Obesitas atau Tidak, Lemak Perut Berisiko Stroke dan Serangan Jantung

Sabtu, 22 Desember 2018 - 17:12 WIB
Obesitas atau Tidak, Lemak Perut Berisiko Stroke dan Serangan Jantung
Obesitas atau Tidak, Lemak Perut Berisiko Stroke dan Serangan Jantung
A A A
JAKARTA - Berbicara tentang distribusi lemak yang abnormal dalam tubuh, seperti dalam kasus lemak perut, studi menyatakan bahwa lemak perut adalah buruk bagi jantung, bahkan pada orang yang tidak kelebihan berat badan atau obesitas.

Survei European Society of Cardiology (ESC) EUROASPIRE V di World Congress of Cardiology & Cardiovascular Health di Dubai baru-baru ini memaparkan lemak berlebih di tubuh menjadi salah satu risiko yang terkait dengan kesehatan.

Sekitar dua pertiga dari semua orang berisiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke karena memiliki lemak perut berlebih. Penelitian ini dilakukan pada 2017-2018 di 78 praktik umum di 16 negara, terutama Eropa.

Para peserta diidentifikasi secara retrospektif menggunakan catatan medis dan di undang wawancara dan pemeriksaan klinis. Pertanyaan-pertanyaan diajukan tentang kebiasaan gaya hidup mereka seperti merokok, diet, aktivitas fisik, tekanan darah, lipid, dan diabetes.

Pengukuran termasuk tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, tekanan darah, kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL), dan kadar gula darah.

“Sebanyak 2.759 peserta diwawancarai dan diperiksa menggunakan metode dan instrumen standar. Hampir dua pertiga (64%) mengalami obesitas sentral (lingkar pinggang 88 cm atau lebih besar untuk wanita dan 102 cm atau lebih tinggi untuk pria). Sekitar 37% kelebihan berat badan (indeks massa tubuh [BMI] 25 hingga 29,9 kg / m2) dan 44% mengalami obesitas (BMI 30kg / m2or di atas). Hampir satu dari lima peserta (18%) adalah perokok dan hanya 36% mencapai tingkat aktivitas fisik yang direkomendasikan setidaknya 30 menit, lima kali per minggu, ”kata Kornelia Kotseva, ketua Komite Pengarah EUROASPIRE dan rekan penulis studi.

"Survei menunjukkan bahwa proporsi besar individu yang berisiko tinggi terhadap penyakit kardiovaskular memiliki kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat dan tekanan darah yang tidak terkontrol, lipid dan diabetes," tambahnya.

Data itu memperjelas bahwa lebih banyak upaya harus dilakukan untuk meningkatkan pencegahan kardiovaskular pada orang yang berisiko tinggi terhadap penyakit kardiovaskular. Analisis menyoroti kebutuhan untuk sistem perawatan kesehatan untuk berinvestasi dalam pencegahan.

Sementara, berbicara tentang distribusi lemak yang abnormal dalam tubuh, seperti dalam kasus lemak perut, studi ini menyatakan, “Lemak perut ini buruk untuk jantung, bahkan pada orang yang tidak kelebihan berat badan atau obesitas.”
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5008 seconds (0.1#10.140)