Waspada, Tidur Mendengkur Bisa Bikin Hati Wanita Cepat Rusak!

Jum'at, 07 Desember 2018 - 17:30 WIB
Waspada, Tidur Mendengkur...
Waspada, Tidur Mendengkur Bisa Bikin Hati Wanita Cepat Rusak!
A A A
JAKARTA - Waspada bagi para wanita yang kerap mendengkur saat tidur. Pasalnya, penelitian terbaru menyebutkan bahwa ancaman mendengkur lebih besar terjadi pada wanita dibandingkan pria.

Hati wanita yang mendengkur lebih cepat rusak dibandingkan pria yang mendengkur saat tidur malam. Peneliti mengevaluasi hampir 4.500 orang dewasa di Inggris yang menjalani pencitraan jantung dan menemukan bahwa obstructive sleep apnea (OSA) mungkin sangat kurang terdiagnosis di antara para pendengkur.

Temuan ini mengejutkan penulis penelitian, Dr. Adrian Curta yang mengepalai pencitraan jantung di Munich University Hospital di Jerman.

"Kejutan lebih lanjut adalah manifestasi yang berbeda dari penyakit menurut jenis kelamin. Wanita menunjukkan perubahan yang berbeda dalam tindakan jantung. Alasan yang mungkin untuk hal ini adalah wanita dengan OSA lebih rentan terhadap perubahan jantung," ujar Curta seperti dilansir dari WebMD.

Mendengkur keras merupakan ciri dari sleep apnea obstruktif yang mempengaruhi antara 3% dan 7% orang dewasa di Amerika Serikat (AS), menurut Institut Kesehatan Nasional AS. Kondisi ini umumnya juga ditandai dengan periode singkat di mana napas berhenti dan sering diikuti dengan terengah-engah.

Sleep apnea juga diakui sebagai penyumbang kondisi kesehatan yang serius, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan metabolisme gula darah yang buruk. Perawatan sleep apnea tergantung pada penyebabnya. Perawatan termasuk operasi untuk membuka saluran udara bagian atas yang menyempit atau menggunakan mesin CPAP (continuous positive airway pressure) saat tidur.

Curta dan rekan-rekannya mengevaluasi data dari Inggris Biobank, yang mengikuti kesehatan dan kesejahteraan dari 500.000 relawan. Para peneliti melihat data dari hampir 4.500 peserta yang menjalani pencitraan jantung. Relawan studi ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sebanyak 38 dengan sleep apnea obstruktif, 1.919 yang melaporkan mendengkur dan 2.536 tanpa OSA atau mendengkur. Pada pria dan wanita, mereka yang mengalami sleep apnea dan mendengkur cenderung memiliki ventrikel kiri yang lebih besar dari jantung.

"Yang berarti dindingnya membesar dan jantung bekerja lebih keras untuk memompa," kata Curta.

Tapi ketika kelompok mendengkur dibandingkan dengan kelompok yang tidak terkena, perbedaan yang lebih signifikan ditemukan pada ukuran ventrikel kiri di antara wanita dibandingkan dengan pria. Perubahan jantung pada pendengkur yang dilaporkan sendiri ini menunjukkan gangguan jantung sebelumnya pada wanita dan bisa menunjukkan gangguan tidur yang tidak terdiagnosis.

Temuan menunjukkan transisi dari mendengkur ke sleep apnea obstruktif adalah proses yang berkembang terkait dengan pembesaran ventrikel kiri. Tapi penelitian tidak membuktikan bahwa sleep apnea menyebabkan perubahan jantung, hanya ada hubungan antara keduanya.

Curta mencatat bahwa para peneliti masih belum yakin mengapa mendengkur akan merombak hati wanita lebih cepat daripada pria. Mereka yang berhenti bernafas saat tidur harus menjalani studi tidur untuk menentukan seberapa canggih sleep apnea mereka dan perawatan yang tepat.

"Implikasi klinis yang paling penting adalah bahwa kita perlu pencegahan yang lebih baik untuk OSA, seperti program informasi yang lebih luas. Individu dengan dengkur harus meminta seseorang untuk mengamati mereka saat tidur jika mereka menunjukkan periode penghentian pernapasan," ungkap Curta.

Sementara, Dr Tetyana Kendzerska, dokter tidur di Ottawa Hospital Sleep Center di Kanada yang tidak terlibat dalam penelitian ini menjelaskan bahwa obesitas merupakan salah satu penyebab mendengkur dan sleep apnea. Karena itu Kendzerska menyarankan mereka yang mendengkur atau sleep apnea untuk menurunkan berat badan.

"Kami tahu bahwa pria dan wanita melaporkan gejala yang berbeda untuk OSA, dan sebagai hasilnya, sleep apnea obstruktif serius tidak dilaporkan dan kurang didiagnosis pada wanita. Mengingat bahwa risiko kardiovaskular potensial yang terkait dengan sleep apnea mungkin lebih besar pada wanita dibandingkan pada pria, pertama kita perlu mengidentifikasi wanita dengan sleep apnea dengan meningkatkan kesadaran di antara para profesional perawatan kesehatan," jelas Kendzerska.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0701 seconds (0.1#10.140)