YKRI Dorong Indonesia Milki Kebun Raya Tanaman Obat

Senin, 26 November 2018 - 23:59 WIB
YKRI Dorong Indonesia Milki Kebun Raya Tanaman Obat
YKRI Dorong Indonesia Milki Kebun Raya Tanaman Obat
A A A
JAKARTA - Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) meluncurkan gerakan Jaga Bhumi periode kedua 2018-2019 saat bertepatan dengan peringatan Hari Pohon Sedunia pada 21 November lalu. Lewat gerakan tersebut, YKRI mendorong agar Indonesia memiliki Kebun Raya Tanaman Obat (KRTO).

KRTO perlu dibangun mengingat Indonesia memiliki keanekaragaman hayati nomor dua terbesar di dunia. Berdasarkan Riset Tumbuhan dan Jamu (Ristorja 2012-2017) Kementerian Kesehatan RI, tercatat Indonesia memiliki sejumlah 6.000-7.500 tanaman obat. Hal tersebut tentunya jarang didapati di negara lainnya dengan jumlah tanaman obat yang melimpah.

"Ada sekitar 300 ribu hingga 400 ribu jenis tumbuhan di Indonesia. Dari jumlah itu, sekitar 6.000-7.500 merupakan tanaman obat. Karena itu penting agar Indonesia memiliki Kebun Raya Tanaman Obat," papar Wakil Ketua II YKRI, Sonny A.Keraf dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, baru-baru ini.

Sonny menegaskan, inisiasi dibangunnya KRTO sangat penting mengingat jarang sebuah negara memiliki jumlah jenis tanaman obat sebanyak itu. "Inisiasi ini sangat penting, karena salah satu kekuatan Indonesia adalah sumber keanekaragaman hayati (kehati)," tandas Sonny.

Hal senada diungkapkan presenter yang juga berprofesi sebagai dokter, Lula Kamal. Menurutnya, Indonesia kaya tanaman obat yang dapat menjadi alternatif penyembuhan, selain penyembuhan medis. "Kekayaan tanaman obat ini seharusnya dapat dimanfaatkan agar masyarakat tidak tergantung pada obat dari dokter karena tanaman obat terbukti mujarab dan sudah dibuktikan manfaatnya," terang Lula.

Dokter Lula Kamal, yang turut menjadi narasumber dalam talkshow gerakan Jaga Bhumi, menekankan bahwa ilmu kedokteran cukup berkaitan dengan ilmu herbal, memanfaatkan kekayaan tumbuhan sebagai obat-obatan bukan hanya untuk mengobati tapi juga mencegah.

"Masyarakat Indonesia harus sangat bersyukur hidup di Indonesia dengan kekayaan alam hutan dan tumbuhan yang sangat luas dan beragam, di beberapa negara penduduknya bahkan membayar untuk mendapatkan oksigen dari alam, bahkan sulit menemukan hutan alami. Indonesia kaya akan hal tersebut, dan sudah harusnya kita jaga dan lestarikan," jelasnya.

Di saat yang bersamaan, pemenang Sarasehan Kalpataru, Oday Kodariyah menuturkan, perjuangannya bertahan hidup dan selamat dari ancaman mematikan penyakit kanker setelah mengonsumsi beraneka ragam tumbuhan yang dianjurkan banyak orang.

Wanita 64 tahun ini berhasil sembuh dari penyakit kanker serviks yang sangat mematikan dengan obat herbal. "Saya bersama empat saudara saya terkena penyakit kanker tapi berbeda-beda dalam satu dekade. Keempat saudara saya tidak bisa diselamatkan, hanya saya saja yang bertahan," ucapnya.

Sementara itu, gerakan Jaga Bhumi tahun ini mengusung slogan "Kembalikan Kejayaan Alam Indonesia". Ketua I YKRI, Michael Sumarijanto menuturkan, YKRI berniat untuk terus mempromosikan kepada masyarakat luas mengenai manfaat tumbuhan dan keberadaan Kebun Raya.

"Kebun Raya memiliki sangat banyak potensi yang baik bagi pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia," tuturnya.

Gerakan Jaga Bhumi kali pertama kali tercetuskan pada 2017 untuk periode 2017-2018 dan menghasilkan Kebun Raya Mangrove pertama di dunia yang berlokasi di Pantai Timur Surabaya.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6794 seconds (0.1#10.140)