Pemuka Agama Turut Andil dalam Meledaknya Nussa di Dunia Maya
A
A
A
JAKARTA - Kreator film web series animasi "Nussa", The Little Giantz tidak pernah menduga jika film animasi Islami garapannya itu meledak di jagat maya. Sejak kali pertama menayangkan seri perdana pada 20 November lalu atau bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad, Nussa telah disaksikan jutaan penonton di YouTube.
Channel YouTube Nussa Official pun langsung dibanjiri subscriber (pelanggan). Bukan hanya itu, Instagram @nusaofficial juga mendapatkan ratusan ribu followers (pengikut). Nussa pun seperti menjadi jawaban atas kekhawatiran para orang tua terhadap tontonan buah hati mereka, yang kebanyakan tidak mendidik.
Seri perdana Nussa yang berjudul "Nussa: Tidur Sendiri, Gak Takut!" dalam dua hari sejak dirilis sudah disaksikan lebih dari 1 juta penonton. Hal ini pun membawa film tersebut menjadi "Trending" di situs berbagi video YouTube.
"Nussa berhasil menjadi viral itu sebagai bonus bagi kami. Yang penting berkarya itu harus sungguh-sungguh," ucap CEO The Little Giantz, Aditya Triantoro mengenai tingginya pencapaian Nussa di awal tayangnya kepada SINDOnews beberapa hari lalu di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan.
Kesuksesan Nussa menjadi trending di YouTube ini, seperti diakui COO The Little Giantz, Ricky Manoppo tidak terlepas dari peran sosial media. Dia juga tidak menafikan peran sejumlah pemuka agama atau ustadz yang turut membantu mempromosikan, seperti Ustadz Felix Siauw maupun Ustadz Abdul Somad.
The Little Giantz sendiri juga memberikan tempat kepada para ulama dalam menggarap Nussa. "Ustadz, semacam konsultan bagi kami. Kontennya tentang agama, jadi kami konsultasi ke ustadz. Kurang lebih ustadz ini sebagai supervisor atau pengawas," ucap Ricky.
Untuk diketahui, Nussa merupakan film animasi yang memberikan ajaran moral, terutama yang Islami kepada anak-anak. Menurut Ricky, dua karakter utama Nussa dan Rarra ini lahir dari kecemasan keluarga muda yang merasa animasi buat anak-anak yang ada sekarang jarang menawarkan kebaikan, apalagi menawarkan kebaikan Islam.
Ricky menambahkan bahwa anak-anak justru diajarkan mengenai tokoh pahlawan atau jagoan fiktif yang cenderung pada kekerasan, bahkan banyak sekali film anak-anak yang tidak layak tonton.
"Kita mencoba memberikan jawaban atau sedikit solusi akan kecemasan orangtua dari keluarga muda yang butuh 'ladang' buat anak-anaknya belajar banyak tentang kebaikan Islam, dan kami berusaha mengemas konten cerita yang relate dengan kehidupan sehari-hari dengan dibuat semenarik mungkin dibalut gambar animasi yang bisa memanjakan mata dan telinga," jelas Ricky.
Senada dengan Ricky, Aditya mengungkapkan bahwa pihaknya ingin menghadirkan tontonan yang tidak hanya menghibur, namun juga menyisipkan pesan moral yang Islami kepada anak-anak.
"Kita hadir untuk menyampaikan hal baik kepada semua penonton terutama anak-anak yang mulai kekurangan tayangan film berkualitas yang mendidik. Dan menyampaikan kebaikan kepada semua orang, makanya kita hadirkan sesuatu yang tidak hanya menghibur tapi memberikan nilai sosial dan Islami," terang Aditya.
Channel YouTube Nussa Official pun langsung dibanjiri subscriber (pelanggan). Bukan hanya itu, Instagram @nusaofficial juga mendapatkan ratusan ribu followers (pengikut). Nussa pun seperti menjadi jawaban atas kekhawatiran para orang tua terhadap tontonan buah hati mereka, yang kebanyakan tidak mendidik.
Seri perdana Nussa yang berjudul "Nussa: Tidur Sendiri, Gak Takut!" dalam dua hari sejak dirilis sudah disaksikan lebih dari 1 juta penonton. Hal ini pun membawa film tersebut menjadi "Trending" di situs berbagi video YouTube.
"Nussa berhasil menjadi viral itu sebagai bonus bagi kami. Yang penting berkarya itu harus sungguh-sungguh," ucap CEO The Little Giantz, Aditya Triantoro mengenai tingginya pencapaian Nussa di awal tayangnya kepada SINDOnews beberapa hari lalu di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan.
Kesuksesan Nussa menjadi trending di YouTube ini, seperti diakui COO The Little Giantz, Ricky Manoppo tidak terlepas dari peran sosial media. Dia juga tidak menafikan peran sejumlah pemuka agama atau ustadz yang turut membantu mempromosikan, seperti Ustadz Felix Siauw maupun Ustadz Abdul Somad.
The Little Giantz sendiri juga memberikan tempat kepada para ulama dalam menggarap Nussa. "Ustadz, semacam konsultan bagi kami. Kontennya tentang agama, jadi kami konsultasi ke ustadz. Kurang lebih ustadz ini sebagai supervisor atau pengawas," ucap Ricky.
Untuk diketahui, Nussa merupakan film animasi yang memberikan ajaran moral, terutama yang Islami kepada anak-anak. Menurut Ricky, dua karakter utama Nussa dan Rarra ini lahir dari kecemasan keluarga muda yang merasa animasi buat anak-anak yang ada sekarang jarang menawarkan kebaikan, apalagi menawarkan kebaikan Islam.
Ricky menambahkan bahwa anak-anak justru diajarkan mengenai tokoh pahlawan atau jagoan fiktif yang cenderung pada kekerasan, bahkan banyak sekali film anak-anak yang tidak layak tonton.
"Kita mencoba memberikan jawaban atau sedikit solusi akan kecemasan orangtua dari keluarga muda yang butuh 'ladang' buat anak-anaknya belajar banyak tentang kebaikan Islam, dan kami berusaha mengemas konten cerita yang relate dengan kehidupan sehari-hari dengan dibuat semenarik mungkin dibalut gambar animasi yang bisa memanjakan mata dan telinga," jelas Ricky.
Senada dengan Ricky, Aditya mengungkapkan bahwa pihaknya ingin menghadirkan tontonan yang tidak hanya menghibur, namun juga menyisipkan pesan moral yang Islami kepada anak-anak.
"Kita hadir untuk menyampaikan hal baik kepada semua penonton terutama anak-anak yang mulai kekurangan tayangan film berkualitas yang mendidik. Dan menyampaikan kebaikan kepada semua orang, makanya kita hadirkan sesuatu yang tidak hanya menghibur tapi memberikan nilai sosial dan Islami," terang Aditya.
(nug)