Nikmatnya Makanan Khas Indonesia

Minggu, 06 Januari 2019 - 09:56 WIB
Nikmatnya Makanan Khas...
Nikmatnya Makanan Khas Indonesia
A A A
JAKARTA - Makanan khas Indonesia sudah banyak yang dikenal masyarakat dunia. Beberapa dari makanan khas tersebut sengaja diperkenalkan kepada dunia.

Demikian pula dengan kopi. Kopi giling lokal menjadi tren bagi masyarakat sehingga mengangkat industri kopi olahan di Indonesia. Bekraf mendorong dan meningkatkan komoditi kopi lokal bukan sekadar komoditi tapi gaya hidup bagi pecinta kopi. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) saat ini giat mempromosikan kopi dan soto Indonesia ke pasar luar negeri.

Abdur Rohim Boy Berawi, Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan Bekraf mengatakan, Bekraf sudah memperkenalkan Soto ke ajang pameran di New York, Korea, dan Jerman bekerjasama dengan Diaspora Indonesia.

Ada 75 varian Soto yang ada di tanah air dan itu terus berkembang. Berbeda dari pemerintah, bagi President Association of Culinary Professionals Indonesia, Chef Stefu Santoso Soto masih sulit dibawa ke dunia. Menjadi makanan favorit masyarakat lokal namun belum tentu bisa hingga mancanegara.

“Karena menurut saya untuk dibawa promo keluar negeri bahan-bahannya agak sulit di dapat,” ungkap Stefu. Baginya memang sulit menentukan masakan daerah mana yang diprediksi akan menjadi tren di tahun 2019. Namun bagi Stefu makanan klasik dan street food Indonesia yang akan tetap eksis.

Karena masalah harga yanh terjangkau dan sumber bahan baku mudah didapat. “Rice bowl dengan makanan Indonesia akan cukup diminati untuk makanan klasik seperti nasi goreng akan selalu diminati,” ucapnya.

Dengan kecanggihan teknologi ditambah kegemaran masyarakat untuk mengeksplor tempat baru dan dibagikan melalui media sosial. Akan banyak tempat kuliner di Indonesia sekalipun di tempat terpencil akan ramai dikunjungi.

“Bukan cuma makanannya saja tapi terkadang yang diekspor juga bahan-bahan dari berbagai daerah di Indonesia seperti Lada Bangka atau andaliman. Ada kecenderungan orang untuk mengembangkan bahan-bahan dari kuliner daerah tersebut,” ujar Chef Stefu.

Pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar menata kotanya terlebih dahulu agar lebih bersih. Sebab menurutnya, kota yang bersih itu membuat orang menjadi ingin mengunjungi kota tersebut setelah mengunjungi kota tentu akan ingin mencoba kuliner dan tidak segan-segan untuk makan ke wisata kuliner di pinggir jalan.

“Menjadi daya tarik jika kuliner tersebut dikemas dengan sebaik-baiknya menjaga cita rasa dan kebersihan serta tempatnya yang nyaman,” ungkapnya. Lain lagi bagi praktisi kuliner Arie Parikesit, sate menjadi makanan khas Indonesia yang akan selalu digemari bagi masyarakat lokal maupun mancanegara.

Kalau untuk diperkenalkan di dunia harus punya daya tarik untuk ditampilkan. “Bukan cuma sekadar makanan namun ada atraksi. Sate bagi orang Asia lain apalagi Eropa sungguh unik. Aktivitas membakar sate di atas arang sambil dikipas kipas sampai keluar aroma daging sangat unik,” ujar pemilik tur kuliner Kelana Rasa ini.

Tidak heran menurutnya, setiap pameran makanan khas Indonesia di luar negeri yang paling ramai adalah yang menyediakan sate. Asnawi Bahar ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengatakan sudah mulai banyak paket perjalanan yang khusus untuk kuliner.

Bahkan sudah banyak grup tur wisata kuliner di rumah warga. Meskipun jumlahnya belum terlalu banyak namun Asita memfasilitasi dengan memberi pengarahan untuk membuat tempat tersebut layak menjadi tempat wisata sungguhan.

“Tempatnya ditata agar bersih, makanannya juga diberi standar harga. Sekitar juga dibuka akses,” ujarnya. Tur wisata kuliner seperti itu memang belum banyak campur tangan pemerintah. Sebab, sifatnya yang sesuai permintaan sekelompok orang untuk berwisata kuliner.

Asnawi meyakinkan masih pihak swasta yang mengelola walaupun ada kaitannya juga dengan budaya daerah. Jika serius sebuah wilayah ingin dijadikan tempat wisata harus bisa memenuhi standar nyaman bagi wisatawan.

Arie Parikesit pendiri Kelana Rasa mengaku, di beberapa wilayah di Indonesia diringa bekerjasama dengan dinas pariwisata setempat untuk membawa peserta tur merasakan kebudayaan yang sangat kental. Seperti saat ke Halmahera Barat tepatnya di Jailolo.

Daerahnya sangat sederhana karena termasuk pelosok, begitu juga dengan penginapan yang apa adanya. Arie bercerita, makan di sana harus di rumah adat karena kalau di warungwarung tidak ada warga asli. Penjual semua warga pendatang.

Sehingga saat itu, Arie didorong bekerjasama dengan dinas setempat. “Kami diundang ke Orom Sasadu acara makan adat, makan di rumah adat, disambut ketua adat yang juga mereka menggunakan pakaian adat. sebelum makan ada petuah dan cara khusus saat makan,” cerita Arie.

Tur ke Jailolo memang perlu usaha lebih dipastikan harga paket wisatanya pun tidak murah. Dari segi transportasi pun sudah mahal, namun Arie mengatakan, masih ada saja beberapa orang yang sangat ingin merasakan makan adat di Jailolo. Wilayah Indonesia bagian timur memang punya sensasi sendiri.

Minat wisatawan sangat besar untuk ikut tur seperti ke Pulau Haruku di Ambon, Ternate, Jailolo meskipun medan yang berat dan tentu biaya perjalanan yang tidak sedikit. (Ananda Nararya)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0752 seconds (0.1#10.140)