbicara mengenai persahabatan Widyawati dengan pemeran utama lain yakni Ratna Riantiarno, dan Niniek L Kariem yang keluar dari zona nyaman dari peran yang mereka jalani selama ini meskipun banyak kritikan atas peran dan karakter barunya dalam film.

Biasanya mendapatkan peran sebagai wanita dan ibu yang baik hati dan kalem, kini Widyawati tampil berbeda. Mendapat peran utama sebagai Dayu di "Mama-Mama Jagoan", Widyawati mampu keluar dari zona nyamannya dan berakting sebagai wanita tomboi dan nyentrik.

Widyawati mengaku jika totalitasnya tersebut baru kali ini dilakoninya, sehingga tentunya membuatnya merasakan banyak tantangan. Namun, aktris berusia 68 tahun ini berusaha berakting sebaik mungkin. Mengingat usianya yang sudah kepala enam, dia pun mendapatkan kritikan atas peran tomboy yang dilakoninya.

"Keluar dari zona saya yang biasanya. Sempat ada yang komentar enggak suka lihat saya begitu (tomboi), lebih suka yang kalem-kalem katanya dan penampilan cuek dan berantakan. Ada kesal gitu, tapi itulah Dayu. Jadi saya tetap mengikuti sutradara, kalau ada berlebihan aktingnya, dia akan memberikan batasan untuk jangan seperti itu," papar Widyawati kepada SINDOnews di sela-sela Gala Premier film "Mama Mama Jagoan" di Jakarta, belum lama ini.

Aktris kelahiran Jakarta, 12 Juli 1950 ini pun mengaku bersyukur bisa main film lagi menjadi pemeran utama, yang itu berarti masih dipercaya bisa mendatangkan penonton. Sebelumnya, Widyawati kerap melakoni peran pembantu sebagai ibu.

"Waktu ditawari (main film), kita bicara sama produser, kalian berani ya pakai kami, sementara biasanya yang dijual adalah bintang muda. Di Indonesia itu lain, kalau di Amerika itu sudah berumur masih leading. Kalau kita, berumur dikit aja sudah lewat," ungkap Widyawati.

Melakoni karakter wanita yang gahar di "Mama-Mama Jagoan" ternyata tak membuatnya merasa nyaman. Tapi karena harus profesional sebagai pemeran, Widyawati berusaha sekuat tenaga untuk tetap senang menjalani setiap adegannya.

"Ketika lihat dari awal sampai akhir film, saya kesal liat diri saya sendiri karena jorok, pengennya menata rambut dan bajunya dirapihin. Tapi itu kan bukan saya tapi Dayu, ya seperti itulah dia. Saya sangat menikmati kok," ucap Widyawati.

Sejak awal diajak bergabung di film arahan Sidi Saleh ini, Widyawati menilai proyek ini sangatlah berani, lantaran menggunakan aktris-aktris senior sebagai pemeran utama. Tapi di balik keunikan itu, "Mama-Mama Jagoan" mengandung pesan moral yang sesuai dengan kondisi saat ini.

"Masalah persahabatan itu yang sangat perlu diperhatikan. Teman itu harus suka dan duka. Perbedaan suku enggak buat beda serta saling ribut, yang penting kebersatuan," tutur istri mendiang aktor senior Sophan Sophian.

Menurut Widyawati, dirinya selektif terhadap tawaran film yang datang padanya. Tak ingin coba-coba, dia hanya menerima film yang karakternya dia yakin bisa perankan. "Saya tuh setiap main film selalu berusaha sebaik mungkin," tukasnya.

"Saya pernah menolak kalau saya tidak bisa. Beberapa tahun lalu saya pernah menolak film karena diminta jadi orangtua Roy Marten dan El Manik saat karier kita sama. Saya tidak mau. Kenapa? Saya orangnya tidak mau coba-coba. Saya tidak mau nanti yang meminta itu jadi kecewa sama saya, lebih baik saya mundur," jelas Widyawati.

Ibu kandung dari Romy dan Roma Sophiaan ini pun mengaku syuting film bersama Ratna Riantiano tidak mengalami kesulitan, karena sudah bersahabat sejak lama. "Kita enggak bisa bicara chemistry ya, karena kita sudah bersama itu lama, sudah kenal, sudah biasa," terangnya.

Putri pasangan dari Adisura Soeradibrata dan Aryati ini juga mengakui bahwa saat dirinya ditawari jadi pemeran utama film ini bersama Ninik L Karim dan Ratna, sempat ragu apakah ini tidak salah. "Jujur, biasanya untuk seusia kami paling tinggi pemeran pembantu. Eh ini jadi pemeran utama pula. Apalagi kawan mainnya adalah sahabat-sahabat saya juga, jadi deh saya bersemangat. Apalagi saya dapat perannnya jauh sekali dari karakter saya sehari-hari," ujar aktris yang tetap cantik di usia senja ini.

Lain halnya dengan Ninik L Karim, yang mengaku bahwa energinya bertambah setelah tahu jadi pemeran utama bersama dua rekannya. "Kami bertekad membuktikan bahwa artis tua juga masih bisa mendatangkan penonton. Tidak hanya yang muda saja. Yang penting ceritanya menarik," kata Ninik L Karim.

Ratna Riantiano pun menimpali. Menurutnya, dalam keseharian mereka kerap ngobrol bareng. "Jadi pas kita main bareng tidak sulit. Walaupun syuting jadi menjadi terbiasa juga," ucap Ratna Riantiano.

Film bergenre komedi tersebut disutradarai Sidi Saleh, yang sebelumnya pernah mengharumkan nama Indonesia dengan kemenangannya meraih penghargaan film pendek terbaik di ajang Venice International Film Festival 2014 di Venezia, Italia.

Sidi Saleh awalnya merasa khawatir karena melihat faktor usia dari ketiga artis senior ini. Namun, ternyata para aktris senior itu sangat profesional dan pengertian. "Bahkan ada beberapa hari yang syuting sampai pagi karena berbagai kendala. Terus saya bilang ke mereka kemungkinan syuting sampai pagi. Eh ternyata mereka mengerti situasinya dan tetap mau menjalani syuting," tambah Sidi.

Film ini intinya tentang persahabatan yang kekal karena dilandasi saling pengertian akan perbedaan. Untuk membungkus tema ini, kerja keras sang sutradara bolehlah diacungi jempol.

"Yang pasti bekerja sama dengan tiga artis senior ini merupakan pengalaman yang berharga sekali untuk saya sebagai sutradara. Karena justru mereka sangat mandiri. Mereka punya etos kerja yang luar biasa sih. Bisa diskusi juga sama mereka, itu yang menyenangkan buat saya," tutur Sidi Saleh.

Film "Mama-Mama Jagoan" mengisahkan tentang Myrna (Nieniek L. Karim), yang mencoba mencari anaknya, Monang (Lolox) di Bali bersama dua sahabatnya, Dayu (Widyawati) dan Hasnah (Ratna Riatiarno). Hanya berbekal kartu pos tanpa alamat, ketiganya kerap mengalami kesulitan untuk mencapai tujuannya. Selama proses pencarian, mereka justru terlibat berbagai komplikasi serta kejadian lucu, mulai dari mencoba bikini wax hingga pertengkaran hebat yang menguji jalinan persahabatan selama puluhan tahun.

"Mama-Mama Jagoan" dijadwalkan tayang di bioskop mulai 22 November 2018.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1874 seconds (0.1#10.140)