Sasya Tranggono Sebut Dirinya sebagai Pelukis Pemberontak

Minggu, 16 Desember 2018 - 04:17 WIB
Sasya Tranggono Sebut Dirinya sebagai Pelukis Pemberontak
Sasya Tranggono Sebut Dirinya sebagai Pelukis Pemberontak
A A A
JAKARTA - Dalam berkarya, pelukis wanita Indonesia, Sasya Tranggono membagi karyanya ke dalam tiga fase. Pertama secara sederhana adalah fase wayang karena pada tahap itu obyek lukisannya sosok wayang golek.

Selanjutnya, yang kedua dan ketiga adalah fase bunga, karena dia mengeksplorasi berbagai jenis bunga, dan diikuti fase kupu-kupu, yang baginya merupakan pembaharuan budi yang terjadi dalam kehidupan manusia.

Pada setiap lukisannya, Sasya tidak hanya menumpahkan ragam cat air dan pastel, dirinya pun mencampurkan berbagai pernak-pernik seperti manik-manik, hiasan batu koral, kerang, turquis, dan juga gliter warna-warni yang membuat karyanya terlihat mewah dan elegan.

Terbukti, beberapa karyanya telah menjadi koleksi orang-orang penting dunia, salah satunya adalah mantan Presiden Filipina, Corazon Aquino.

"Saya adalah seorang pemberontak. Saya tidak mau seperti seniman lain, melukis tentang kehidupan yang runyam dan berliku. Saya tidak mau seperti itu, toh hidup ini sudah sulit, jadi saya ingin menggambar kehidupan yang indah-indah saja. Bahkan saya tidak peduli, saat saya dijuluki sebagai seniman sosialita karena karya-karya saya yang selalu terlihat indah," jelas Sasya kepada SINDO saat ditemui sebelum peluncuran buku biografinya "Faith The Art of Sasya Tranggono" di Jakarta, belum lama ini.

Di kesempatan yang sama, Sasya juga memberikan pandangannya terkait perkembangan seni rupa di Indonesia dan peluang perupa perempuan untuk berkarya. Dia berpendapat, perkembangan seni di Indonesia sudah cukup baik terbukti dengan berdirinya museum pribadi seperti Museum MACAN (Modern and Contemporary Art in Nusantara), Akili dan masih banyak lagi.

Kemudian juga banyaknya event seperti Venice Bienalle, Art Bazaar dan lain-lain. Peluang perupa Indonesia sebenarnya juga cukup besar tetapi banyak yang masih terkendala dengan domestic affairs, tugas perempuan sebagai istri, ibu, serta urusan dan pekerjaan rumah tangga.

"Peluang perupa Indonesia sebenarnya juga cukup besar tetapi terkendala dengan domestic affairs, meski semua bisa dilakukan perempuan. Saya bisa membesarkan anak sambil berkarya. Usai menjadi ibu dan menemani anak belajar sampai terlelap, barulah saya kembali mulai berkarya di atas jam 10 malam. Hal ini rutin saya lakukan, dan saya bisa," papar Sasya.

Sasya Tranggono merupakan lulusan Teknik Industri Syracuse University di New York, AS dan menyandang gelar Master of Business Administration (MBA) dari Rotterdam School of Management di Erasmus Universiteit, Belanda. Kini dia hampir memasuki 30 tahun berkarier sebagi pelukis profesional. Dia kali pertama kali menggelar pameran tunggal berjudul Focus 99 pada 1999 di Cipta Merkurius Gallery, Jakarta.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7468 seconds (0.1#10.140)