Penyakit Sumbing Masih Hantui Keluarga Indonesia

Kamis, 20 Desember 2018 - 15:05 WIB
Penyakit Sumbing Masih Hantui Keluarga Indonesia
Penyakit Sumbing Masih Hantui Keluarga Indonesia
A A A
JAKARTA - Penyakit sumbing masih memerlukan perhatian dari semua stakeholder kesehatan. Ini dikarenakan tingginya angka prevelensi penyakit tersebut terhadap kelahiran bayi.

“Berdasarkan data yang ada angka kejadiannya mencapai 1:700 kehamilan atau kelahiran,” kata dr Budiman, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Indonesia, seusai mengikuti perayaan 75.000 Smiles in Indonesia yang diadakan lembaga nirlaba, Smile Train di BSD, Tangerang Selatan, Banten, baru-baru ini.

Penyebab penyakit ini tidak dapat diketahui secara pasti. Namun salah satu pemicunya adalah malnutrisi dan faktor keturunan. “Tidak diketahui pasti apa penyebabnya. Yang jelas ada gangguan ketika masa pertumbuhan organ-organ tubuh di dalam kandungan, periodenya sekitar 12 minggu setelah pembuahan,” tutur Budiman.

Dokter spesialis bedah plastik ini menambahkan, penyebab malnutrisi adalah bayi kekurangan zat tertentu semisalnya vitamin atau mineral seng. “Ini menggangu pertumbuhan. Bisa juga dengan faktor keturunan. Saat USG pada umur tertentu sudah bisa dilihat apakah menderita penyakit sumbing atau tidak,” katanya.

Budiman pun meminta para ibu yang mengandung untuk mau memaksakan diri memakan makanan dengan gizi cukup agar bayinya bisa tumbuh normal. “Ada yang bilang karena ngidam engga bisa makan. Ini jangan jadi alasan untuk tidak makan yang cukup, kasihan bayinya. Calon ibu makan itu bukan hanya untuk dia, tapi bayinya juga,” ungkapnya.
Penyakit Sumbing Masih Hantui Keluarga Indonesia

Sementara itu, Smile Train, organisasi sumbing terdepan di dunia, mengklaim berhasil mengoperasi 75.000 pasien bibir dan lelangit sumbing selama beroperasi di Indonesia.

Keberhasilan ini tak lepas dari dorongan Smile Train memberdayakan para tenaga profesional medis lokal dengan pelatihan dan pendidikan. Sehingga mereka dapat memberikan operasi sumbing gratis dan perawatan bibir dan lelangit sumbing yang komprehensif untuk anak-anak.

Smile Train telah aktif mendukung program di Indonesia sejak 2002 dan telah mengembangkan kemitraan di 85 rumah sakit lokal. “Kami bangga untuk mencapai tonggak besar di Indonesia. Kekuatan kemitraan lokal Smile Train di seluruh Indonesia telah membuat 75.000 operasi menjadi mungkin,” kata Kimmy Coseteng-Flaviano, Direktur untuk Smile Train Area Asia Tenggara.

Sebagai bagian dari perayaan keberhasilan bersejarah ini, Presiden dan CEO Smile Train, Susannah Schaefer dan staf lokal Smile Train berkolaborasi dengan TNI AD pada pertengahan - 15 Desember di Ambarawa, Jawa Tengah untuk program baksos merayakan ulang tahun TNI AD ke-73.

Dikatakannya, TNI AD bersama Asosiasi Ahli Bedah Rekonstruksi dan Estetika Indonesia (PERAPI / InaPRAS), penggagas kolaborasi ini, telah menjadi mitra Smile Train sejak 2015. Mereka membantu menemukan pasien bibir dan lelangit sumbing di daerah yang lebih terpencil di Indonesia, sehingga memungkinkan Smile Train mendukung lebih dari 10.000 operasi sumbing.

“Kemitraan ini sangat sukses hingga saat ini karena TNI mewakili masyarakat seluruh Indonesia dan sangat dihormati oleh orang Indonesia,” kata Kimmy.

Ketika melihat seseorang dengan sumbing, lanjut dia, mereka akan langsung menghubungkan penderita dengan mitra Smile Train terdekat. Bahkan seringkali menyediakan transportasi dan makanan jika mereka harus melakukan perjalanan jarak jauh.

Pada perayaan tersebut, Wakil Asisten Teritorial KSAD, Brigjen TNI Gatut Setyo Utomo, mengatakan, TNI AD sudah sejak 2008, terutama RSPAD, melakukan kerja sama dengan Smile Train. Lalu kembali digiatkan lagi di 2015 dengan mencari pasien dari seluruh pelosok Tanah Air.

“Smile Train membantu pendanaan, TNI mengajak pasien untuk hadir. Daerah paling banyak lebih kepada di luar Jawa karena secara akomodasi banyak kendala. Mereka harus dijemput ke rumah sakit,” ucapnya.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5723 seconds (0.1#10.140)